OR #3 Soobin - Arin

13 2 0
                                    

Soobin tak menyangka jika kencannya dengan sang kekasih sore ini harus dibumbui pemandangan yang tak menyenangkan seperti ini. Bagaimana tidak, jika saat ini tak jauh didepan matanya, sang kekasih baru saja keluar dari sebuah mobil - yang sialnya tampak tak asing dimata Soobin.

Mobil itu mobil milik Yangyang, teman kampus sekaligus - mantan dari kekasihnya itu.

Ditempatnya kini Soobin pun bisa melihat wajah sang kekasih yang bisa-bisanya tersenyum pada pria itu. Pria yang tak ingin Soobin sebut namanya.

"Yangyang, terimakasih untuk tumpangannya dan aku harap rencanamu hari ini berjalan lancar! Semangat!" ucap Arin sebelum menutup pintu mobil yang kini ia pegang.

"Kau juga! Selamat berkencan, aku pamit ya"

"Terimakasih, byeee..."

Setelah menutup pintu mobil dan melihat mobil Yangyang - mantan yang menggemaskannya itu telah pergi dengan selamat. Arin pun memilih untuk merapikan rambutnya, sebelum akhirnya berjalan ke tempat ia berjanji bertemu dengan sang kekasih - Soobin, memangnya siapa lagi.

Dan benar saja, baru saja Arin berbalik badan dan berjalan beberapa langkah, sepasang mata Arin langsung saja bertemu tatap dengan sang kekasih. Tanpa banyak menunggu, Arin pun langsung menyegerakan langkahnya untuk segera mendekat kearah Soobin.

"Kau menunggu lama? Maaf, tadi aku sulit mendapatkan taksi," ucap Arin lengkap dengan satu tangannya yang langsung saja melingkar di tangan sang kekasih.

Soobin hanya menatap sang kekasih datar, tampak tak ada niatan dari pria itu untuk membalas laporan sang kekasih.

Merasa ada yang salah akan kediaman Soobin, Arin pun kembali memanggil nama sang kekasihnya itu, "Soobin.."

"Ah, Apa yang kau bilang?"

"Aku terlambat karena sulit mencari taksi," ulang Arin merasa aneh.

"Benarkah? Ah, pantas saja tadi kau malah diantar oleh mantanmu" ucap Soobin santai - malah kelewat santai - terbukti dengan senyum pria itu yang tiba-tiba saja mengembang selepas mengucapkan itu semua.

Pegangan Arin ditangan Soobin pun tanpa Arin sadari mulai mengendur, "Kau melihatnya? Maaf.."

"Tak apa, pasti seru bukan reuni bersama mantan sebelum berkencan dengan kekasih sendiri," masih ucapan penuh sindiran namun dibalut manisnya senyuman Soobin masih terus pria itu lancarkan.

Ucapan yang tentu saja membuat Arin tak enak hati.

"Soobin, aku serius. Tadi aku sulit menemukan taksi, lalu mobil Yangyang melintas dan dia melihatku, lalu ia menawarkan tumpangan. Dia hanya menolongku, tak lebih.." jelas Arin sejujur-jujurnya.

Arin tau kekasihnya itu kini tengah merajuk marah. Tapi sungguh Arin tak ada niatan sedikitpun untuk berselingkuh dengan orang lain - terlebih dengan masa lalunya itu.

"Benarkah? Bagaimana jika itu semua hanya akal-akalan mantanmu itu? Mungkin ia ada maksud lain mengantarmu hari ini - misalnya, kembali mendekatimu dengan embel-embel menolong?" Kecurigaan Soobin semakin menjadi.

"Sayang, aku serius. Yangyang tak mungkin melakukan itu - aku dan dia telah lama selesai."

"Benarkah?"

