"Mau kemana kamu?"
Pak Alan menegur saat melihat putranya turun dari tangga dan sudah rapi dengan jeans sobek dibagian lutut serta kaos putih polos dilapisi jaket kebesaran Venus.
Dia menenteng helm lalu meraih tangan Nayla tanpa memperdulikan orangtuanya. Sudah cukup untuk pagi yang buruk ini.
"Vit tunggu__" Nayla tahu tindakan Vito pasti akan sangat membuat orangtuanya marah.
"Ikut gue."
"Vito kasihan Nayla jangan ditarik-tarik begitu.." Bu Rosa juga ikut memperingati. Bahkan dirinya berusaha menolong gadis itu.
"Bukan urusan Mama."
"Berhenti atau Papa buat perhitungan Vito?"
"Vit lepasin dulu..." Nayla rasa pergelangan tanganya mulai membiru. Pasalnya genggaman tangan Vito itu sangat kuat, kalau begini bisa-bisa memar.
Walau terus diperingati, hasilnya tetap sama saja. Tak ada yang bisa menghentikan aksinya membawa Nayla pergi. "Vito Berhenti kamu!"
Diluar rumah...
"Naik."
"Gak mau."
"Mau naik sendiri atau gue paksa?"
"Ck, dasar tukang paksa." Kesalnya sambil meraih bahu kekar sang supir.
"Pegangan kalo gak mau jatuh."
"Bawel banget si?"
Ngung
Dengan sekali tarikan gas Vito melesatkan motornya. Nayla yang belum siap pun terlonjak kaget dan refleks memeluk pinggang pemuda didepanya. Belum lagi wajah mereka jadi bersampingan, untung saja wajah Vito tertutup helm. Kalau tidak, entah akan secanggung apa?
"Kan udah dibilang pegangan."
"Vito jangan kebut-kebutan gini dong aku takut!!" Nayla semakin kencang memeluk Vito yang entah kenapa seperti ingin mengajaknya mati?
"Gue gak denger!"
"Gak denger kok nyahut?!"
Dibalik helm gagahnya, Vito tersenyum. Padahal tadi mood nya sangat hancur, namun entah kenapa Nayla bisa membuatnya jauh lebih baik?
Untuk saat ini hanya Nayla satu-satunya racun sekaligus penawar untuk Vito.
"Pegangan aja udah!"
"Dasar nyebelin!!!"
Tak sedikit pula pengendara jalan yang menyumpah serapahi mereka. Yaampun Vito.
¤¤¤
Rumah pohon, Nayla tahu betul tempat ini karena Vito pernah membawanya saat hujan deras. Walau saat itu mereka sempat membuat drama yang panjang karena Vito sedikit banyak masalah.
Atau memang hidupnya selalu bermasalah?
Kini Vito tengah memperhatikan wajah kesal Nayla. Sepertinya gadis itu masih marah?
"Cemberut mulu, lama-lama__"
"Lama-lama apa?"
Bahkan saat sedang kesal pun masih terlihat imut. Apa wajahnya tak bisa tampil sedikit jahat? "Biasa aja atuh."
"Kebut-kebutan dijalan kayak tadi tuh gak boleh. Selain ngebahayain diri sendiri, kamu juga ngebahayain keselamatan orang lain."
"Iya maaf, tapi kita selamat kan? Gak ngebahayain orang lain juga." Tampang tengil.