73 - BERBALIK ARAH.

2K 409 1.3K
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca, biar nggak lupa!

■■■

Mengapa Tuhan menciptakan hati jika fisik menjadi pilihan? Karena jika tidak di ciptakan hati, maka tak ada namanya cinta sejati.

■■■■

PAGI-PAGI buta, seantero sekolah sudah di gegerkan dengan sebuah tweet dari salah satu akun yang di duga adalah milik Meysa. Disana cewek itu menceritakan semua hal yang beberapa hari ini menjadi pembicaraan satu sekolah mengenai hubungan pertemanan Darrel dengan Gibran yang tiba-tiba saja retak.

Faktanya, gue beneran punya hubungan sama Gibran di belakang Darrel. Dari awal, gue suka sama Gibran, begitu pun sebaliknya. Tapi karena Darrel udah ngungkapin perasaannya duluan, Gibran mau gue terima. Gue nggak mau nyembunyiin ini semua, tapi gue di paksa, gue bener-bener nggak berdaya. Gue di paksa pura-pura suka sama Darrel biar seakan-akan hubungan gue sama Gibran bisa tertutupi, dan semua orang termasuk Darrel nggak curiga. Tapi, kalau mau nyalahin gue, gue terima. Gue emang suka Gibran, tapi hubungan di belakang Darrel, bukan murni kemauan gue.

Tertanda,
Meysa.

Gibran meremas ponselnya kuat, matanya menatap nyalang, membaca tweet yang di luncurkan oleh Meysa membuat emosinya lagi-lagi melonjak tinggi. Soal foto kemarin, Gibran tidak mau lagi mempersalahkannya, namun Meysa kembali lagi menguji kesabarannya.

Akibat semua ini, banyak yang mengirimkan hardikkan pada Gibran entah di kolom komentar tweet Meysa atau di dunia nyata.

Meysa yang sepertinya meminta banyak pembelaan seakan ia yang sangat tersakiti membuat Gibran seakan menjadi bajingan di mata semua orang. Meysa juga terkenal perempuan baik dan polos di sekolah, bahkan semua orang percaya pada dirinya, bahwa Meysa adalah korban. Di tambah selama ini yang telihat mengejarnya adalah Darrel.

"Mimpi apa gue bisa punya adek kelas uler kayak gitu. Mending gue punya seribu adek kelas kayak Momon di banding ada satu uler kayak Meysa." celetuk Gavin yang ikut kesal membaca tweet tersebut.

"Lo beneran nggak ngelakuin itu kan, Gib?" tanya Aryo, memastikan sekali lagi bahwa bukan Gibran yang memang melakukan hal itu. Tentu, ia mempercayai Gibran, selama ini cowok itu sangat baik padanya. Betapa ingatnya ia waktu awal masuk Pradipta, masih kental dengan senioritas, Aryo menjadi salah satu adik kelas yang selalu menjadi incaran para seniornya, namun setelah Gibran menggertak dan mengancamnya, tak ada lagi yang berani mengincar Aryo.

"Gue emang bajingan di mata orang-orang, Yo. Gue nakal, gue suka berantem, bahkan gue inceran guru-guru karena selalu bikin masalah. Dulu gue juga pernah suka main perempuan, gue tau gue brengsek. Tapi gue sama sekali nggak pernah ke pikiran buat nusuk sahabat sendiri." jelas Gibran dari hati terdalamnya. Jika Gibran di suruh memilih kehilangan dirinya sendiri atau sahabatnya, maka ia akan memilih untuk kehilangan dirinya sendiri. Bagi Gibran, kebahagiaan sahabatnya adalah bahagia terbesarnya.

"Gimana ceritanya lo bisa meluk Meysa, bos?" ujar Gavin yang masih bingung.

Gibran memutar otaknya mengingat kejadian kemarin dan menceritakan semua itu pada teman-temannya. Ia juga bilang bahwa mungkin semua ini adalah rencana Alvaro untuk membalaskan dendam pada Asgard.

"Kenapa harus Meysa? Kenapa bisa dia?" tanya Mario.

"Pasti ada hubungannya sama Alvaro." sela Sean setelah lama diam. "Kemungkinannya, Meysa di ancam, atau Meysa emang kaki tangannya Alvaro."

"Gila. Meysa selama ini cewek baik-baik, mukanya kayak nggak menggambarkan kalau dia ngelakuin itu. Lo liat sendiri di Basegard dia polos banget." ujar Marco, tak menyangka sama sekali. Selama ia mengayomi anak-anak baru Asgard, ia tak pernah melihat kejanggalan di sana.

DEAR US (SELESAI)Where stories live. Discover now