Masih - rasa tak percaya itu masih bergelayut dibenak Soobin. Ya, Soobin memang tengah cemburu. Pria mana yang tak cemburu jika kekasihnya tiba-tiba diantar oleh sosok mantan yang harusnya telah pergi menjauh. Tapi ini, bukannya menjauh masa lalu ini malah mendekat.

Sungguh mencurigakan bukan?

"Sayang. Sungguh, aku minta maaf. Jika aku tau jadinya akan seperti ini - tadi aku lebih baik menolak ajakannya,"

"Kau memang harusnya menolak.." ujar Soobin singkat.

"Maaf."

Sesal Arin yang kentara sekali jika gadis ini memang merasa bersalah pada sang kekasih. Arin sebenarnya tak ada maksud lain. Arin mengiyakan ajakan Yangyang itu, karena ia tak mau sang kekasih menunggunya terlalu lama.

Walaupun Soobin tak akan keberatan jika ia menunggu lama, tapi tetap saja Arin merasa tak enak.

Mendengar penyesalan sang kekasih, Soobin pun tak bisa lama-lama terdiam dalam amarahnya. Dengan lembut Soobin meraih kedua pipi Arin dan membawa gadis itu untuk menatap kearahnya.

"Aku maafkan, tapi jangan diulangi lagi. Kau tau, aku tak suka melihat kau dekat dengan pria lain terlebih masa lalu mu itu. Ya, bisa dibilang sore ini aku cemburu melihat kau dengan dia bersama," aku Soobin pada akhirnya.

Arin menatap sang kekasih takjub.

Sungguh. Arin tak menyangka jika kata cemburu akan meluncur juga dari bibir manis sang kekasih.

Sepanjang mereka berkencan - lima bulan kebelakang, Arin tak pernah menduga jika Soobin akan cemburu padanya. Biasanya Arin lah yang cemburu pada sang kekasih karena terlalu populer di kampus, tapi ini terbalik. Wow...

Tanpa sadar Arin pun tersenyum mendengar pengakuan manis sang kekasihnya itu.

"Kau cemburu?"

"Tentu, memangnya aku tak boleh cemburu apa?" Tangan Soobin yang sebelumnya menangkup pipi sang kekasih, kini tampak turun dan memilih untuk menggenggam tangan sang kekasih erat.

"Kau itu milikku. Jadi, jika ada yang boleh mengantarmu - tentu saja itu adalah aku. Kau mengerti?" Ingat Soobin lengkap dengan senyum pipi bolongnya.

Arin pun ikut tersenyum, "Tentu! Aku mengerti!"

"Baguslah. Sekarang ayo kita menonton film. Kau tau aku pikir kita sudah terlambat - mungkin kita harus membeli tiket lagi," jelas Soobin setelah sadar jika mereka telah menghabiskan cukup banyak waktu untuk berdebat tadi.

"Kau benar, kita terlambat" setuju Arin setelah mengecek jam di ponselnya. "Kita membuang lima belas menit kita untuk bertengkar.."

"Dan itu semua gara-gara masa lalu itu yang tiba-tiba muncul," ucap Soobin yang tiba-tiba saja merasa panas. Padahal saat ini angin sepoi-sepoi tengah mengiringi langkah mereka - tapi tetap saja.

"Sudahlah, jangan dibahas lagi." Ingat Arin riang. "Bukankah hari ini kita akan berkencan?"

"Kau benar, ayo.." keduanya pun kembali berjalan beriringan lengkap dengan kedua tangan yang saling bertaut erat.

Ya, kencan mereka baru saja dimulai.

"Arin sayang, kau mau menonton apa?"

"Romance? Horror? Aku terserah saja.."

"Bagaimana jika Horror? Aku rasa seru, kita bisa berpelukan didalam nanti.."

"Soobin..."

"Kenapa? Bukankah itu menyenangkan? Kita saling berpelukan seperti teletabis?"

"Sudahlah, cepat beli tiketnya!"


16 Jan 2021
wonwoobee 🐨🐼

Just Fanfict - Series!Where stories live. Discover now