[Bab 2] Perjuangan hidup Naina

228 52 137
                                    

Jika semua anak remaja seusianya bangun pagi lalu berangkat ke Sekolah, namun tidak untuk Naina. Gadis itu harus menelan kenyataan pahit tidak bisa melanjutkan pendidikannya, dia putus sekolah dikarenakan ayah tidak mempunyai uang. Naina gadis pintar bahkan mendapat nilai terbaik dia juga mendapatkan beasiswa namun untuk membeli peralatan sekolah butuh uang bukan!

Bersyukurlah kalian bisa melanjutkan pendidikan, jangan malas belajar semangat sebab banyak anak diluar sana yang tak bisa sekolah karena keterbatasan biaya.

Rutinitas dipagi hari beres- beres rumah, dari menyapu lantai sampai memasak dia kerjakan. Naina anak yang rajin dan tidak mau merepotkan siapa orang lain. Dia rela mengalah demi sang kakak lanjut kuliah dia tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi . Namun Naina merasa bersyukur bisa terus belajar mungkin diluar sana banyak anak yang sama sekali tidak sekolah.

"Kak Naila sarapan sudah aku siapkan bangun kak nanti telat berangkat kuliah," ucap Naina seraya mengetuk pintu kamar Naila.

"Masuk saja dik letakan makanannya di meja," kata Naila. Dia tidak sepenuhnya membenci kadang Ila bisa menjadi kakak yang baik untuk Nay.

"Baiklah."

****

Naina Matahari gadis cantik berambut panjang sepunggung rambutnya indah hitam legam nan berkilau. Memiliki kulit putih, bulu matanya lentik bertubuh mungil senyumnya manis. Rambut panjang ditambah poni depan membuat Naina makin terlihat cantik.

Naina gadis tegar yang pandai bersandiwara dia selalu bersikap seolah-olah dia manusia paling bahagia. Pandai menyembunyikan air mata di balik senyum.

Waktu telah menunjukan pukul 06.30 Naina sudah selesai merapihkan rumah jujur saja dia merasa iri jika melihat remaja berpakaian putih abu-abu lewat di depan rumahnya.

"Gimana sih rasanya jadi anak SMA pasti seru memiliki teman baru, bertemu guru baru, andai saja aku bisa melanjutkan sekolah," ucap Naina dia terisak air mata menetes lalu dia mengusap air matanya.

Larut dalam lamunan Naina lupa bahwa iya belum mematikan kompor dan menjemur pakaian. Gadis itu pun langsung bergegas kedapur dia sedikit panik karena tempe yang ia masak gosong.

Naina mematikan kompor lalu keluar rumah untuk menjemur pakaian. Sebenarnya Naina sedikit kesal lulus SMP malah jadi ibu rumah tangga tanpa suami. Harus mengerjakan perkerjaan rumah seorang diri.

"Cimur cuci kucek jamur asikkk," Naina bernyanyi bahagia itu sederhana memang cukup bisa makan hari ini sudah Alhamdullilah.

"Nayy." Teriak Inara, gadis itu menghampiri Naina.

"Hai Nara kamu mau berangkat sekolah ya?" tanya Naina.

"Aku sedih gak bisa bercanda sama kamu lagi di kelas aku kesepian Naina! Aku selalu sendirian tidak ada yang mau menjadi temanku," ucap Nara matanya berkaca-kaca menahan sedih dihati.

"Kamu beruntung Nara bisa melanjutkan sekolah sabar saja pasti suatu saat nanti ada kok orang yang mau berteman denganmu."

"Naina kamu jangan berhenti belajar tidak sekolah bukan berarti kamu menyerah untuk mencapai apa yang kamu impikan."

"Terimakasih Nara kamu memang sahabat terbaikku." Naina memeluk Nara.

"Udah siang aku berangkat sekolah dulu ya!"

Riana Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang