OO7

13.8K 1.9K 90
                                    

— maho —

hyunjin tidak sepenuh ikut makan malam itu. di tengah-tengah waktu makan malam tiba-tiba dia menerima telpon penting dan menyuruhnya pulang. mau tak mau hyunjin menurut dan berpamitan pulang.

euiwoong menginap dirumah haknyeon dan tidur bersama haechan. sekarang ini mereka berdua sedang duduk berhadapan di kasur haechan.

"jadi bener tadi lo pulang bareng hyunjin gara-gara lo bantuin dia?"

haechan menunduk lalu memilin jarinya lalu menjawab dengan suara pelan. "sebenernya bukan sih."

euiwoong yang memeluk boneka kelinci haechan mengerutkan dahinya. haechan melirik euiwoong lalu menghela napas pelan.

"tadi gue ketemu papa."

empat kata itu cukup membuat euiwoong membelakkan matanya. melepaskan pelukannya pada boneka, tangan euiwoong mencengkram bahu haechan lalu mengguncangnya.

"chan?! serius lo?" tanya euiwoong sambil mencengkram bahu haechan.

haechan menepis tangan euiwoong lalu memandang kearah lain. dia turun dari kasurnya lalu membuka tas dan mengambil sebungkus rokok. dia berjalan kearah jendela. belum sempat dia menyalakan pematiknya euiwoong sudah merampas rokok itu dari tangan haechan.

"gua nanya ke elo, bukannya nyuruh lo ngerokok, bego." ucap euiwoong marah namun haechan hanya memandangnya datar.

"balikin rokok gue." ucap haechan datar.

euiwoong membuang rokok itu lalu memandang haechan dengan tajam. "lo sayang sama bunda ga sih?" tanya euiwoong sarkas.

jangankan ditanya, mungkin semua orang tau jika haechan sangat menyayangi bunda sama seperti dia menyayangi mamanya. baginya, bunda itu seperti mamanya.

melihat haechan yang hanya diam sambil menerawang euiwoong melanjutkan ucapannya. "kalo lo sakit gimana? bunda bakal sedih, jangan rusak diri lo sendiri. jangan bikin bunda sedih."

dalam hati haechan membenarkan ucapan euiwoong.

— maho —

semenjak mengetahui jika haechan pernah ditemui papanya, ayah dan bunda semakin posesif, apalagi haknyeon. laki-laki itu bahkan tidak membiarkan haechan sendirian. haechan menggerutu karenanya, dka seperti bayi, padahal kan dia bisa sendiri. ucapkan terimakasih kepada euiwoong yang menceritakannya kepada haknyeon.

seperti saat ini, dia akan menunggu haknyeon di lapangan out door sekolah dan jaemin membuntutinya sejak tadi. haechan sangat jengah. hey, ini masih di lingkungan sekolah!

haechan menghentikan langkahnya dan menatap kawannya itu. "na, udahlah gausah diikutin, gue cuma mau ke kak haknyeon uda deket juga, lagian ini kan masih di sekolah." kata haechan dengan nada se biasa mungkin. jangan sampai dia mengekuarkan amarahnya pada jaemin atau laki-laki kelinci itu akan menangis.

"tapi, chan, gue kan mau ketemu jeno."

"kalian bukannya bertengkar? uda baikan?" haechan menaikkan salah satu alisnya. perasaan tadi pagi jaemin menangis di kelas dan mengatakan jika jeno selingkuh. sedari tadi juga mereka tidak berhubungan secara langsung dan jaemin sengaja mengaktifkan mode pesawat miliknya.

jaemin spontan menepuk dahinya sambil berkata, "ah iya, gue lupa kalo lagi marahan, hehe. kalo gitu gue balik dulu, ya! dadah haechan, hati-hati." lalu jaemin meninggalkan haechan yang melongo.

— maho —

seonho mengambil salah satu minuman isotonik di dalam kulkas, setelah membayarnya dia memasukkan kedalam tas punggungnya. lalu seseorang menepuk pundaknya. seonho menoleh dan tersenyum.

"hai, kak haechan." sapanya ramah. haechan menyunggingkan senyum kecil lalu mengangguk. "hai, dek. kok masih belom pulang?"

haechan juga mengambil minuman isotonik dan fruit tea dari kulkas lalu dia membayarnya.

"lagi nunggu kak guanlin, kak. kakak sendiri kok ngga pulang?"

"gue nunggu kak haknyeon. gue mau ke lapangan basket, mau bareng?" tawar haechan setelah memasukkan dua botol minuman kedalam tasnya. seonho mengangguk sebagai jawaban.

— maho —

untuk kali ini haechan tidak merutuki untuk menunggu haknyeon. dia baru ingat jika mark juga anak basket yang berarti pasti ada dia. haechan tersenyum senang saat duduk di pinggir lapangan dan melihat mark yang men dribble bola basket bersiap untuk menembaknya ke arah ring.

shoot!

bola itu memasuki ring dengan mulus lalu disusul pekikan senang dari beberapa orang.

mark tersenyum bangga lalu menyibak rambutnya, membuat beberapa keringan terlempar. mark berjalan ke arah tepian saat peluit tanda berakhirnya permainan berbunyi, pun dengan yang lain. lalu banyak gadis yang menghampirinya.

seperti biasa haechan tidak pernah absen menghampiri mark. namun belum sempat haechan menghampiri mark haknyeon sudah menariknya.

"kak?!" haechan menatap sepupunya dengan pandangan sulit dipercaya setelah keluar dari area lapangan. tumben sepupunya ini melarangnya mendekati mark.

"gue tau mood lo ngga bagus, apalagi tadi lo baru aja dapet sms dari papa lo kan?" haknyeon menyampirkan tasnya setelah memasukkan seragamnya dengan asal. dia terlalu malas untuk sekedar mengganti pakaian.

haechan memandang ke arah depan tanpa berniat menatap haknyeon. memang benar tadi papanya mengancamnya lagi. dalam hati dia menggerutu. daehwi sialan! kenapa dia membocorkannya. ugh, mengesalkan.

"gue gamau kalo mark nolak lo dan berakhir lo badmood terus gue lo jadiin sasaran ngamuk. big no ya bangsat."

namun tak lama setelah gerutuan itu diam-diam haechan tersenyum simpul. ternyata masih ada yang peduli dan menyayanginya.

— maho —

haechan sedang berjalan dengan santai. setelah berusaha mati-matian untuk membujuk bunda akhirnya dia diijinkan untuk keluar membeli jajan, walaupun tidak boleh jauh-jauh.

tapi haechan tak masalah. toh, dia  cuma mau beli sate bakar jumbo deket gang rumahnya. waktu haechan melewati tempat pembuangan sampah samar-samar dia mendengarkan suara gaduh.

haechan memelankan langkahnya lalu menempelkan dirinya dekat tembok pembuangan sampah. dia sedikit mengintip untuk melihat apa yang terjadi. mata haechan membulat dengan sempurna.

itu mark sedang dipukuli oleh segerombol anak!

— maho —

tbc

hshs maaf, ya aku baru up mana pendek lagi..

btw ada yang mau jadi beta reader ku tak? jujur aja aku paling males revisi soalnya 😔

maho ⑅ markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang