[Bab 14] Panggung impian.

159 24 161
                                    

Hidup ini indah bagai warna pelangi, penuh warna, terkadang ada suka dan duka silih berganti akan datang menguji. Roda hidup berputar ada saatnya orang paling menderita mendapatkan kebahagian ada saatnya pula manusia paling kuat berada di titik terendah.

Hidup akan selalu indah jika kita menjalani nya dengan senyuman, cukup yakin suatu saat nanti tangis akan berubah tawa bahagia.

Kita ini manusia, semua orang punya masalah mungkin saja dia menyembunyikan lewat tawa karna takut orang disekitarnya ikut sedih jua, ini yang Naina rasakan selalu menguatkan hati sahabat terdekatnya, menghibur orang yang sedang bersedih nyatanya dia bodoh dalam menghibur dirinya sendiri.

Dari kecil tak pernah mendapat perhatian seorang ibu, bagaimana rasanya dimarahi saat melalukan kesalahan? Bagimana rasanya makan masakan ibu? Bagaimana rasanya dipeluk ibu? Terkadang ada rasa iri dalam hatinya. Kalian beruntung memiliki ibu yang begitu sayang padamu jangan sakiti hatinya, sebab jika dia telah tiada kau baru akan merasakan kehilangan.

Selalu disalahkan atas kepergian ibunda tercinta rasanya bagaikan ditusuk pisau perih! Bukan kah kematian ada di tangan tuhan? Harus berbuat apa agar kakaknya berhenti membencinya?

****

Perasaan Naina kini kesal, sebal sama sikap Eliza yang sok manis sok polos tanpa sadar Naina sudah kehilangan perhatian Afrian.

Lelah pasti seharian ini gadis itu sibuk membereskan rumah, membuat kue, berjualan kue keliling desa. Meski sudah seharian bekerja tetap saja penghasilan hari ini jauh dari kata cukup, kadang pula Naina kerja di warung makan sebagai pelayan atau pencuci piring, semua ini dia lakukan agar dapat membantu ayah.

Dalam perjalan pulang dia melihat televisi tetangga dilihatnya seorang gadis bernyanyi di panggung megah berhias bintang bintang, andai dia bisa berada di sana.

Kata orang anak dari seorang petani tak pantas berada di sana, mereka bilang anak petani gak bakal bisa meraih mimpi serta cita-cita, itu mustahil! Naina tipe orang yang terlalu percaya sama ucapan orang lain yang belum tentu benar Maka dari itu, impian menjadi seorang penyanyi terkenal harus dia kubur dalam dalam.

Hidup ini adalah perjuangan. Tetap semangat meski banyak masalah kau harus tetap berjuang kau harus tetap berdiri janganlah berputus asa.

Naina bertemu segerombolan orang orang, dia ketakutan siapa mereka mengapa mereka mengikuti langkah nya? Naina berlari tak lihat jalan kaki nya tersandung batu, dia terjatuh.

"Kamu gak apa-apa dik?" ucap pria bertubuh besar itu.

"Aku gak apa-apa, pergi jangan culik aku paman aku mohon."

Pria itu tertawa gadis polos tidak Nai dia bukan orang jahat.

"Paman gak mau culik kamu, Paman punya tawaran pekerjaan buat kamu," ujarnya.

"Gak mau aku gak mau jadi pelayan om om ya... lebih baik aku jualan gorengan saja dari pada harus melayani kalian!"

"Kamu itu dengerin saja dulu, jadi gini perkenalkan nama saya Seno, pemilik orkes dangdut Nada Cinta, mau kah kamu bergabung? saya akan membayar mu mahal."

Naina berfikir banyak yang menawari pekerjaan ini tapi ayah tak mengizinkan, jadi penyanyi dangdut pekerjaan yang di pandang rendahan oleh orang, Ayah tak mau kejadian masa lalu terulang lagi.

Riana Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang