O11

11.4K 1.4K 230
                                    

— maho —

mark mendengus malas. sudah terhitung tiga hari dia melakukan perjanjian konyolnya dengan haechan. seisi sekolah kaget saat hari pertama perjanjian itu dimulai mark menjemput dan membonceng haechan dengan sepedanya. felix adalah orang pertama yang mentertawakan dengan sangat keras saat mark menceritakan kejadian di rooftop saat itu.

"kayaknya karma uda di depan rumah, tinggal masuk aja." tanggap felix setelah selesai tertawa.

mark bergidik ngeri mendengarnya. semoga saja tidak.

"lo kenapa, kak?" haechan memandang mark aneh saat laki-laki itu tiba-tiba menggelengkan kepalanya.

"ngga, cuma merinding aja, tiba-tiba kebayang hal aneh."

"apa?"

mark mengibaskan tangannya di depan wajah haechan, "nothing, lupain." lalu melanjutkan menyuapkan es krim ke mulutnya.

"unik, lo tau darimana tempat ini?" mark kembali menyuapkan es krim dengan lahap. rasa pisang yang bertemu dengan yakult, sangat enak!

"dulu gue sering kesini sama mama, rasanya ngga berubah."

"mama lo?" haechan mengangguk sambil menyuap sesendok es krim rasa jeruk dan mangga. "sekarang dimana mama lo?"

"uda di surga." jawab haechan singkat membuat mark merasa bersalah. "sorry, gue ngga bermaksud."

haechan menatap mark sambil menaikkan salah satu alisnya. "pft, santai aja kali, ahaha."

"kalo papa lo?" tawa haechan berhenti dan digantikan dengan senyum simpul. dia menyandarkan tubuhnya pada kursi sambil memandang ke arah lain. dia juga memainkan lidahnya dengan pipi dalam.

"ilang."

"hah?"

"kak, di sini ada satu variasi es krim, biasanya buat penutup. lo mau?"

mark berdehem singkat lalu mengangguk. haechan bangkit terlebih dahulu karena es krim miliknya sudah habis. bahkan mark tak menyadarinya.

"mau rasa apa? yang ini gue bayar kalo yang lo makan bayar sendiri."

"semangka ada? kalo ngga ada samain aja kayak lo."

haechan mengangguk lalu berjalan menjauh. mark memperhatikan dalam diam. menurutnya, haechan terlihat sepertu buku yang terbuka padahal sebenarnya dia adalah buku yang dikunci dengan rapat.

'kenapa gue mikirin haechan?'

— maho —

sepertinya haechan berhasil membuat mark jatuh cinta pada kedai es krim di dalam gang kecil. jika tadi lidah mark dimanjakan dengan es krim gelato berasakan pisang bercampur yakult sekarang lidahnya dimanjakan dengan es krim yogurt blueberrry yang dilapisi susu blueberry berbentuk popsicle.

"dulu waktu smp gue sering kesini sama kak haknyeon atau bunda tapi sekarang uda pada sibuk jadi jarang." haechan menggigit popsicle-nya. mereka berdua berjalan menjauhi kedai itu. dikarenakan gang yang kecil membuatnya susah untuk di lalui oleh kendaraan. mark dan haechan memutuskan meninggalkan motor mark di depan gang.

"kalo sama haknyeon juga gini?" haechan mengangguk. haechan menghisap stik popsicle miliknya lalu membuangnya di tempat sampah. "biasanya dia pake sepeda ontel, gue duduk di depan, antara dia sama setirnya. sianying pantat gue ngilu."

mark melirik haechan. anak itu mengusap pantatnya sambil meringis membuat mark terkekeh kecil. menurut mark haechan termasuk anak yang asik dan menyenangkan, pantas saja banyak yang menyukainya dan menjadi idola sekolah.

— maho —

haknyeon yang awalnya berpura-pura mengerjakan tugas langsung berlari ke kamar haechan setelah suara motor mark menjauh dan suara pintu kamar haechan terdengar dibuka. haknyeon langsung mencengkram bahu haechan dan mengguncangnya.

"tadi gimana? dia apain lo? kalian ngga aneh-aneh, 'kan?"

haechan menepis tangan haknyeon dan sedikit mendorongnya. "lo abis makan apa? mulut lo bau tai."

haknyeon menghirup bau mulutnya lalu langsung memeluk haechan. "hah... hah... mampus, rasain lo sedot semua, hah..."

mendapat 'serangan' dadakan dari haknyeon membuat haechan spontan memalingkan wajahnya dan mendorong tubuh haknyeon.

"jancok, musnah aja lo!"

— maho —

"ceritain tadi gimana."

haechan melirik haknyeon yang duduk menghadapnya sambil bersandar di kursi belajarnya yang di balik.

"tau kedai es krim yang biasanya?"

"jangan bilang–" haknyeon menegakkan tubuhnya sambil menunjuk haechan yang cekikikan. "iya gue ajak ke sana, dia langsung suka, dong."

haknyeon menggelengkan kepalanya sambil menepuk tangan dengan pelan. "adek gue licik juga ternyata."

haechan memutar bola matanya malas. dia bangun dari acara tidurannya lalu menatap haknyeon sambil tersenyum aneh.

"bukan licik, tapi cerdik. emang lo goblok."

"anjing satu ini sangat anjing sekali."

"elo babi yang gatau diri."

lalu mereka tertawa bersama dengan keras.

"oiya, besok gue sama temen gue mau kesini buat nugas."

"ya terus?" haechan memandang haknyeon dengan wajah menyebalkannya. haknyeon mengusap wajahnya kasar. "lo tolol juga ternyata."

haechan melempar bantal yang ada di sampingnya ke arah haknyeon namun haknyeon berhasil menghindar. "besok juga ada mark."

"kok dia ngga bilang gue?"

"lah, lo siapanya?"

— maho —

sangjoon menyesap tehnya sambil memandang langit yang gelap. ponselnya berbunyi, sangjoong sengaja membiarkannya beberapa saat.

"cepet bilang, jangan rusak malem gue." kata sangjoong dingin setelah menjawab panggilannya.

"besok gue ada kerja kelompok sama mark."

sangjoon terkekeh. dia meletakkan cangkir tehnya di meja. "gue bukan ayah lo, gausah cerita masalah asmara lo."

wanita di seberang sana tertawa dengan sinis.

"for your information, gue kerja kelompoknya di rumah keponakan tercinta lo alias haknyeon."

sangjoong yang tadinya tersenyum remeh kini tergantikan dengan senyum miring.

"lo tau kan tugas lo apa?" wanita di seberang hanya bergumam malas. tanpa basa basi sangjoon langsung mematikan panggilan itu sepihak.

— maho —

tbc

ini sebagian aku ngetik di lapy karna hp ku sebelumnya rusak sama di recokin keponakan jd cepet cepet ngetiknya :(

maho ⑅ markhyuckDonde viven las historias. Descúbrelo ahora