A Scandal Idol [HijiGin]

File 11 : Gin-chan dan Toshi-chan

Cerita Sebelumnya :

“Oh, Si Idol keparat nan sombong ini akhirnya meminta bantuan padaku? Sepertinya akan ada bencana besar.”

“Aku sedang tidak bercanda, Sougo.”

“...” pemuda bernama Sougo itu menatap Toshiro dalam diam. Namun akhirnya dia menghela nafas pasrah karena melihat keseriusan di mata Idol tersebut. “Haah... Jadi, ada apa?”

“Tolong cari tau seluk-beluk tentang latar belakang Sakata Gintoki.” jawab Toshiro.

『 File 11 』

◆◇◆◇◆

( Gintoki dan Hijikata memiliki perbedaan umur dimana Gintoki lebih tua 4 tahun dari Hijikata. )

#GintokiPOV

“Do... Re... Mi...”

Suara berisik itu membuat ku tak nyaman, pasalnya saat ini aku sedang berusaha untuk tidur karena tadi malam kebablasan main game sampe subuh. Alhasil aku ngantuk banget dikelas tadi, sayangnya aku tidak bisa tidur karena yang mengajar di hari itu adalah ayahku sendiri, selaku guru paling killer di sekolah.

Ahhh padahal aku sudah dapat kesempatan untuk tidur siang di tempat sepi ini! Kenapa malah di ganggu sih!?

“Oi!!” panggil ku sesudah keluar dari tempat persembunyian, di dalam lubang pohon besar yang ada disebelah kuil tua yang tak terpakai lagi.

Orang yang barusan mengganggu tidurku tersentak kaget sambil membalikkan tubuhnya menghadapku.

Eh, ternyata cuma anak-anak?

“Ngapain kau berisik di tempat ini? Kau mengganggu tidurku!!” ucapku sarkas sambil berdiri tepat di hadapannya sehingga perbedaan tinggi kami terlihat sangat jelas, dia bagaikan tikus yang tak berdaya di hadapanku.

“Ma-maaf... Aku tak tau kalau tempat ini adalah tempat peristirahatanmu, setan putih.” ucapnya, takut-takut.

Bentar, apa katanya tadi?

“Siapa yang kau panggil setan putih hah?!?!?!” amuk ku, merasa kesal bukan main.

“Ma-ma-maafkan aku!! Teman teman ku bilang di desa ini ada setan putih yang berkeliaran, ja-jadi...” ucapnya dengan nada bergetar dan banyaknya keringat dingin yang bercucuran dari wajahnya.

“Hah???” Aku hanya mampu menatap bingung pada anak yang begitu polos di hadapanku ini.

Oh, kalau rumor tentang setan putih itu memang sudah tak asing lagi sih di desa ini. Dan dulu memang banyak anak-anak seumuranku yang mengejekku dengan panggilan itu juga, tapi itu sudah lama sekali karena aku pernah menghajar mereka dan membuat mereka tak berani mengejekku lagi.

Hmm... Tapi kalau difikir-fikir, bocah ini sepertinya baru pertama kali kulihat?

Karena desa ini cukup kecil, aku jadi kenal dengan semua orang di sini. Apalagi ayahku adalah guru yang paling di gemari warga.

“Kau... Apa kau orang baru disini?” tanyaku setelah meredakan amarah.

“...” anak itu menatapku takut-takut sambil memainkan jari telunjuknya gugup.
“Mulai hari ini aku akan tinggal bersama Mamaku didesa ini.” jawabnya.

“Heh... Jadi kau anak termuda dari kediaman Hijikata? Tak disangka, huh.” balasku, sedikit kaget karena ternyata dia adalah anak dari Nyonya Hijikata --Penyulam terkenal yang terkenal dimana-mana.
“Lalu, ngapain kau ditempat ini?” tanyaku.