-39- [ Kesempatan ]

517 63 21
                                    

"bagaimana kabar Eunha? kau masih bersamanya?"

Sinb hanya terdiam. ia menunduk lalu tersenyum tipis.

"aku sudah tidak bersamanya" ucap Sinb.

"m-mian...tapi kalau aku boleh tau sejak kapan? "

"aku putus dengannya sebelum aku putus denganmu" ucap Sinb.

jadi saat kita berpisah....? katanya dia lebih memilih eunha, tapi kenapa ia bahkan putus dengan Eunha sebelum kami putus? -batin Sowon.

Setelah itu Sinb jadi lebih banyak diam. tak lama mereka pun sampai, Sinb segera turun terlebih dahulu dan meninggalkan Sowon tanpa mengucapkan apapun.

apa dia marah? -batin Sowon.

mereka pun menjalankan aktivitas seperti biasa, hanya bedanya kali ini Sinb lebih diam. ia hanya perbicara seperlunya.

begitu jam latihan selesai Sinb langsung pergi meninggalkan ruangan, tidak seperti biasanya yang selalu menunggu Sowon dan berbincang-bincang dengan banyak orang.

Sowon pun merasa tidak enak, ia pun pergi dan mencoba mencari Sinb. setelah beberapa menit memutari gedung, akhirnya Sowon pun menemukan keberadaan Sinb.

Sinb berada di sebuah lorong, lorong itu berada di sisi pinggir gedung sehingga pemandangan disampingnya bukan tembok melainkan kaca besar dengan pemandangan kota.

"Sinb-ya" panggil Sowon.

"eo? Sowon eonnie? ini sudah sore, kau tidak pulang? " tanya Sinb.

"kau sendiri? kenapa masih disini"

"aku ingin melihat sunset dari sini" ucap Sinb lalu kembali diam dan menatap pemandangan di depannya.

"Sinb maaf soal tadi" ucap Sowon tiba-tiba.

"soal apa?"

"yaa aku menanyakan soal hubunganmu dengan Eunha, itu pasti membuatmu sedihkan? " tanya Sowon ragu.

Sinb hanya tertawa pelan.

"Sowon eonnie kau masih berpacaran dengan Yuju eonnie?? " tanya Sinb.

"ah... itu.. "

"bagaimana dengan yerin eonnie? " tanya Sinb.

"aku.. "

"Sowon eonnie apapun yang kau lakukan, kau harus bahagia ya. kalau boleh aku beri saran, lebih baik pilih salah satu" ucap Sinb.

Sowon hanya terdiam.

"waktu itu kau pernah tanya padaku, apakah aku membencimu atau tidak... jawabannya tidak.. sama sekali tidak" ucap Sinb.

"kuharap kau tahu itu" lanjut Sinb tersenyum sendu dan hendak pergi.

Sowon menahan tangan Sinb, dan saat Sinb membalikkan badan ternyata mata Sowon sudah berkaca-kaca.

"Sinb... kenapa.. kenapa kau tidak membenciku" tanya Sowon dengan suara bergetar.

"aku tidak punya alasan untuk membencimu" ucap Sinb.

"Sowon eonnie... aku tahu mungkin ini akan terdengar tidak tahu diri..tapi jujur... aku masih menyukaimu eonnie"

"sampai sekarang, perasaanku masih sama, bahkan tidak pernah berubah" ucap Sinb.

"lalu kenapa?! kenapa kau malah menyuruhku bahagia bersama orang lain?!"

"ya masa aku berharap kau sedih"

"aku serius Sinb!! kau tidak marah? kau tidak kesal? kenapa kau malah membiarkanku?! apa itu yang dinamakan suka? itu yang namanya cinta? "

"aku kesal, aku juga marah, harapan ku hilang saat kau bilang kau berkencan dengan mereka. tapi aku bisa apa? kau bahagia bersama mereka, aku tidak mau mengambil kebahagiaan mu untuk yang kedua kali. setiap kali hatiku sakit, aku sangat marah, tapi setiap kali aku juga berpikir bahwa aku tidak berhak. aku tidak berhak marah, aku tidak berhak kesal. mereka bisa memberikanmu kebahagiaan, mereka bisa mengembalikan tawa mu disaat aku tidak bisa. yang dari dulu aku lakukan hanya menyakitimu, bagaimana bisa dengan egoisnya aku marah dan memaksamu untuk kembali bersamaku? aku bersyukur kau bahagia lagi, meski bukan bersamaku" ucap Sinb.

Connected [KSJ x HEB]Where stories live. Discover now