Part 4 - Lost

538 101 11
                                    

Sepasang kelopak mata perlahan terbuka. Ada seseorang yang terbangun dari sebuah sofa saat mendengar keributan.

"Aku akan berusaha mencari Minji... eomma appa tunggulah di rumah."

"Tidak mungkin kita bisa tenang disini!" seru seorang pria berkaca mata

"Minji?" gumam seorang gadis yang berdiri di sana.

"Lalu apa? apakah kita akan diam saja dan hanya menunggu kabar dari polisi? appa eomma, Minji di luar sana!" seru Jimin.

Gadis yang tadi berbaring di sofa pun melangkahkan kakinya sedikit kaku mendekat ke ruang tengah.

"Appa... eomma.. oppa.. a-aku disini."

"Hari sudah gelap dan Minji belum pulang!" sambung Jimin.

"Hiks... oppa aku di-" Minji berusaha meraih tangan sang kakak namun ia tidak bisa menyentuhnya.

Ia mencoba berkali-kali untuk menyentuh sang kakak namun hasilnya sama saja.

Kini Minji memandangi kedua tangannya, berpikir sejenak mungkin ada yang salah dengan dirinya.

"Tenanglah, Jimin-ah... hiks... tidak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu kabar dari kepolisian." ujar Nyonya Park.

"Eomma..  hiks... aku disini... KUMOHON JANGAN BERCANDA... AKU DISINI!" Minji berteriak namun mereka satu pun tidak ada yang mendengar.

Bahkan mereka juga tidak bisa melihat keberadaan Minji yang sekarsng berdiri di tengah-tengah mereka.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Semua anggota keluarga langsung beranjak menuju pintu.

#CKLEK!

Berdiri lah sosok Kim Taehyung di sana.

"Bagaimana? apa sudah ada kabar?" tanya Taehyung risau.

Minji mendengar suara yang asing baginya. Ia langsung berlari kecil menuju ruang tamu dan melihat Taehyung di sana.

Namun sayang, ia tidak bisa mengingat siapa pria itu.

"Eomma... appa... tunggu lah di rumah... aku dan Taehyung akan mencari Minji." ujar Jimin.

Minji berlari, dirinya menerobos tubuh sang ibu begitu saja mengejar Jimin. Namun dirinya berhenti saat sadar ia baru saja melewati ibunya.

Ia berbalik badan dan melihat sang ibu sedang menangis sambil memegangi dadanya.

"Hiks... ini tidak mungkin... apa aku sudah meninggal? hiks... ini tidak mungkin! eomma... appa."

Minji berusaha mengejar kedua orangtuanya namun mereka lebih dahulu masuk ke dalam rumah. Kini ia sendirian di halaman.

Duduk di anak tangga sambil menangisi dirinya saat ini. Tiba-tiba ia bangkit dan berlari menjauhi area rumahnya. Ia menangis berharap ada seseorang yang bisa melihat dan mendengarnya.

"Hiks... siapapun tolong aku... hiks." ucap Minji.

Namun orang-orang berlalu lalang tak menyadari keberadaannya.

Hingga langkahnya kini membawa dirinya jauh ke sebuah lorong perumahan. Ia merasa lelah dan memilih duduk di tepi jalan.

Sepasang kaki berjalan melewatinya dan Minji mendengar langkah kaki itu. Ia masih belum menyerah untuk meminta pertolongan.

Still With YouWhere stories live. Discover now