Part 10 - Help!

547 103 16
                                    

"Jungkook-ah..."

Samar-samar Jungkook mendengar suara wanita memanggilnya. Ia perlahan mulai tersadar dari pingsannya. Tapi tubuhnya tidak bisa bergerak, kaki dan tangannya terikat di sebuah kursi.

Ia melihat ke sekitarnya dan kini ia berada di sebuah ruangan. Ada banyak alat medis disana dan juga.....

Beberapa jantung yang sudah di awetkan dan di letakan dalam sebuah toples.

"Hiks... maafkan aku."

"Minji-ya..."

Minji terisak, mungkin jika ia tidak meminta pertolongan Jungkook mungkin pria itu sudah tidak disini. Terlebih kini ia tidak membantunya.

"Jangan menangis... ini bukan salahmu." ujar Jungkook berusaha menenangkan Minji.

#CKLEK!

Masuklah Taehyung sudah mengenakan jubah putih dokternya. Ia berjalan ke sebuah meja lalu menyiapkan beberapa alat dan juga obat-obatan.

"Hyung... kau ini kenapa?! bagaimana bisa raga Minji ada di kamarmu?!" seru Jungkook.

"Aku? aku tidak apa-apa... aku hanya ingin Minji tetap bersamaku... selamanya." ujar Taehyung santai.

Lalu ia mulai mengenakan sarung tangan bedahnya lantas berjalan mendekati Jungkook dengan suntikan yang sudah ia beri cairan obat.

Sedangkan Jungkook berusaha sebisa mungkin untuk melepaskan ikatan kencang itu tapi sia-sia.

"Kau mau apa?!"

"Aku tidak suka kau melihat Minji... karena Minji adalah milikku... sebenarnya aku tidak tertarik dengan ragamu, tapi... aku harus menyingkirkan siapapun yang ikut campur urusanku."

Mata Jungkook kini tertuju pada gunting yang berada di saku jas Taehyung.

Saat Taehyung  berusaha menancapkan jarum suntik tersebut, Jungkook pun memberontak. Ia membenturkan kepalanya sedikit keras ke kepala Taehyung hingga tersungkur.

Jungkook pun menggerakan tubuhnya berusaha mendekati Taehyung yang sedang tersungkur lemas dan pusing.

Lalu ia menjatuhkan diri dengan kursinya tepat di dekat gunting yang terjatuh tak jauh dari Taehyung.

Jungkook berusaha sekuat tenaga untuk membuka ikatan di tangannya. Dan berhasil, ia juga tak lupa membuka ikatan di kakinya.

Saat hendak pergi, Taehyung mencengkram kaki Jungkook lalu menyuntikan cairan tersebut. Jungkook kembali memberontak dengan menendang dokter tersebut.

Ia berlari keluar dari rumah Taehyung untuk mencari pertolongan. Jungkook kebingungan bukan main, terlebih kini pandangannya mulai berbayang karena efek obat tersebut.

Samar-samar Jungkook melihat hantu wanita menunjuk ke arah jalan. Hantu itu menunjukan arah kemana Jungkook harus pergi.

Hingga akhirnya ia di tuntun menemui warga sekitar yang kebetulan sedang berjalan.

"Tolong..." ucap Jungkook lirih berusaha meminta bantuan.

#BRUGH!

Jungkook pun tak sadarkan diri karena efek obat tersebut. Sementara itu dua warga yang melihat Jungkook pingsan langsung menghampirinya.

Kedua pria itu langsung membawa Jungkook ke sebuah klinik terdekat. Sedangkan Minji justru pergi menuju rumahnya berharap bisa meminta bantuan sang kakak.

Sesampainya di rumah, Minji masuk dan melihat sang kakak yang baru saja turun menuju ruang makan.

"Hiks... oppa... tolong dengar aku... kumohon dengarkan aku... hiks."

Jimin tak berkutik, ia tidak mendengar ucapan Minji. Dirinya hanya fokus mengoles selai ke atas roti tawarnya.

Tak lama menyantap sarapannya, Jimin pun mengambil kunci mobilnya untuk pergi ke Resto.

"Oppa... hiks."

Tiba-tiba dirinya berhenti, ia baru saja ingat jika ponselnya tertinggal di dalam kamarnya. Dan Jimin pun pergi menuju kamar di ikuti oleh roh Minji di belakangnya.

Sesampainya di kamar, Jimin mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakar tepar di depat bingkai kecil foto keluarganya. Ada ayah, ibu dan juga Minji.

"Oppa... kumohon dengarkan aku... AKU BUTUH PERTOLONGANMUUU!" Teriak Minji lalu menangis sejadinya.

Minji menoleh kesana kemari mencari sesuatu yang mungkin bisa ia sentuh. Dan matanya tertuju pada bingkai foto Jimin, Jungkook dan Taehyung saat masih SMA.

Ia berlari ke arah sana dan mencoba menyentuh bingkai itu. Tapi gagal. Minji tidak menyerah, hanya itu yang bisa mencuri perhatian sang kakak.

Saat Jimin melangkah keluar, bingkai foto itu pun berhasil jatuh dan langsung mencuri perhatiannya.

Jimin berbalik badan dan berjalan menghampiri bingkai foto yang sudah pecah itu.

Terlihat retakan di bagian wajah Jungkook dan Taehyung.

"Kenapa ini? apa yang terjadi? kenapa perasaanku jadi aneh seperti ini." gumam Jimin.

Perasaannya benar-benar kuat kali ini. Ia merasa jika ada sesuatu yang terjadi antata Jungkook dan Taehyung. Saat itu juga, bingkai foto yang tadi ia pegang pun jatuh dan retak tepat di wajah Minji.

"Oppa..." gumam Minji dengan mata sendunya.

Tanpa ragu, Jimin bergegas pergi menuju kediaman keluarga Jungkook. Minji pun ikut kemana pun sang kakak pergi.

Sesampainya di sana, Jimin di tolak karena Jungkook sudah lama tidak tinggal disana. Ia di beri alamat rumah baru Jungkook.

Dan rumah Jungkook pun juga sepi.

*****

Tiga jam berlalu, Jungkook sadar dari pingsannya. Ia berada di sebuah klinik. Tergesa-gesa ia bangun mencari Minji disana. Tapi tidak ada, kini di pikirannya adalah pergi ke rumah Minji.

Jungkook pergi begitu saja menggunakan taksi dari klinik menuju kediaman keluarga Park.

Masih dalam keadaan pening karena efek obat bius. Jungkook berjalan tertarih keluar dari taksi lalu mengetuk pintu. Mengetuk berkali-kali tidak ada respon.

Sementara itu, Taehyung telah sadar setelah mendapat tendangan tepat di kepalanya.

Ia berjalan sempoyongan menuju kamarnya dan melihat raga Minji di sana.

"Kau.... kau tidak boleh seperti ini... biar kubawa ke tempat yang paling indah." ujar Taehyung dan mulai melepas beberapa alat medis di tubuh Minji.

--- TBC ---

Still With YouWhere stories live. Discover now