2

3K 436 83
                                    

Sakura menatap lembut wajah cantik Mikoto yang berbaring di sisinya. Ini pertama kalinya ia berbagi ranjang dan selimut dengan orang asing. Meskipun ranjang terlampau kecil dan selimut yang sudah kumal namun rasa bahagia di hatinya terasa penuh. Ia menyukai kehidupan sederhana ini tanpa tuntutan dan kekangan orang lain.

"Ibu sudah berapa lama tinggal di sini? Apa ibu tidak takut jika tiba-tiba ada binatang buas atau sesuatu yang mengerikan?"

"Sakura-chan takut?" Mikoto memiringkan tubuhnya menatap wajah jelita di sisinya. "jangan khawatir selama ada Sasuke-kun semua aman, dia pandai berburu lho. Lagipula selama ibu tinggal di sini belum ada hewan buas datang"

Sakura mengangguk dalam diam. "Aku dengar ada desa di dekat sini, kenapa ibu tidak tinggal di sana saja?"

"Ingin mencari ketenangan di sisa hidup ibu," Mikoto membelai pelan surai merah muda Sakura. "kenapa Sakura-chan tidak tidur? Sasuke-kun tidak suka lho kalau dengar bisik-bisik begini dia pasti mengomel sekarang."

Sakura terdiam sejenak. "Ya sudah kalau begitu, aku akan menemani ibu tinggal di sini selamanya ya?" Zamrud Sakura mendapati senyum kecil dari Mikoto. "bolehkah ... aku memeluk ibu saat tidur?"

"Kenapa tidak ayo kemari," Mikoto bergeser lalu memeluk Sakura, "rasanya sudah lama sekali tidak ada yang memeluk ibu saat tidur. Ah ibu jadi rindu Sasuke-kun kecil."

"Nanti aku dan Sasuke akan buatkan Sasuke kecil yang banyak ya bu."

Mikoto terkekeh pelan. "Kau ini."

"Aku serius ibu."

Perasaan bahagia membuncah dari dasar hati Sakura. Pelukan ini persis seperti pelukan yang selalu ibunya berikan dulu, terasa hangat dan selalu menenangkan. Untuk sekarang ia hanya ingin tinggal di sini selamanya.

Sementara dari sekat kayu di sisi kanan nampak seorang pemuda yang tengah berguling ke kanan, kiri, atau bahkan terlentang untuk mencari kenyamanan. Rona merah di wajahnya tersamarkan oleh kegelapan malam. Kedua telinganya berfungsi normal, ditambah kondisi rumahnya yang terlampau kecil membuatnya mampu mendengar suara apapun.

Salahkan si gadis yang mengaku sebagai Sakura si putri kera dengan omong kosongnya yang terlalu blak-blakan.

'Apa tadi, membuat Sasuke kecil?'

Sasuke menutup matanya dengan lengan kanannya, sial ia harus segera tidur agar bisa bangun pagi, mencari kayu bakar, memetik cabai, lalu menjualnya ke pasar.

***

"Selamat pagi Sasuke-kun."

"Pagi bu." Onyx Sasuke bergerak lamat mencari sesuatu di sekitar ibunya.

Mikoto tersenyum kecil seraya mengikat asal rambut panjangnya. "Sakura-chan masih tidur sepertinya dia kelelahan."

"Seharusnya dia sadar diri jika menumpang di rumah orang."

"Jangan bicara begitu nanti Sakura-chan tidak jadi suka Sasuke-kun lho, lagipula ibu senang ada teman cerita di rumah."

Sasuke mengangkat bahunya acuh lantas beranjak berdiri. "Aku pergi dulu."

"Sebelum ke pasar pulanglah dulu untuk sarapan, jangan memaksakan diri ya."

"Hn."

Mikoto menatap punggung putranya yang semakin mengecil. Punggung kecil itu perlahan menghilang ditelan rimbanya hutan, jika begini yang bisa ia lakukan hanya berdoa kepada sang Dewa agar putranya pulang selamat tanpa sedikitpun goresan. Mikoto bergegas ke dapur sepetaknya, mencuci beberapa umbian lalu menanaknya untuk sarapan mereka.

Korelasi [✓]Where stories live. Discover now