Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"sayang, jangan main HP terus. Mommy nya kok dianggurin"
Evan menoleh kesamping dimana sang ibu tengah menatapi dirinya dengan tatapan kecewa. Lantas ia langsung memasukkan HP nya kedalam saku celana jeans hitam yang ia kenakan "iya mom, maaf ya. Hehehehehe"
Eunwoo yang duduk didepan sedang menyetir hanya bisa terkekeh pelan melihat raut wajah istrinya dari kaca depan mobil
Setelah mereka sampai ditempat tujuan, Evan langsung membuka pintu samping mobil dan berlari keluar dimana mansion milik kakeknya berada
Mansion lama ini ternyata merupakan warisan Hana yang ditinggalkan oleh ayahnya dulu. Ternyata ayah Hana sebelum meninggal pernah menitipkan harta warisan ini kepada pengacara sekaligus teman ayahnya untuk diberikan ke anak satu satunya yaitu Hana
Pengacara itu sudah beberapa kali kerap mencari sesosok Hana namun tak kunjung ketemu. Tapi pada akhirnya sebulan yang lalu mereka bertemu secara tidak sengaja di suatu cafe dekat kantor Eunwoo
Mereka berbincang bincang dengan jangka waktu yang lama sampai akhirnya Hana menandatangani surat hak warisan itu
Dulu Hana merupakan anak dari seorang pengusahawan kaya pemilik kebun teh dan kopi. Namun karena kecelakaan yang dialami orang tua membuat Hana harus rela menjadi miskin dan mencari pekerjaan kesana kemari demi menghidupi kelangsungan hidupnya
"eh yank, bentar"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"kok aku kayak kelupaan sesuatu ya?" tanya Eunwoo sembari melirik ke arah mobilnya yang terparkir tak jauh dari arahnya
Hana menoleh kebelakang dan mendapati wajah kebingungan suaminya "kelupaan ap— LOHHHH, JIWON MANA?!"
Seketika Eunwoo langsung menepuk jidatnya dan berlari ke arah mobilnya. Ia langsung membuka pintu depan samping mobil dan mengeluarkan anak bungsunya dari kursi balita yang sengaja ia pasang disana
