Chocolate: Boyfriend

622 78 15
                                    

Suara gaduh memenuhi kelas 11-1 begitu gue masuk setelah kembali dari ruang ganti. Mereka menatap gue sembari bersorak kegirangan seperti telah memenangkan lotre. Kemudian berhenti ketika 'badut kelas' menarik perhatian kami.

Ia berdiri di atas mejanya dan beberapa kali menepukan tangannya. "Cha Eunseo, teman kita ini ternyata cukup kuat untuk mengalahkan idola sekolah, Yoo Jimin. Kita wajib bangga memilikinya di kelas kita!"

Sorakan kembali terdengar. Kali ini bahkan ada yang bersiul dan bertepuk tangan heboh. Benar-benar bising, tapi untung lah kelas sebelah sedang kosong.

Kemudian ia turun dan mengeluarkan pena dari sakunya dan menggunakannya sebagai mic. "Jadi apa rahasia anda untuk dapat mengalahkan dewi secantik Saudari Jimin?" tanyanya yang mendadak formal.

Semua pandangan kembali terarah ke gue sejalan dengan berpindahnya 'mic' itu. "Ayo, katakan rahasianya!" itu lah tatapan yang mereka berikan.

Gue terdiam sejenak sebelum menjawab, "Ga ada."

"Eeeyyy...," seru mereka kecewa.

"Harap, tenang saudara sekalian. Saya sudah menduga, she won't spill her secret that easy," ucap Song Jiho-si badut kelas.

"Ha, beneran. Gue ga ada rahasia apa-apa," ucap gue.

"Oke, oke. Kami percaya. Gimana kalo kita ke next question aja?" tanyanya sembari merogoh handphone dari saku celana. Ia terlihat mencari sesuatu dan mengarahkannya pada gue. "Lalu apa hubungan anda dengan Park Jihoon, Ketua OSIS kita?"

Gue terbelalak melihat foto yang ia tunjukkan. Gambar itu diambil ketika Jihoon mengusapkan jarinya ke sudut bibir gue saat kami sedang makan di taman kemarin.

"Waah, gilaaa. Diem-diem lo bisa mainin dua cowok sekaligus," komentar salah seorang teman gue. Kemudian disusul beberapa komentar serupa dari yang lain.

"G-Ga itu... gue ga ada apa-apa sama Kak Jihoon, sumpah!" balas gue panik. Takut menimbulkan kesalahpahaman dan berdampak buruk bagi gue maupun orang di sekitar gue.

"Siapa yang ngatain cewek gue?" ucap seseorang dari arah pintu. Semua mata kini tertuju padanya.

"K-Kak Junkyu? Kok di sini?" tanya gue makin panik-takut ia akan berpikiran sama dengan teman-teman gue.

Junkyu masuk ke kelas kemudian berhenti di hadapan gue. Ia menunduk untuk menyamakan ketinggian kami dan tersenyum manis. "Nemuin pacar sendiri ga boleh, ya?"

Ucapannya itu mengundang kegaduhan di kelas sekali lagi. Sama riuhnya dengan detak jantung gue. Junkyu sama sekali tidak berhenti menatap lembut gue. Berkedip pun tidak, matanya hanya fokus pada gue seorang.

"Anjir, manis banget," ucap seseorang.

"Ini lagi syuting drama?" sahut yang lain.

"Perasaan dari tadi kita ribut, kaga ada guru yang negur?" tanya teman gue yang lain.

Kemudian satu tangan Junkyu menarik bahu gue hingga berada dalam pelukannya. Tangannya yang lain mengambil alih handphone Jiho. Ia segera menghapus foto gue bersama Jihoon. "Gue ga mau ada rumor ga penting soal cewek gue. Kalo misal ada yang nekat bakal berhadapan sama gue," ucapnya dengan nada terendah yang pernah gue dengar darinya.

Terdengar menakutkan dan mengintimidasi, tapi justru itu yang membuat gue makin jatuh hati padanya. Ya Tuhan, pacar gue keren banget.

Tidak sampai di situ, Junkyu membuka fitur kamera pada handphone Jiho dan menggunakannya untuk wefie bersama gue. Junkyu berpose tengah mencium pelipis gue, yang mana makin membuat heboh warga kelas.

Imagine Treasure: MY TREASUREOnde histórias criam vida. Descubra agora