Fairy Tale: Between Us

132 34 23
                                    

"Mama, Om itu siapa? Kok ngeliatin kita terus?" bisik Kaito.

Gue langsung kembali sadar bahwa juga ada Yoshi di sini. Gue sedikit merasa bersalah karena sempat mengabaikannya.

"Oh, dia...." Gue bingung harus menjawab seperti apa.

Aduh, gue mau bilang dia temen, tapi kok kaya sok akrab banget. Mau bilang dia kenalan, tapi kok kaya kaku banget. Ya, kali gue bilang kalo dia calon suami????

"Halo, kamu Kaito, ya? Inget sama Om, ga? Dulu Om ga sengaja hampir nabrak kalian di taman. Kaito gapapa, kan? Oh, ya bolanya udah lo balikin belom, Yeon?" Ucapan Yoshi membuat gue tersadar.

"Aaaah, iyaaa. Bolanya masih Tante bawa, ada di rumah. Nanti Kaito ambil, yaaa," sambung gue dengan perasaan lega.

Kaito menoleh ke arah Takumi. "Nanti boleh main ke rumah Mama, kan Pa?" izinya.

Takumi mengusap pelan kepala anaknya itu. "Boleh, nanti sekalian nginep, deh."

Gue terbelalak mendengar balasan Takumi. Sedangkan ia hanya memberikan tongue out face dan terkekeh.

Belum sempat memprotes, Kaito sudah antusias. "Beneran, Ma???"

Mau tak mau gue membalasnya dengan anggukan dan senyuman. "Tapi nanti Papa ga boleh nginep, ya," ucap gue.

"Hee?? Kenapaa?? Padahal Kaito pengen tidur bareng Mama sama Papa," ujar Kaito kecewa.

Haduh, Kaito jangan ngambek, dong. Ntar barabe masalahnya kalo tetangga tau gue ngijinin duda masuk rumah padahal lagi ga ada Yoonbin.

"Yeonbi..!" panggil Yoonbin yang berdiri tak jauh dari belakang Yoshi. Yoonbin langsung berjalan ke arah gue, meski jalannya masih tertatih-tatih.

"Haduh, kenapa ini anak ga bisa diem di kamar, sih?" lirih gue khawatir.

Tepat seperti kekhawatiran gue, Yoonbin hampir terjatuh jika tidak ditahan oleh Yoshi.

"Masnya gapapa?" tanya Yoshi yang masih memegang Yoonbin.

"Iya, saya gapa---" Perlahan tatapan ramah Yoonbin berubah sinis. "Yoshi, kan?" tanyanya dengan nada tidak suka.

"Eh? Masnya kenal saya?" tanya Yoshi heran.

Dengan masih menggendong Kaito, gue langsung berdiri di antara mereka berdua. Mencegah perkelahian yang mungkin akan dimulai oleh Yoonbin.

"Eee... dia Yoonbin, kembaran gue. Yang pernah gue bilang. Mmm... kalo gitu kita pisah di sini aja, ya. Thanks, traktirannya," putus gue sepihak dan langsung meninggalkan Yoshi di koridor.

###

"Ini bukan perasaan gue aja, kan kalo lo sama cowok tadi ada apa-apa?" tanya Takumi dengan suara yang agak dikecilkan.

Saat ini kami sudah kembali ke ruangan Yoonbin. Di sana kini ada satu pasien lain yang sedang dirawat inap. Orang itu seorang wanita yang sudah terlihat cukup tua. Wanita itu tengah tertidur pulas.

"Gue ga suka sama dia," sahut Yoonbin cepat.

"Ya, kali lo suka cowo..?" balas Takumi heran.

Gue pun tertawa pelan mendengarnya. "Well, ceritanya lumayan panjang. Jadi mending lo ga usah tanya lagi, hehe," ucap gue yang mengakhiri topik tersebut.

Jika dipikir, sebenarnya bisa saja gue mengatakan bahwa Yoshi adalah pria yang berhasil merebut hati gue. Tapi rasanya agak kurang pas jika gue frontal mengatakannya ketika mama baru saja menanyakan kapan Takumi akan meminang gue.

Imagine Treasure: MY TREASUREDonde viven las historias. Descúbrelo ahora