15. Hormat Sang Merah Putih 💤

5.2K 610 232
                                    

Makasih banyak yang udah komentar di part2 sebelumnya. Aku terhibur banget sumpah dan semakin semangat nulisnya. Maaf ya, komentarnya gak bisa aku balas satu2, tapi semua kubaca kok ❤❤
Oh iya, mumpung part berikutnya udah aku ketik pas tengah malam kemarin, bantu tembusin 70 komen biar double up ya 🤣

💤💤💤

Kenny sayang Misya sebagai pacar, tapi Kenny juga sayang Angel sebagai adik kelas. Tingkah Kenny selalu membuat Misya pikir bahwa prioritas Kenny ada di Angel, seperti pagi ini ....

Kenken 💤

Sya, pagi ini lo ke sekolah sendiri ya. 

Kenapa?

Gue harus berangkat bareng Angel. Dia kesiangan. Gue nungguin dia jadi nggak sempet datang jemput lo.

Y

Misya menyimpan ponsel ke dalam saku roknya, kemudian menghentakkan kaki, kesal.

See?

Omongan cowok itu susah dipercaya. Baru saja semalam Misya maafin Kenny karena Kenny akan mengajak Misya main ke rumahnya setelah PAS, tapi pagi ini Misya langsung dianggurkan lagi demi seorang Angel. Jadi kapan ya prioritas Kenny ada di Misya?

Misya menghela napas kasar. Ia menunggu angkot di pinggir jalan, akan tetapi sudah sepuluh menit angkot tak kunjung datang. Misya berjalan ke arah sekolahnya sembari menunggu angkot lewat demi menghemat waktu. Dua puluh menit lagi bel akan berbunyi. Gawat! Bisa-bisa jadinya Misya yang telat pagi ini.

Misya mulai berjalan agak cepat. Pagi ini ia lagi malas dihukum. Misya ingin sampai ke sekolah tepat waktu, nge-Wattpad di kelas untuk menghibur diri.

Setelah jalan berapa lama, seragam putih yang dipakai Misya mulai mencetak keringat. Misya berhenti sejenak untuk meminum air. Misya mengedarkan pandangan ke sekitar, siapa tahu ada angkot yang lewat.

Pandangan Misya berhenti di ujung sana. Ada sepasang pasutri tengah mengandeng seorang anak perempuan yang mungil. Misya tersenyum kecil. Otaknya travelling sendiri untuk berandai. Misya membayangkan anak perempuan itu adalah dirinya sendiri. Rasanya pasti sangat bahagia punya orang tua yang lengkap.

Sayang ... nasib sudah menjadi bubur. Hal seperti itu tidak akan terjadi di dalam hidupnya.

Misya tidak punya papa sejak kecil. Misya dibesarkan oleh Tasya. Itu pun Tasya jarang menggandengnya di jalan. Misya selalu sendiri, sendiri, dan sendiri hingga Kenny muncul di kehidupannya barulah ia tidak merasa kesepian.

Sebetulnya Misya tidak mengerti kenapa mamanya begitu benci sama papanya. Yang Misya tahu, sejak usianya dua tahun, Tasya dan papanya cerai. Hanya itu yang Misya tahu. Tasya tidak pernah mengungkit soal papanya, Misya pun tidak pernah bertanya. Bahkan, Misya juga tidak tahu wajah papanya seperti apa.

Misya kembali menghela napas. Angkot tak kunjung juga lewat. Misya jalan kaki hingga sampai ke sekolah.

💤💤💤

Bagus! Misya telat lima menit, akibatnya dihukum Bu Ceci. Ia diharuskan memberi hormat kepada tiang bendera selama tiga puluh menit oleh Bu Ceci. Misya menjalankan hukuman bersama beberapa murid yang telat.

After Being Happy, Then? [TERBIT]Where stories live. Discover now