Part 36 - Kenyataan

183 38 103
                                    

Hai. Akhirnya setelah semedi aku kembali lagi.

Kira-kira masih ada yang nungguin cerita ini gak nih?

Ada yang rindu Binar?

Atau aku? Wkwk.

Bintangnya jangan lupa, ya.

Play List Kamu|| Tell Me It's Okay ~ Feel feat Kimmie Devereux (Lyric Terjemahan Indonesia)

Happy Reading.



🍁🍁🍁
Masalah yang terus datang menghampiri, sebenarnya disengajakan oleh semesta untuk menguji diri, meskipun pada akhirnya malah melukai.

🍁🍁


"Saya Ibu kandung kamu, Binar."

Ucapan itu sukses membuat Binar, Bima, dan Dana tercengang. Ketiganya menatap ke arah pintu masuk. Seorang wanita paruh baya tengah berdiri di sana. Mata wanita itu berkaca-kaca, rasa sedih dan menyesal terpampang jelas di kedua manik matanya.

"M-mama?" Binar terkejut, ia sama sekali tidak menyangka.

"Iya, Binar. Saya Ibu kandung kamu." Vera mendekat ke arahnya.

Setelah membayar administrasi dan menebus obat-obatan Binar, Vera tidak langsung ke ruang rawat Binar, melainkan untuk menemui dokter. Dokter mengatakan bahwa, benturan kecil yang menimpa Binar bisa saja mempengaruhi daya ingat gadis itu.

Namun, Vera baru menyadari, sejak kecil, Binar sudah mengalami amnesia sebagian. Dia pikir, Binar tidak akan mengingatnya lagi---mengingat waktunya sudah cukup lama. Mukjizat Tuhan siapa yang tahu? Bisa jadi benturan baru membuat kepingan di masa lalu kembali lagi.

Sekembalinya dari ruangan dokter, Vera berniat masuk ke dalam ruang rawat Binar. Namun, langkahnya dihentikan oleh Fay. Mereka berdua hanya menyimak pendengaran Binar dan juga Bima di dalam---tanpa disadari.

Mendengar teriakan dan tangisan Binar membuatnya merasa kasihan. Hatinya sesak mendengar isi hati Binar yang selama ini gadis itu sembunyikan rapat-rapat. Ya, sebenarnya Vera juga ikut andil dalam masalah ini. Yang tambah membuat hati Vera sakit adalah, ketika Binar sudah mengingat masa kecilnya. Apalagi saat Bima memberitahu jika mereka berdua memiliki ikatan darah.

Vera sudah tidak menahan lagi. Bahkan, ucapan Fay untuk 'jangan masuk ke dalam' ia abaikan. Dia sudah tidak sanggup menahan rahasia ini lagi. Mungkin, ia adalah kehendak semesta agar memberi jawaban atas sebuah penantian selama ini. Vera sudah siap mengambil risiko apa yang akan terjadi nanti. Hal paling penting baginya, yaitu ia menemui Binar.

Sekarang, Vera sudah berada di samping gadis itu. Tangannya ingin memeluk Binar erat, tetapi rasanya kaku. Bahkan, ia sangat malu atas perlakuannya selama ini sama Binar.

Binar menggeleng. "Enggak! Mama pasti bohong, kan? Ini pasti sandiwara, kan?"

"Mama memang Ibu kandung lo, Nar. Mama itu Ibu kandung kita," sahut Bima, menahan sesak.

Ucapan itu sukses membuat perhatian Binar teralih. Matanya menatap Bima dengan penuh harap. "Lo lagi ngerjain gue, Bim? Lo masih dendam sama gue sampai-sampai lo---"

"Gue gak bohong!" potong Bima, membuat ucapan Binar mengantung. "Okey, gue akui, selama ini gue sering berbuat gak baik sama lo. Gue sering bohong sama lo, bahkan tentang hubungan kita yang sebenarnya. Tapi, gue gak mungkin bohong tentang Ibu kandung kita."

Antara Cinta dan Lara Where stories live. Discover now