"Aku suka kamu," ucap seorang gadis cantik berambut sebahu, rambutnya dicat coklat tua, senyuman manis melebihi gula, entah mata Afrian yang buta tak bisa melihat ada gadis manis yang sangat tulus mencintainya.
Nama gadis itu Reysa Ifada Aurelia sifatnya yang antagonis selalu di benci, alasan Afrian tidak menyukainya sebab dia telah menyakiti Mataharinya, anggap saja sekarang ia sedang balas dendam atas perilaku nya dulu.
"Gue gak sudi disukai sama cewek picik kaya elo hah!" Afrian menjambak rambut Reysa sangat keras ia pun merasakan sakit rasanya seperti kepalanya mau copot, tak biasanya Afrian bersikap kasar pada perempuan hanya saja gadis didepannya ini sudah sangat keterlaluan.
"Afrian dihati kamu masih ada Naina kan? Jawab Fi, aku sayang banget sama kamu sejak dulu tapi kamu gak pernah anggap aku? Hah kenapa Fi," kata Reysa mata perih dia sudah berlinang air mata, walau sampai nangis darah pun Afrian gak akan pernah sudi berbuat baik dengan manusia picik sepertinya.
"Fikir saja sendiri, gak sadar setiap kali elo siska adik gue hati gue sakit Sya!" Afrian menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.
'Adik' tidak salah dengar! Bukankah ada hubungan spesial antara Afrian dan Naina, Resya terkejut mendengar ungkapan Afrian tadi, ya ... memang alasan ia sering menyakiti Naina lantaran dia cemburu, kanapa Afrian selalu saja hanya mementingkan Naina terus.
"Maksud kamu adik?" Kata Resya dia kebingungan.
"Sya gue gak mau menyakiti elo lagi jadi please pergi!"
"Aku gak mau pergi sebelum kamu terima cintaku."
"Okey kalo elo gak mau pergi, gue aja yang pergi, jangan pernah elo ganggu hidup gue lagi."
Afrian melangkah pergi meninggalkan gadis itu, dia gak peduli keadaan Resya sangat kacau matanya sembab akibat habis menangis, bukan Afrian tak perduli hanya saja jika orang jahat dibalas baik akan bertindak seenaknya.
🎤🎶🎶
Resya tak habis fikir kenapa Afrian selalu menolaknya apa sebenarnya Afrian masih sangat sayang Naina.
Dirinya sangat benci Naina bahkan dulu ia sering menyakiti Naina lewat kata-katanya, menjadikan Naina pembantu alasan ia begitu lantaran rasa iri, Naina cantik, pintar, selalu dipuji ia tak suka melihat itu.
Kaki Resya melangkah memasuki rumah, buatnya rumah bukanlah tempat nyaman untuk pulang, Resya dipandang jahat oleh banyak orang padahal mereka tak tahu menahu seluk beluk hidupnya.
Dia bukanlah anak kandung wajar saja jika nenek, ayah serta ibunya tidak memberinya kasih sayang, hujan badai beberapa tahun lalu seorang bayi dibuang oleh orang tua kandungnya ke tepi jalan, ya ... bayi perempuan itu Resya Ifada Aurelia berkat Seno Wijayanto lah dia bisa menikmati kemewahan ini, namun bukan itu yang Resya mau dia hanya ingin perhatian sesederhana itu permintaan ya, bagi Resya menyakiti perasaan orang lain kegiatan sangat menyenangkan.
"Bagus jam segini baru pulang!" Suara dingin itu menyapa pendengaran Resya dia selalu dimarahi walau tidak melalukan kesalahan apapun.
Resya melirik jam dinding ternyata waktu sudah malam jam sudah menujukan pukul 00.32 dini hari, dia harus siap kena hukuman.
Hidup memang tak semua tentang bahagia terkadang ada badai menerjang, harus siap menghadapi percayalah habis gelap terbitlah terang, setelah badai reda akan ada pelangi, air mata akan berganti tawa bahagia.
"Maaf ya ... Pa tadi Sasya habis kerja kelompok dirumah teman," ucap Resya berbohong sebetulnya dia menyendiri di suatu tempat sunyi nan gelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Riana Story
Fiksi Remaja-Ketika persahabatan lebih berharga daripada cinta- Kata orang persahabatan antara perempuan dan laki -laki akan menimbulkan perasaan cinta? Benar kah begitu? Persahabatan tulus tanpa melibatkan perasaan apakah itu akan berhasil dilewati Afrian da...