Promise me

290 70 2
                                    

story by

lixeuhanav

— PROMISE ME —


Banyak orang yang percaya, bahwa Desember adalah bulan penuh keajaiban dan kehangatan, tapi kenapa Jeongin rasanya tidak pernah mendapat kehangatan?

Tak ada bedanya dari bulan-bulan sebelumnya, keluarganya masih saja mengacuhkan keberadaannya, disekolah juga tidak ada yang mau berteman, jadi.. dimana letak kehangatannya? oh mungkin hanya satu, kembaran Jeongin yang selama ini menjadi orang terdekatnya.

"Ma, hari ini Jeongin sarapan ya? Uang bulanan aku abis karena beli alat buat nugas" 
Hening.

Merasa perkataannya tidak dihiraukan oleh sang ibu, Jeongin kembali membuka suaranya, "Ma, aku sa--"

"JEAN, INI SARAPAN KAMU UDAH MAMA SIAPIN, AYO CEPET SINI" bukannya menjawab pertanyaan Jeongin, ibunya malah memanggil adik kembarnya yang masih bergelung dibalik selimut.

Helaan nafas berat keluar dari bibir semerah cherry milik Jeongin, bukan hanya sekali perkataannya dianggap angin lewat oleh keluarganya sendiri, bahkan sepertinya keberadaan Jeongin dirumah mewah itu saja tidak pernah dianggap.

"Yaudah, Jeongin berangkat dulu ya"
Dengan berat hati dan perut yang sedari pagi protes untuk minta diisi, Jeongin akhirnya memilih untuk berangkat ke sekolahnya.

❄❄❄

"Buka buku catatan kalian, tulis apa yang saya tulis di papan, kalo saya liat ada yang nulis, raport kalian F"

Walaupun mengantuk, mau tidak mau para siswa harus mengikuti perintah dari guru fisika yang terkenal dengan julukan "guru titisan setan" itu karena sifatnya yang tidak pernah berlaku lembut pada siswa.

TOK! TOK!

"Masuk!"

Seorang siswa laki-laki masuk ke dalam kelas, dari tatapannya, bisa dilihat bahwa anak itu memiliki sifat yang supel. Tapi sepertinya Jeongin tidak pernah lihat anak itu?

"Saya anak yang ikut pertukaran pelajar dari Seoul pak hehe"

Sang guru mengabaikan perkataan anak baru itu, dan masih saja menulis soal-soal latihan di papan tulis.

"Pak?"

"YAUDAH PERKENALAN DIRI!" 

Anak itu terlihat kaget karena bentakan guru fisika itu, namun dengan cepat ia menetralkan kembali wajahnya dan tersenyum tampan, "Halo semua, Hwang Hyunjin disini! Saya murid pertukaran pelajar selama 6 bulan ke depan, mohon bantuannya!" 

"Duduk"

Hyunjin mengusap tengkuknya canggung, "Dimana pak?"

"Ya cari tempat kosong! buta mata kamu?!" lagi-lagi guru itu menjawabnya dengan kasar.

"E-Eh ya enggak pak, mata saya masih jernih"

TAK!

Penggaris kayu yang daritadi dipegang oleh bapak guru itu, mendarat kencang di kening milik sang anak pertukaran pelajar, "Duduk disebelah Jeongin!"

Jeongin yang daritadi fokus mencatat soal latihan di papan langsung menatap bingung kearah depan, "Sebelah saya pak?"

"Ya iya! Ada nama Jeongin lain disini?!"

Lelaki tinggi itu berjalan cepat kearah bangku tujuannya, terlalu takut berada disebelah guru killer itu terlalu lama.

"Hai!"

[ii] Erster SchneeWhere stories live. Discover now