Langit di atas sana masih gelap meski seharusnya sang surya sudah mulai menunjukkan keberadaanya. Nampaknya awan gelap sedang melakoni perannya saat ini. Mungkinkan hujan akan turun pagi ini? Pikir Melva saat kakinya baru saja berpijak di pelataran gedung kantornya. Beberapa sudah terlihat menyambangi gedung tersebut, seperti dirinya. Padahal jam kerja dimulai satu jam lagi.
Melva kembali menatap awan yang menggelap sebelum melangkahkan kakinya ke dalam gedung pencakar langit tersebut. Sebuah harap tumbuh di benaknya, seperti biasa ketika hujan akan tiba, agar ayahnya kembali seperti sedia kala atau setidaknya laki-laki itu tersadar dari tidur panjangnya. Bukankah salah satu waktu mustajab untuk berdo'a adalah ketika hujan datang menyapa?
"Assalamu'alaikum, Ukhti," sapaan itu datang dari Dhita, rekan kantornya dari keuangan.
Melva yang nampak sedikit terkejut langsung menengok ke sampingnya sambil menjawab salam, "wa'alaikumussalam, Ya Ukhti." Melva tersenyum ceria dengan panggilan yang dilemparkan Dhita baru saja. Ia teringat akan Nabila, belum lagi pagi-pagi sekali sudah menyiapkan sarapan untuknya.
"Pagi-pagi ngelamunin apa sih, Mel?" Tanya Dhita. Meski tak terbilang sangat dekat, tapi beberapa kali Dhita kerap meminta bantuan Melva jika ada masalah dengan komputer kerjanya ataupun laptop pribadinya.
"Ngelamunin yang pantas untuk dilamunin, Mbak, misalnya semenit lagi aku bakalan ketemu jodoh atau tidak, gitu." Kelakar Melva. Senyum ceria dari bibirnya selalu tertular kepada mereka yang berada di sekeliling. Contohnya sekarang orang-orang yang berada di satu lift yang sama dengannya nampak tersenyum jua, entah karena jawaban Melva atau karena senyum gadis tersebut yang sedap dipandang mata.
Bel lift berdenting menandakan lift tersebut berhenti di salah satu lantai. Melva sempat melihat sekilas jika itu adalah lantai 5. Tak lama kemudian pintu lift terbuka menampilkan sosok Abrar dan Adam dengan satu cup kopi di tangan kanan mereka. Uap dari dari kopi tersebut masih mengepul bahkan aroma khas dari kopi menguar mengisi lift.
Melva yang berdiri paling depan langsung mundur dua langkah ke belakang, memberi jalan untuk Bosnya yang hanya menatapnya datar.
"Assalamualaikum, Pak Abrar, Pak Adam." Sapanya kemudian diikuti Dhita.
"Wa'alaikumussalam, Melva, Dita." Balas Adam hangat. Sementara Abrar hanya membalas salam mereka biasa saja, tanpa senyum.
"Kenapa pagi sekali kalian datang." Kata Adam.
"Karena kalau nggak pagi sekali jadinya pagi-pagi, Pak." Jawab Melva dengan nada ceria seperti biasa. Adam terkekeh mendengar jawaban Melva. Bukankah justru aneh jika gadis itu menjawab dengan wajar?
"Pagi ini dapat jadwal untuk mengatur rapat besar, Pak." Jawab Melva dengan benar.
"Saya juga demikian, pak." Tambah Dhita. Melva dan Dhita saling pandang sebelum mengangkat tangan kemudian berhighfive. Seolah keduanya adalah teman lama.
Sesampainya di lantai tempat ia bekerja, gadis tersebut langsung pamit dan tak lupa memberi salam dan semangat pagi untuk rekan-rekannya termaauk Abrar. Hari ini Abrar cukup diam, hingga hanya dua kata yang keluar dari mulutnya yaitu jawaban atas salam ketika pertama bertemu di lift dan ketika Melva keluar dari lift. Lingkaran hitam di mata Abrar tak lepas dari pandangan Melva yang sempat ia lihat.
Wajar saja itu terjadi mengingat acara grand opening tinggal empat hari dari sekarang. Melva meringis, bukan karena Abrar melainkan karena pekerjaan laki-laki tersebut yang tak bisa ia bayangkan jika itu adalah ia sendiri. Jika Abrar saja sudah begitu, apalagi drngan mereka yang dah menduduki posisi puncak.
Bukan berarti mereka yang sudah duduk di kursi pimpinan akan berakhir menjadi orang tukang perintah. Nyatanya, otak mereka bekerja, terkuras memikirkan banyak hal. Salah sedikit saja mungkin akibatnya akan sangat fatal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Future!
RomansaRank #5 - roman (26 Feb 2021) Rank #3 - acak (15 Maret 2021) Rank #2 - fiksiumum (11 April 2021) "Assalamualai...." Salamnya terputus ketika netranya menangkap sosok yang membuka pintu ternyata bukan pemilik rumah. "Assalamualaikum." Ujarnya mengula...