BUNGA MISTERIUS.

741 94 37
                                    

Mang Urip sudah siap dengan pakaian tidurnya, bahkan pria paruh baya yang sudah menjadi pengurus rumah sekaligus pengasuh Vito sedari umur 7 tahun itu juga sudah memastikan gerbang utama terkunci rapat.

"Mas belum mengantuk? Mau mamang buatkan kopi?"

"Jangan mang, makasih. Vito cuma mau minta tolong kompresin bahu sama punggung aja."

Mang Urip tersenyum. Ia mengambil handuk hangat dan menempelkan pelan pada bagian yang memang terlihat nyeri itu. Luka lebam ini sering sekali berangsur, bahkan tubuh Vito selalu rusak akibat berkelahi.

"Mas kenapa tidak menghindar saat bapak mau pukul?"

Mendengar pertanyaan dari mang Urip, Vito hanya diam. Mau menghindar pun percuma. "Gak apa."

"Mamang hanya tidak mau luka mas Vito semakin memburuk. Ini saja masih  basah." Menunjuk luka sayatan dibahu nya.

"Ini cuma luka kecil mang, gak diobati juga gak apa sebenarnya. Tapi makin kesini, kerasa perih terus gatal."

"Mamang kabari pak Vikram besok ya? Takutnya parah kalau tidak segera diobati."

Vito mengangguk sebagai jawaban.

Hari semakin malam, namun suara bising kendaraan masih sayup-sayup terdengar. Mau bagaimana lagi, tinggal dikota yang tak pernah tidur memang begini suasana nya. Kalau didesa, mungkin suara jangkrik dan kodok akan lebih kentara? Lebih syahdu. 

Setelah lama berbincang, dua orang itu kembali ke kamar masing-masing.

Namun Vito masih belum mau menutup matanya. Teringat akan sesuatu, ia lantas membuka handphone, ingat sekali kalau Nayla pernah menelpon hanya untuk memberi tahu jika Vito harus meng-save nomor miliknya.

Senyum simpul terbit dibibir berisi yang saat ini tengah mengapit rokok merk luar negeri itu.

WhatsApp

Kelinci..

??

Besok gue jemput, jangan berangkat
sendiri.

Ini Vito?

Ga disave nomor gue?

Disave kok, tapi beneran ini kamu?

Kenapa? Ga percaya?

Engga, aku cuma takut
Salah orang. Habis kamu manggilnya gitu?

Maunya dipanggil apa?

Enggak ada, Nayla aja.


Dipanggil sayang mau?

Gak, aneh aja kamu.

Yaudah sekarang manggil
nya sayang.

ENGGAK MAU!

---

Nayla menatap layar handphone nya tak suka.  "Jangan sampe dia beneran manggil  kayak gitu, bisa mati kutu aku kalo bener kejadian."

Rasanya akan sangat malu jika Vito melakukan hal itu.

¤¤¤

Vito tersenyum, perasaanya jadi menghangat saat berbincang singkat dengan Nayla, ya walau hanya lewat pesan setidaknya itu berhasil menaikan moodnya.

VITO BAGASKARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang