O13

6K 854 72
                                    

hi! kangen banget sama kalian, ada yang masih nunggu ini ngga ya (。•́︿•̀。)

— maho —

"pulang sama kak mark, chan?"

"engga, kak mark sibuk nyari keperluan buat kerkel."

jaemin menyampirkan tasnya lalu menatap heran kepada haechan. "eh? tumben? biasanya lo ngebet ama dia mulu."

haechan menyengir dengan lebar. "kan kerkelnya di rumah kak haknyeon, puas deh gue lihatnya bisa sekalian modus, ye gak?"

"anak ngentot."

haechan mengaduh saat euiwoong memukul pundaknya. "sakit!"

"bodo amat."

"terus lo pulangnya gimana? sendiri?" daehwi masih duduk di kursinya. tas ranselnya ia pangku dan meletakkan dagunya di atas tasnya. haechan menggeleng lalu menyengir, "gojek, hehe."

— maho —

haechan menyibak poninya kebelakang. cuaca cukup panas menjelang sore ini. matanya menatap bosan siswa maupun siswi yang keluar satu persatu melalui gerbang. tadi daehwi menawarkan diri untuk menemani haechan namun ia usir, lagian kang gojek ngga bakal lama banget, 'kan? post satpam juga di rasa aman jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. kedatangan ayahnya misalnya.

"haechan?" haechan mendongak saat mendengar seseorang memanggilnya. matanya agak menyipit karena sinar matahari yang menyilaukan. saat netranya dapat menangkap seseorang yang memanggilnya dia lekas berdiri dari duduknya.

"eh kak doyeon, kenapa kak?" doyeon duduk di kursi lain diikuti haechan duduk. "nungguin lucas ambil motor, lo sendiri? belum balik?"

haechan menggeleng pelan lalu menunjukkan ponselnya. "nungguin kang gojek, kak."

"gimana usahanya?" haechan mengerutkan dahinya, doyeon menghela napas sambil menonjolkan lidahnya di pipi. "mark."

haechan tersedak liurnya karena terkejut. doyeon menolehkan kepalanya menatap haechan, "katanya usaha lo uda naik tingkat?"

haechan menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil cengengesan. "ya gitu."

doyeon mengangguk kecil lalu menepuk pundak haechan pelan. "hati-hati aja, saingan lo banyak, ada yang serem juga."

— maho —

di sepanjang perjalanan dirinya hanya melamun memikirkan ucapan doyeon tadi. masalahnya perempuan itu mengatakannya sambil tersenyum miring. apa doyeon juga menyukai mark? tapi jika di lihat dari luarnya, mark bukanlah tipe doyeon pun sebaliknya. haechan bahkan sempat berpikir jika doyeon adalah seorang lesbi. namun, jangan nilai buku dari covernya, 'kan?

saat memasuki rumah mata haechan menangkap haknyeon dan mina di ruang tengah.

"eh, haechan!" sapa mina pelan namun girang.

sementara itu haknyeon yang menempelkan dagunya di meja hanya melirik haechan. alisnya sedikit menukik saat melihat ekspresi haechan membalas sapaan mina. hanya tersenyum simpul dan terlihat ogah-ogahan. haknyeon berniat menghampiri sepupunya yang sudah masuk ke dalam kamar namun dia urungkan saat mendengar suara motor lucas.

mungkin nanti saja haknyeon akan berbicara dengan haechan.

— maho —

setelah mencuci kaki dan tangannya haechan langsung berbaring di ranjang empuknya. dirinya terlentang menghadap langit kamarnya. haechan mendengus dengan keras. pikirannya berkelana, entah pada perkataan doyeon tadi atau ayahnya. alur cerita buruk menari dengan indah di kepala haechan membuat dadanya sesak. tidak seharusnya dirinya memikirkan hal ini, 'kan?

haechan mendudukkan dirinya lalu mengambil tas yang ada di samping kakinya. kakinya berjalan menuju jendela di kamarnya. setelah membukanya dia duduk di tepian jendela sambil menyalakan korek dan rokoknya.

pikirannya sedang sangat kacau saat ini membuat mulutnya ingin merasakan benda yang mengandung nikotin itu. satu batang. dua batang. tiga batang. haechan terus menggunakannya tanpa menyadari sepasang mata memperhatikannya dari bawah.

— maho —

haechan berjalan menuju dapur untuk mengambil jus miliknya. namun dia tidak seperti biasanya yang akan sedikit mencari perhatian mark, dia langsung melajukan kakinya menuju dapur. selain karena mereka sedang menyelesaikan tugas, dia juga tidak memiliki mood untuk mencari perhatian mark.

saat memasuki dapur matanya melihat sebuah adegan yang membuatnya dongkol setengah mati. awalnya terlihat mark yang seperti mencium mina lalu mengukung gadis itu. haechan berjalan ke kulkas lalu menutup pintu kulkas dengan keras sambil berkata, "kalo mau zina jangan di sini."

mark dengan terburu langsung menjauhkan badannya dari mina lalu menatap haechan dengan panik. mina pun gelagapan dan terkikuk. seperti seorang pasangan yang terciduk berselingkuh. sementara itu setelah mengatakan sindiran itu haechan langsung berbalik dan berjalan menuju kamarnya dengan cepat. kening mark sedikit berkerut.

haechan bau rokok.

— maho —

"terus mina pulangnya gimana?" tanya lucas saat mark mengatakan jika dia ingin bermain sebentar di rumah haknyeon. kerja kelompok mereka selesai beberapa waktu yang lalu. perut mereka pun sudah terisi dengan masakan yang bunda haknyeon bikinkan. di karenakan waktu yang semakin petang membuat mereka enggan berlama-lama di rumah haknyeon, kecuali mark.

"bareng lucas aja gimana? searah kan kalian? gua mah gampang bisa pesen ojol." saran doyeon.

"lo gapapa?" tanya haknyeon khawatir. masalahnya doyeon ini perempuan dan langit sudah mulai gelap. bukannya mengharapkan hal yamg tidak baik, tapi bagaimana jika terjadi sesuatu kepadanya?

doyeon menyibakkan rambut bagian kanannya dengan tangan lalu memukul dadanya dengan bangga. "preman ni, bos."

"yaudah deh, ayo min pulang. gua mau mandi aslian. nyeon, bunda lo mana?" haknyeon berjalan ke ruang tengah di mana bundanya sedang menikmati acara televisi.

"bunda, lucas sama mina mau pulang." wanita itu berdiri lalu berjalan mengikuti haknyeon ke depan rumah. dia melihat mark dan doyeon yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan pulang.

"lho, mark sama doyeon ngga pulang?"

doyeon mendongak lalu tersenyum kecil. "masih pesen ojol, tante."

lalu wanita paruh baya itu menoleh menatap mark. "kalau mark?" yang di tanya tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"mau main sebentar, tante."

wanita itu mengangguk paham. "tante ke depan sebentar, ya." tanpa menunggu balasan dia berjalan ke depan dan meninggalkan mark berdua dengan doyeon.

"doy."

"mm?"

"ga jadi deh."

doyeon mengalihkan pandangannya dari ponsel lalu menatap mark dengan sengit. "lo mau gua pukul?"

mark menyengir sambil memberikan lambang damai dan menggumamkan kata 'peace'. ingatkan mark jika doyeon masih pada hari pertamanya.

"gua duluan, semangat bujuk haechan nya."

doyeon berdiri lalu merapikan barangnya saat melihat notifikasi jika kang ojolnya sudah di depan. meninggalkan mark seorang diri di ruangan itu.

— maho —

TBC

Kalo aku bikin cerita Mahae lokalan gitu ada yang mau baca ga ya... Based on true story soalnya, takut bosenin :(

maho ⑅ markhyuckWhere stories live. Discover now