O1O

12.3K 1.5K 219
                                    

- maho -

gila.

mark ingin membenturkan kepalanya di tembok berulang kali. dia rasa otaknya geser. bagaimana bisa dia mengiyakan keinginan haechan sementara dia mempunyai pilihan untuk menawarkan hal lain. memberi haechan motor misalnya.

seharusnya dia tidak usah datang menemui haechan tapi dia akan seperti laki-laki brengsek. argh, kepala mark rasanya akan pecah.

"stop jedotin kepala lo di meja, sekolah gamau siswa emasnya jadi tolol."

mark mendongak menatap sumber suara lalu menatapnya sinis. kenapa lucas selalu ada saat dia pusing karena haechan.

"shut up."

- maho -

jaemin mengikuti saran yang diberikan euiwoong, mencoba mendengarkan jeno. tadi jeno sempat mengatakan kepadanya untuk menemuinya di kedai minuman depan gang sekolah.

"mau jelasin apa? cepetan gue pingin pulang." jaemin menatap malas jeno yang ekspresi wajahnya sulit di tebak.

"lepasin." jaemin menepis tangan jeno dengan kasar saat laki-laki itu akan menggenggam tangan jaemin.

"okey, kayaknya kamu males sama aku, tapi aku mau jujur sama kamu. iya aku lagi deket sama cowok namanya huang renjun, dia juga mau kesini."

"jadi lo lebih milih dia?!" jaemin naik pitam saat mendengar penjelasan jeno. jeno menggeleng dengan keras. "engga! aku ngga bisa milih antara kamu atau renjun, aku–"

"maaf telat."

omongan jeno terputus saat renjun tiba-tiba datang. jeno dan jaemin mengalihkan pandangannya kesumber suara. mata jaemin membola dengan lebar, begitupun dengan renjun.

"jejem?!"

"jujun?!"

"kalian uda saling kenal?!"

- maho -

"lo bilang apa ke kak mark?" haechan menyeringai saat daehwi bertanya. "coba tebak dulu."

"hng, nerima lo? jadi pacar lo?"

haechan menggeleng. "tadinya mau gue bilang gitu, tapi ga bisa. nanti dia jauhin gue gimana? udah bagus ini dia minta maaf ke gue."

daehwi mengambil kripik yang ada di atas karpet kamar haechan. tadi haechan mengajaknya bermain di rumah karena bosan. ayah kerja dan pulang malam, bunda lagi ada urusan, haknyeon ada latihan basket, jadi haechan mengajak daehwi. jaemin memiliki janji dengan jeno sementara euiwoong ada jadwal latihan piano di rumahnya.

"terus lo nawarin apa kalo gitu?"

"jadi babu gue selama sebulan."

potongan kripik yang baru saja dia kunyah langsung masuk ketenggorokannya menyebabkan daehwi tersedak, sementara itu haechan tertawa dengan keras.

"gila lo?!"

haechan memgusap air mata yang ada di matanya. "lebih gila lagi kak mark nerima tawaran gue."

"sinting kalian!"

"siapa aja yang tau?" daehwi meminum soda yang ia beli tadi. rasa khas soda melewati tenggorokannya lalu dia berdeham kecil.

"nanti gue kasih tau kak haknyeon sama yang lain."

daehwi mengangguk paham lalu mendekatkan dirinya pada haechan.

"eh, lo tau ga?"

dan sesi penuh dosa namun nikmat pun di mulai.

- maho -

seorang gadis memasuki sebuah rumah yang berukuran kecil. suara pintu yang terbuka membuat seseorang yang ada di dalamnya menengokkan kepalanya.

"oh, udah dateng?"

sangjoon membawa sang tamu ke ruang tamu. mereka duduk di sofa yang renyot. sangjoon tidak ingin repot-repot membuatkan tamunya minuman karena dia tau tamu itu tidak akan lama.

"info apa aja yang lo dapet?"

"masih inget mark?"

sangjoon menerawang lalu tersenyum jahat. laki-laki yang selalu menolak mentah-mentah pemberian haechan dan berperilaku kasar pada anaknya. ah, anak yang malang.

"iya gue inget, cowok yang lo suka dan lo hasut biar benci banget sama haechan, 'kan?"

gadis itu berdecih dengan keras. dia menyilangkan tangannya di depan dada sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

"asal lo tau tuan lee, mark udah ngga bisa gue hasut lagi."

senyum sangjoon perlahan memudar. jika mark —yang secara tak langsung membantunya dengan berperilaku kasar pada haechan— sudah tak bisa dihasut lagi itu artinya dia harus turun tangan.

gadis itu tersenyum remeh saat wajah sangjoon menjadi keras.

"mark uda mulai baik sama anak lo itu. bisa-bisanya dia minta maaf ke anak lo dan bakal nurutin apa yang anak lo minta."

"haechan minta apa?"

"haechan mau mark jadi babunya selama sebulan. gila aja dia, gue disini ngelakuin mark kayak dia putra raja eh anak tolol itu malah ngelakuin mark kayak babu."

pyar!

gadis itu terlonjak kaget saat sangjoon melempar gelas yang dibawa sangjoon tadi.

"gimanapun haechan masih anak gue, darah daging gue. lo ngga berhak ngatain dia tolol atau semacamnya kecuali gue yang minta."

sangjoon menatap gadis itu dengan tajam dan lurus membuat gadis itu seketika ciut. sangjoon berdiri lalu jalan mendekati gadis itu, dia menunduk lalu mencekram wajahnya.

"tetep inget posisi lo atau gue sebar semuanya."

gadis itu mengangguk dengan patah-patah. sangjoon tersenyum licik lalu menghempaskan wajah gadis itu. gadis itu keluar dan menjnggalkan rumah sangjoon dengan cepat, tanpa menoleh ke arah rumah itu.

- maho -

tbc

chapter ini aneh ngga si? aku ada banyak ide buat ngelanjutin beberapa cerita tapi pas aku tulis kayak aneh gitu buat aku (◕︵◕)

anw, aku mau publish oneshoot, coba tebak siapa pairnya, nanti aku kasih hadiah hihi
clue; crackpair

have a nice day! (/^▽^)/

maho ⑅ markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang