6] Bestfriend

3.5K 457 2
                                    

haechan menatap sahabatnya dengan tatapan yang sulit diartikan, entahlah hanya haechan yang tahu maksud dari tatapannya itu.

"gue harus apa chan?"

"cuma dua pilihannya, tinggalkan atau pertahankan" jawab haechan enteng sembari kembali menyedot susu kotak coklat kesukaannya.

jaemin narendra aldebaran itu hanya mampu diam, ya haechan benar pilihannya hanya ada dua. "kalo gue pilih mertahanin?"

"setelahnya lo bakal dihadapin sama dua pilihan lagi, merasakan sakit sekarang atau merasakan sakit setelahnya"

jaemin melotot, maksud haechan apa? "maksud lo?"

"jeno suka sama lo atau ngga?"

jaemin menggeleng, benar juga. "berati gue bakal ngerasa sakit karena dia nolak gue?"

haechan mengangguk kemudian reflek berteriak saat melihat, ekhem pacarnya tengah lari lewat depan rumahnya. "KAK MARK!"

mark menoleh kemudian masuk ke dalam rumah haechan karena sedari tadi dirinya dan jaemin memang sedang mengobrol di teras.

"ngapain dek?" tanya mark sambil duduk di samping haechan.

"ada yang galau kak, galauin adekmu"

mark melotot kemudian tertawa. "jaemin suka jeno?"

jaemin yang ditanya langsung menunduk malu. "iya kak"

haechan tertawa kemudian mengambil handuk kecil yang menggantung di leher mark.

"kakak larinya udah selesai?" haechan mengelap keringat mark dengan telaten yang tentu saja membuat jaemin kepanasan.

"ASTAGA HAECHAN LO KENAPA MALAH PAMER KEUWUAN SIH ANJIR" jaemin menutup matanya enggan melihat adegan haechan mengelap keringat mark.

mark tertawa kemudian mengambil handuk dari tangan haechan. "kakak elap sendiri aja, kasian temen kamu"

haechan mendengus. "jaemin sih"

jaemin nampak tak acuh pada haechan.

"tapi ya na, menurut gue kalo suka ya ungkapin"

mark menatap haechan. "kok kamu gaperna bilang suka ke kakak?"

haechan merotasikan bola matanya, kemudian mengecup pipi mark singkat setelahnya. "kalo aku mau jadi pacar kakak itu berati aku benci kakak gitu?"

mark terdiam karena terkejut sekaligus senang, karena haechan belum pernah seperti ini kepadanya. "lagi dek"

"AH ANJIR"

haechan terkekeh "nanti kalo jaemin pulang"

"janji ya?"

"gamauu"

jaemin semakin panas melihat sahabatnya yang justru bermesraan di depan dirinya yang tengah galau.

"bang!"

sontak semuanya menoleh ke arah sumber suara, bingo! itu jeno.

"ngapain?"

"gue kaya orang dongo anjir daritadi manggilin lo di sebelah" jeno membuka gerbang rumah haechan.

"eh ada jaemin, ngapain?"

haechan terkekeh pelan, biarkan sahabatnya itu meluruskan hatinya. "kak, aku masakin sesuatu mau ga?"

mark yang tampak mengerti maksud dari haechan lantas mengangguk kemudian menarik haechan. "mau banget yang, kakak laper"

haechan mengangguk kemudian berlalu masuk ke dalam rumah bersama mark membiarkan jaemin dan jeno berdua.

"jen,"

jeno menoleh kemudian duduk di tempat yang tadi haechan duduki. "kenapa? btw, kenapa mereka malah masuk sih? mau uwuan tuh pasti"

jaemin terseyum kecil, oh ayolah kemana jaemin yang dulu? dengan berani dia menatap jeno.

"jen gw suka sama lo"

jeno melotot, "hah?"

"ah maksud gue ga gitu"

jeno tersenyum sampai matanya tak terlihat. "gue tau, padahal gue duluan yang mau bilang"

jaemin masih mencerna apa yang dimaksud jeno. jadi jeno itu menyukainya juga, tunggu. APA?

"lo serius?"

"jadi pacar gue mau?"

"HAECHAAAAANNN"

haechan dengan terburu buru menghampiri jaemin karena sahabatnya itu barusan berteriak kencang sekali. "apaan apaan?"

"we're dating" ucap jaemin dengan senyum yang kelewat lebar itu.

"cieee"

mark merangkul pundak haechan. "jadi jaemin ini adik ipar gue dong?"

haechan tertawa. "sempit banget dunia, masa gue iparan sama lo sih na?"

jaemin ikut tertawa, "lo kegedean sih jadi sempit dunianya"

haechan mengerucutkan bibirnya kesal dan tatapannya seperti ingin memotong jaemin hidup hidup kemudian ia beralih menatap mark tapi tatapannya sangat lembut bahkan ia menunjukkan puppy eyes kepada mark yang membuat mark menahan gemas mati matian.

"kaaakkkkk, jaemin jahat tuh"

mark tertawa kemudian memeluk haechan dengan gemas. "iya udah gausah ditemenin aja"

"wah parah lo bang, masa pacar gue mau dimusuhin"

mark tertawa. "pacar lo ngejek pacar gue"

haechan sibuk mendusalkan kepalanya ke dada mark. "hmm, wangi kakak enak padahal abis keringetan"

mark baru sadar kalau dirinya tadi habis lari sore dan langsung ingin melepaskan pelukannya. "eh iya dek, aduh kakak bau keringet ya?"

haechan menggeleng. "kakak wangi, haechan suka"

mark tersipu.

"HIDIH KO ABANG GUE MALAH DIGOMBALIN! HARUSNYA KAN LO YANG NGEGOMBALIN BODOH!"

mark tidak peduli langsung mengeratkan pelukannya. "bodo amat"

pawangWhere stories live. Discover now