"Ja? Bangun.." Dia kembali kedalam. Tentu untuk menyelamatkan sahabatnya dari wanita kurang adab yang baru saja merenggut kesucian bibir milik Raja.
"Hem? Iya sayang?" Meracau. Wajar saja, dia sudah mabuk berat.
Vito terdiam. Ia berusaha memapah pemuda ini menuju kamar pribadi.
"Tuan Vito, biar saya bantu." Pria kelahiran 70-an yang bernama 'Danu' ini adalah pengurus Club ayahnya.
"Tolong ganti bajunya, kasih obat pereda mabuk. Nanti antar kerumah saya."
"Baik tuan. Saya mengerti." Ada amarah dimatanya. Anak Venus memang sering datang kesini. Tapi, tak ada satu jalang-pun yang berani mendekati atau menggoda mereka. Alasanya hanya satu, Bagaskara melarangnya.
¤¤¤
"Vito! Vito.." Akhirnya, setelah beberapa saat dikurung, si sombong ini datang juga.
Ia membuka pintu mobil. Saat sudah didalam..
"Kamu darimana aja si? Ngapain coba aku dikunci disini?"
Menatap dengan malas. Vito menyalakan mesin mobilnya.
"Aku harus ketemu sama Raja dulu." Paniknya.
"Raja udah pulang."
"Enggak, kamu pasti bohong? Orang tadi dia mau ke Toilet kok?"
"Lo harus gue apain biar nurut?" Gadis ini menelan salivanya. Apa? Apa yang dikatakan pemuda gila ini?
"Enggak-enggak, iya aku diem."
"Good girl."
Pemandangan malam hari memang indah. Lampu-lampu yang menyala itu seperti hiasan rumah kaca dengan banyak bunga didalamnya, ya, warna-warni.
"Kalo dingin ac-nya matiin." Satu orang membuka suara.
Melirik. "Boleh?" Tak dijawab. "Vito boleh atau enggak?" Masih sama. Yasudah, gadis itu mematikan pendingin mobil-nya.
"Vito, aku boleh tanya nggak?"
"Apa?"
"Em, kata Raja, dia kenal sama orang yang punya Club tadi. Kamu kenal juga nggak?"
Pemuda dengan pakaian serba hitam ini belum mau membuka mulutnya. "Emangnya kenapa? Kepo."
"Enggak, kalo Raja kenal, berarti dia sering kesana. Pas mau masuk juga satpamnya senyum sama dia."
"Gue yang punya." Tanpa beban. Otomatis, pengakuan ini membuat nona manja terkejut.
"Apa? Kamu?"
"Rumah lo sebelah mana? Gue lupa lagi."
"Beneran? Kamu,"
"Nayla, berapa kali gue bilang sama lo, gue males denger lo ngoceh terus."
"Maaf Vito, aku kan cuma nanya."
"Turun."
Sudah sampai ternyata. "Makasih, aku minta maaf deh. Maafin ya?"
"Hm."
"Atau gini aja, sebagai permintaan maaf aku, gimana kalo kamu mampir dulu. Mama aku abis bikin kue."
"Nggak usah. Udah turun." Gadis itu mengerucutkan bibirnya.
"Bener nih nggak mau mampir?"
"Eng,"
"Loh? Kok nggak masuk?" Seorang wanita menghampiri mereka.
"Mama? Kenalin Ma, Vito. Temenya Nana."
Karena merasa tidak enak, akhirnya ketua Venus ini turun, menghampiri wanita yang tengah tersenyum kearahnya.