8

11K 1.3K 483
                                    


Renjun bangun sejak pukul enam tadi pagi, ia memiliki niat untuk check-up ke dokter hari ini dengan Donghyuck.

Ia pikir-pikir tak ada salahnya juga untuk mengecek kesehatannya, akhir-akhir ini pun ia semakin sering merasakan gejala dari Anemia.

Ya, benar. Renjun melakukan pencarian tentang Anemia di browsernya. Perkataan sahabat dan saudaranya itu semakin lama semakin terngiang-ngiang di pikirannya.

Renjun tentu saja meminta Donghyuck untuk menemaninya ke dokter. Ia sudah memiliki janji dengan rumah sakit untuk jam 1 siang nanti.

Saat ini Renjun sedang mengerjakan tugas dari dosen-dosennya. Ia berinisiatif untuk mengerjakan sekarang agar ia bisa beristirahat dengan maksimal tanpa memikirkan tugas-tugasnya yang menggunung itu.

Renjun menolehkan kepalanya untuk melihat jam yang bertengger diujung meja belajarnya. Mata indahnya membulat sempurna, pasalnya sekarang sudah pukul 12.40 dan ia belum siap.

Buru-buru ia melangkahkan kaki kedalam kamar mandi, mandi dengan bersih dan bergegas memakai Hoodie coklat pastel kesayangannya.

Donghyuck masuk dengan tiba-tiba membuat Renjun hampir terjatuh dari tempat duduknya didepan meja rias. Renjun mengelus dadanya sambil memaki Donghyuck.

"Astaga, Lee Donghyuck! Apa yang salah dengan mu hah? Kenapa muncul tiba-tiba begitu sih?." Kesal Renjun.

Donghyuck terlihat sedikit merasa bersalah sebelum mendekati Renjun dan mencubit pipinya gemas.

"Astaga, Huang Renjun. Kenapa kamu ini cute sekali sih? Apalagi jika sedang marah-marah begitu. Bukannya terlihat seram malah terlihat cute." Donghyuck tak berhenti mencubit pipi Renjun, membuat Renjun memutar matanya malas dan memukul lengan Donghyuck.

Donghyuck memberikan pout nya karena dipukul Renjun, namun dengan cepat merubah ekspresinya saat melihat Renjun menggunakan Blush on yang ia berikan beberapa waktu lalu.

"Oh? Kau memakai blush on dari ku?."

"Ya, wajahku sangat pucat Hyuck, tak ada salahnya mencoba blush on darimu." Renjun menjawab Donghyuck sambil mengaplikasikan blush onnya.

Donghyuck tersenyum puas melihat hadiah darinya digunakan oleh Renjun. Mereka berdua kemudian terlibat adu mulut seperti hari-hari biasanya.

Ketika Renjun sudah siap, mereka turun dari kamar Renjun ke ruang keluarga.

Renjun terdiam di tangga terakhir, terpatung melihat Jaehyun duduk di salah satu sofa sedang berbincang hangat dengan babanya. Renjun tak memungkiri hatinya menghangat melihat pemandangan didepannya.

Renjun tersadar saat Donghyuck menepuk pundaknya pelan. Ia buru buru mengalihkan pandangannya ke arah Donghyuck. Memberikan Glare terbaiknya.

"Lee Donghyuck!." Renjun menggeram.

"Hei? Apa salahku?!." Donghyuck tak terima.

"Kau mengajak Jaehyun hyung?." Renjun menuduh Donghyuck.

"Ya. Apa salahnya? Aku sedang malas menyetir mobil. Dan hey, dia yang berinisiatif untuk mengantar, jadi jangan salahkan aku."

"Hhhhh, whatever." Renjun melanjutkan langkahnya ke sofa, menghampiri babanya.

"Ba, Renren pergi dulu." Renjun meminta izin pada Yixing. Yixing mengangguk pada Renjun disertai senyum mengerti.

Renjun menatap baba-nya aneh. Ia terlihat sangat senang dan bangga? Entahlah Renjun malas memikirkan hal itu lebih jauh.

Jaehyun bangkit dari duduknya dan menjabat tangan baba disertai senyuman sopan. Ia meminta izin untuk mengantar Renjun pergi.

Renjun merasa seperti ia akan pergi berkencan dengan Jaehyun, padahal kenyataannya Jaehyun hanya akan mengantarnya kerumah sakit.

We belong - JaeRen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang