-55- [ Menyesal ]

414 60 38
                                    

Sinb berlari secepat mungkin ke sembarang arah. Sowon pun tentu mengikuti Sinb dari belakang. Sowon mengejar Sinb hingga akhirnya mereka berada di sebuah taman kota, taman yang kecil dengan beberapa tempat bermain anak-anak. disana Sinb sudah kelelahan, namun ia masih terus berusaha menghindar. ia kembali berlari lagi, hendak menyebrang jalan..

TINN! TINNN!

sebuah mobil melaju dengan cepat.

selangkah lagi Sinb berlari, maka ia akan langsung tertabrak, namun Sowon menariknya dengan sangat kuat, tepat pada waktunya.

Sowon menarik tangan Sinb dan langsung memeluk Sinb erat.

"yak bodoh! kau bisa mati!" ucap Sowon.

Sinb masih sangat terkejut. nafasnya menderu dengan sangat cepat dan bahkan ia tidak dapat berkata-kata.

Sowon menggenggam tangan Sinb dan membawanya ke salah satu tempat duduk disana. Sinb segera sadar dan melepaskan genggaman Sowon.

"aku.. aku harus pulang" ucap Sinb lalu hendak pergi.

Sowon menahan tangan Sinb.

"aku ingin kita memperjelas semuanya. aku sudah tidak tahan dengan hubungan kita yang seperti ini" ucap Sowon.

"Sinb-ya sekali lagi, dari lubuk hatiku yang paling dalam.. aku minta maaf. atas segala hal yang telah ku perbuat aku minta maaf. maaf karena marah padamu, maaf karena aku membentakmu dan mengucapkan kata-kata kasar padamu, aku benar-benar tidak bermaksud. maaf karena aku cemburu buta dan membuatmu malu, aku akui aku salah. maaf karena membuatmu menyesal menemuiku setelah 4 tahun itu. tidak bisakah kau memberiku kesempatan? aku ingin bersamamu Sinb, kumohon..." lanjut Sowon, air mata satu persatu berhasil lolos dan membasahi pipi Sowon.

"tidak! aku pikir kau sudah punya akal sehat, tapi ternyata aku salah. kalau begini, sepertinya memang harus aku lagi yang mengatakannya.... aku mau kita putus" ucap Sinb.

"aku tidak mau... aku tidak mau hubungan kita berakhir, sampai kapan pun aku tidak akan menyetujuinya!"

"Sowon eonnie! kumohon, aku sudah lelah, aku sudah lelah berjuang. sejak dulu memang salahku karena memaksakan perasaanku padamu, mungkin karena itu juga aku mendapatkan balasannya. aku berjuang dan hanya membuat kita sama-sama terluka. aku berjuang namun seringkali aku mempertanyakan apa yang sedang aku perjuangkan. aku sering ragu terhadap perasaanmu. aku tidak yakin kau mencintaiku sama seperti aku mencintaimu. bukankah kau juga ingin mengakhirinya, kau yang pertama bilang ingin mengakhiri hubungan ini, kau juga menyesal menemuiku eonnie, jadi sadarlah!" ucap Sinb.

"maaf karena aku sudah membawamu ke dalam jurang ini, seharusnya dari dulu kita tidak perlu bertemu. semua yang aku berikan padamu hanya luka, dan aku tidak mau lagi melakukannya" lanjutnya.

"Sinb-ya, aku.. aku sekalipun tidak pernah menyesal bertemu denganmu. aku cukup tersinggung dengan pernyataan mu barusan. kau meminta maaf karena sudah memberikan satu-satunya kebahagiaan dalam hidupku? Sinb-ya, sejak kau datang hidupku berubah, aku tahu apa yang namanya cinta, aku mengerti bagaimana rasanya bahagia" ucap Sowon.

"kau tahu titik hidup yang paling berat bagiku apa? apa hal yang jauh lebih berat dan gelap, saat-saat aku paling menderita bahkan jauh daripada dulu sebelum mengenalmu? itu adalah 4 tahun tanpa kehadiranmu. selama 4 tahun hidupku hancur berantakan, tapi kau hadir lagi... kau membantuku mengambil satu persatu kepingan-kepingan itu dan membangunnya untukku. duniaku yang tadinya sudah hancur berkeping-keping, kau satukan lagi Sinb... aku hanya ingin kau Sinb.. tidak ada yang lain"

"tapi aku sudah muak dan lelah berjuang sendirian. ini sangat melelahkan, berjuang tanpa tahu apa yang kau perjuangkan, apa kau tahu rasanya??" tanya Sinb.

Connected [KSJ x HEB]Where stories live. Discover now