Daydream

651 127 18
                                    

sotry by

Schorpy

— D A Y D R E A M —

Hyunjin memasukkan sebelah tangan ke dalam mantel tebal panjang yang membalut tubuh tinggi tersebut. Dinginnya suasana natal entah kenapa terasa hangat bagi sebagian besar masyarakat. Libur dari sekolah atau pekerjaan rutin tentu merupakan hal yang dinantikan oleh orang orang, berkumpul bersama keluarga atau sang terkasih sembari berbincang juga menikmati coklat panas terdengar begitu menyenangkan.

Namun tak ayal, tentu ada beberapa sosok yang justru tenggelam dalam hawa dingin di musim ini, membiarkan angin berhembus sampai melingkupi hati kemudian membekukan setiap rasa yang ada.

Dan Hwang Hyunjin, adalah salah satu dari kumpulan tersebut.

Dengan se-bucket bunga hyacinth putih berpadu ungu di dalam genggaman terbalut sarung tangan hitam miliknya, Hyunjin memandang lurus ke depan, membawa tungkai kokohnya menyusuri jalanan bersalju di tahun ini.

Dengan se-bucket bunga hyacinth putih berpadu ungu di dalam genggaman terbalut sarung tangan hitam miliknya, Hyunjin memandang lurus ke depan, membawa tungkai kokohnya menyusuri jalanan bersalju di tahun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Embun putih tipis terlihat setiap kali ia menghela nafas, Hyunjin bawa tangan untuk menaikkan syal yang melilit di leher, mencoba memudarkan rona kebiruan yang mulai menghiasi permukaan bibir tebalnya.

Sungguh, sangat sedikit yang memilih untuk bepergian di hari natal seperti ini. Jikapun ada, mungkin mereka hanya sekedar membeli hadiah atau menghabiskan waktu di dalam cafe dengan penghangat dan juga makanan makanan manis.

Hyunjin tak memiliki satupun dari tujuan tersebut. Tempat yang ia datangi justru sedikit annoying.

Langkah tersebut terhenti begitu raganya telah menjejaki sisi perempatan di tengah kota, terletak dekat dengan taman berisi satu pohon natal besar dengan lampu lampu dan hiasan indah di sekitar.

Hyunjin ulas senyum tipis, edarkan pandangan sembari mengingat momen yang terjadi tiga tahun lalu.

Lalu lintas tak sepadat biasa, membuat Hyunjin menjadi lebih berani untuk berdiri di sisi jalan. Tolong jangan berpikir hal aneh, pemuda tampan itu masih harus melanjutkan hidup demi memenuhi permintaan sang terkasih.

Tubuh kokoh itu ia bawa untuk berjongkok, sibuk mengelus permukaan aspal tertutup salju layaknya orang bodoh. Abaikan tatapan beberapa orang yang lewat, Hyunjin letakkan bucket bunga tadi di atas sana.

Senyum simpul kembali terulas, bukan tanpa alasan ia melawan skenario alam yang seolah menyuruhnya untuk tetap diam di rumah sembari duduk di samping tungku perapian, Hyunjin melakukan ini semua karena ingin memperingati kematian seseorang.

“Kau datang lagi?”

Netra yang semula fokus menunduk sembari menelisik tempat kecelakaan kekasihnya dulu, kini bergulir pergi, berganti objek dalam hitungan detik.

[ii] Erster SchneeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang