HARUS BERSAMA.

2.4K 243 58
                                    

Tin... Suara klakson mobil sudah terdengar. Disaat itu pula Vito melangkahkan kaki-nya keluar rumah. Tak lupa pamit pada Mang Urip.

"Nggak kepagian kan gue?" Saat penumpang sudah masuk, supir itu langsung menanyakanya.

Tak ada jawaban.

"Vito, gue tahu ini pertama kalinya lo berangkat pagi."

"Sok tahu." Dinginya tanpa melihat lawan bicara.

Riko sempat terkekeh. "Biasanya lo telat, tapi sekarang mau nggak mau lo harus berangkat pagi."

"Lo sering merhatiin gue?"

"Anak-anak tahu kali, siapa yang paling siang dateng ke sekolah."

"Se-populer itu gue?"

"Populer jelek bangga?"

"Berisik lo." 

"Ngambek?"

"Liat jalan, ngobrol terus ntar nabrak?Mobil gue mahal." Tuturnya terkesan remeh.

"Iya tahu, mobil mahal."

Setelah itu, mereka sama-sama bungkam. Siapa juga yang ingin bicara lebih dengan musuh bebuyutan?

¤¤¤

Tepat mereka sampai sekolah, sudah tidak heran jika semua anak langsung heboh. Pasalnya, dua orang paling famous di sekolah berangkat bersama. Tentu ini mengundang banyak komentar netizen bukan?

"Duluan." Ucap Vito saat turun dari mobil. Bahkan pemuda itu tidak meminta kunci mobilnya dari Riko.

"Kunci mobil lo?"

"Anterin nanti." Jawabnya enteng sambil terus berjalan.

Dikelas juga anak Venus langsung mewawancarai ketuanya. Ada apa ini?

"Terus si Riko nyetir mobil lo Bos?"

"Hm."

"Bagus lah, lagian lo bandel dibilangin." Tutur Among.

"Vit, tadi dijalan gue ketemu Samuel. Dia ngajak balapan."

"Serius Ja?" Ganu tak percaya.

"Yakali Nu gue bohong?"

"Kapan?" Vito menanggapi.

"Ngajaknya si sore ini, pas balik Sekolah banget."

"Hm." Dia mengangguk.

"Gue nggak setuju Bos, tangan lo lagi sakit. Kalaupun kita dateng, yang maju bukan lo." Ucap Marko tegas.

Yang lain langsung meliriknya.

"Gue setuju Ko." Hendri. "Kita nggak boleh ambil resiko."

"Yaudah  gue yang maju." Among percaya diri.

"Sip." Puji sang ketua. Yang handal membawa motor setelah Vito memang Among. Dia juga cukup mengerti tak-tik balapan motor. Semoga, tidak akan terjadi apa-apa nanti.

Bu Sinta masuk kelas dengan senyum manisnya. Guru perempuan dengan jilbab soft pink itu memandang anak didiknya. Sontak mereka langsung merapikan diri. "Assalamualaikum, pagi anak-anak?"

"Waalaikumsallam, pagi Bu!" Dengan semangat 45.

"Vito, kamu sudah sehat? Ibu dengar kamu sakit?"

"Alhamdullillah Bu." Tersenyum.

Tapi, atensi sang guru terlalihkan pada perban yang melekat dikedua tanganya. Bu Sinta menghampiri meja pemuda itu. "Sudah diobati berapa kali?"

"Tadi pagi baru ganti perban." Jawabnya enteng.

VITO BAGASKARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang