Part 20 - Hanya Salah Paham

170 57 63
                                    

Gak nyangka udah kepala dua. Udah sebulan nulis ini kayaknya.

Jangan lupa vote dulu ya sebelum baca.

Play list kamu|| Hanya Rindu ~ Andmesh

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Rasa sakit sengaja diciptakan untuk tahu rasanya bangkit. Untuk itu, bertahanlah. Karena bila waktunya sudah tiba, semuanya akan kembali menjadi indah dan berwarna.

🍁🍁🍁


Dana memarkirkan motornya di pekarangan rumah. Ia cukup terkejut, melihat mobil sedan putih terpakir juga di sana. Dana tahu, yang jelas itu bukan mobil baru yang dibeli papanya. Pasalnya, sudah ada plat di mobil itu.

Dahi Dana bergelombang. "Siapa tamu dateng jam segini?"

Daripada penasaran, Dana masuk ke dalam. Bahkan, cowok itu tidak memedulikan wajahnya yang babak belur akibat pertengkaran tadi.

"Assalamualaikum." Dana cukup terkejut, dengan kehadiran sepasang suami istri di rumahnya.

"Waalaikumussalam. Dana, kamu udah pulang?"

"Udah, Ma." Dana duduk di samping Tiara. Wajahnya tak luput mandang dua orang di depannya.

"Oh, jadi ini anaknya. Pantas aja bisa melakukan hal itu, ternyata brandalan," ucap Ferdi, menatap Dana tajam.

"Jangan menuduh anak saya yang enggak-enggak, ya!" Danu angkat bicara, tidak terima atas ucapan Ferdi.

"Buktinya saja, anak kamu pulang dengan keadaan wajah yang penuh lebam." Ferdi kembali melirik Dana. "Apalagi, setahu saya, ini belum jam waktunya pulang."

Dana dilanda rasa bingung, ia sama sekali tidak tahu apa yang sedang dibahas dan dibicarakan oleh para paruh baya ini. Yang jelas, dia terjebak di dalamnya. Namun sepertinya, orang tua Binar sedang membicarakan tentang dia. Sangat menyebalkan. Jika tahu seperti ini, lebih baik dia masuk lewat pintu belakang.

"Dana, muka kamu kenapa?" Sedari tadi, Tiara baru menyadari hal itu.

"Gak papa, Ma. Cowok berantem dikit wajar lah, Ma." Mana mungkin Dana mengatakan yang sebenarnya. Apalagi di sini ada orang tua Bima.

"Terus, meniduri seorang gadis, apakah itu juga layak disebut wajar?" tanya Vera, menyindir.

"Maksud Tante apa, ya?" Dana sama sekali tidak mengerti.

"Gak usah pura-pura lugu, kamu," ucap Vera. "Kamu, kan, yang sudah buat Binar hamil?"

"Hah? Hamil?" Dana membeo, mulutnya melongo. "Ngelakuin aja belum, kenapa bisa hamil?"

Tiara melototi anaknya, dengan kakinya yang menginjak kaki Dana. Bisa-bisanya anaknya bilang hal tersebut secara gamblang, di situasi yang menegangkan seperti ini.

Vera berdecih, remaja di depannya ini sedang berpura-pura. "Pokoknya saya gak mau tau, kamu harus tanggung jawab."

Ferdi sengaja mengajak Vera kemari untuk menyelesaikan masalah Binar. Mereka tahu, tidak mungkin masalah ini hilang begitu saja, setidaknya, ada pertanggungjawaban walaupun kemungkinan timbulnya aib tak kunjung hilang.

Antara Cinta dan Lara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang