TERIMAKASIH, NAYLA.

1.9K 196 37
                                    

"Bos, tumben baca buku?" Rona yang baru datang dari Kantin cukup dikagetkan dengan pemandangan langka ini.

"Siapa yang naro buku kayak gini dimeja gue?"

"Buku mana?" Mengecek-nya. "Oh, ini kerjaanya si Ganu tadi. Dia ke perpus buat pdkt-an, biasa goda-godain adik kelas. Pura-pura minjem Fisika."

"Anjing tuh anak. Lo balikin lagi Ron." Melempar pada Rona.

"Siap Vit. Minum lo nih? Bagi dong gue, pedes abis makan somay belum minum."

Saat itu juga Vito meraih botolnya, menegak-nya sampai tersisa setengah. "Nih, lain kali kalo beli makan sekalian minumnya. Biar gak seret tenggorokan lo."

"Pasti itumah, hari ini aja gue kelupaan. Abis, ngantri banget kantin."

Ngantri? Pasti Nayla juga penuh perjuangan saat membelinya?

"Mau kemana lo Bos?"

"Toilet.."

¤¤¤

"Hai kak Vito?"

"Kak ganteng banget si?"

Vito menulikan pendengaranya. Ia juga berbelok ke Toilet siswa untuk menyegarkan otaknya.

Saat baru masuk, ada beberapa siswa yang tengah menyesap Nikotin. Mereka menatap pemuda itu lalu setelahnya tersenyum. "Bang? Wc?" Sapanya basa-basi.

"Hm. Kalo ketahuan Makmur bisa diamuk, lain kali dibelakang sekolah aja. Sekalian ngilangin barang bukti, langsung dibuang ke bak sampah." Perhatian sekali? 

"Biasanya sih disana Bang, tapi ini lagi males. Osis ngadain operasi."

"Yoi Bang, mana si Damar ikutan. Bisa ditendang kita. Tuh orang kalo bukan Kakel udah gue bully anying."

Tiga adik kelas laki-lakinya bukan anggota Venus. Mereka anak buah Dion, geng Tiger.

Pemuda itu terkekeh. Dalam sekejap saja, Damar sudah membuat banyak penghuni sekolah risih padanya. "Yaudah lanjutin."

"Makasih Bang.."

Vito tak pernah merasa hebat apalagi merasa paling berkuasa sebenarnya.

Hanya saja, orang-orang sekolah yang tak mengenalnya beranggapan berbeda. Mungkin karena wibawa tajam pada dirinya? Karena tak pernah tersenyum juga mungki? Kecuali bersama anak-anak Venus saja. Itupun kalau tidak mager.

Pemuda itu membasuh wajah dan sedikit membasahi rambutnya. Mengacaknya asal lalu menatap cermin. "Bisa-bisanya gue dikerjain?" Ia masih ingat bagaimana raut wajah Nayla tadi. Sangat puas, sangat puas membuatnya hina.

Ahh...

Vito terdiam. Suara aneh apa ini? Ia melihat sekeliling namun sepi, hanya ada satu Toilet yang pintunya tertutup. Langkahnya mendekat kesana. Dan suaranya semakin jelas ditelinga.

Ssshh...shit.. Enak baby

"Anjing! Ngapain lo?!" Menggedor pintu dengan keras.

"Siapa?! Ganggu lo!"

"Lagi ngapain lo didalem bangke?!"

"Solo gue! Tegang gara-gara anak cheers latihan dilapang!" Ini seperti suara... Dion?

"Dion?"

"Apa?! Lo siapa dah? Ganggu gue anjing!"

"Bangsat." Umpatnya lalu beranjak pergi.

Vito baru tahu kalau Dion Wiroso itu sangat payah dalam hal mengendalikan nafsu. Nafsu setan.

🎙Panggilan untuk Vito Bagaskara XII IPS 8 ditunggu diruang guru. Secepatnya.

VITO BAGASKARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang