Snowdrop

418 97 9
                                    

story by

sundishes

— SNOW DROP —

Sam tidak tahu kapan pertama kali jantungnya mulai berdetak kencang ketika Joshua berada di sekitarnya. Rasanya agak menyebalkan,

dan juga canggung. Bagaimanapun ia harus bersikap profesional sebagai rekam setim, dan detakan itu mengganggu konsentrasinya.

Tapi entahlah, disisi lain Sam tidak terlalu mempermasalahkannya.

Karena bagi Sam, semua hal yang menyangkut Joshua akan selalu menjadi favoritnya.

Rambut biru dongkernya,

kilau matanya,

senyumnya,

bahkan eksistensinya di tengah panggung, memegang mic dengan erat, melafalkan setiap nada dan kata dengan fasih, sebagai vokalis yang selalu berhasil alihkan sang bassist dari beratus ratus orang penonton di depan sana, ia jatuh cinta.

Ok, mungkin itu terdengar berlebihan, bahkan Sam pun diam diam merasa geli dengan dirinya sendiri.

Ia pernah menyukainya orang lain sebelumnya, sungguh. Tapi kali ini jauh berbeda, bukan sebatas rasa kagum ataupun penasaran,

hanya ada kehangatan.

Rasanya seperti jatuh untuk pertama kalinya.

Bersama Joshua, Sam sadar kalau jatuh cinta bisa senyaman dan sesederhana itu.

❄❄❄

"Lo demen Joshua ya?"

"Hah?" Sam hampir saja membanting bass kesayangannya karena ucapan tiba tiba dari gitaris bandnya itu.

"Lo demen si bocil?"

"Hah...hahhaha...ngomong apa sih lo?" Jian mengangkat sebelah alisnya saat menangkap gerak gerik Sam yang menurutnya mencurigakan.

"Jangan kira gue gk denger lo suka miss pas manggung ya. Ngeliatin Joshua kan?"

"Enggak? Gue cuma kepikiran...tugas kuliah? Iya tugas kuliah. Lo apaan sih Ji tiba tiba nanya kaya gitu?"

Sam bisa merasakan lehernya merinding seiring dengan tatapan Jian yang menajam.

"Terus kalo kepikiran tugas kuliah napa pandangan lo ke tengah panggung mulu?"

"Itu..."

"Udah ngaku aja, lagian kenapa sih? Cuma ada gue loh disini?"

Sam menghela nafas kasar, kalau begini caranya ia terpaksa harus mengaku, "emang keletan banget?"

"Banget bego"

"Maaf, gue bakal lebih fokus.." Astaga, padahal bukan itu maksudnya menegur Sam. 

"Bukan itu dumbass. Lo kalo demen ya bilang lah"

"Gk segampang itu, Ji." Sam duduk di atas speaker sambil memangku bassnya dengan kepala tertunduk. Melihat itu Jian jadi tidak tega dan melunakkan wajahnya.

"Gue ngerti kok, Sam. Gue juga awalnya gitu"

"Tapi lo sama Bang Cal kan jadi Ji. Gue sama si bocil belom tentu bisa..."

"Kok lo letoy banget sih? Kaya sayur bayem yang dimasak Kak Chris? Cih ini nih yang katanya bassist kebanggaan kita semua. Cupu."

Sam mengetuk bassnya dengan jari. Saat pandangannya terkunci pada salju yang turun dengan cukup deras di luar sana, ia diam diam tersenyum tipis.

[ii] Erster SchneeWhere stories live. Discover now