40

33K 2.6K 341
                                    

Jennie terpaksa bangun dari tidur lelapnya ketika hampir seluruh bagian wajahnya terasa lembab. Jennie melenguh sembari berusaha menyingkirkan sesuatu yang berada di wajahnya. Ia benar-benar lelah setelah melakukan olahraga malam bersama Lisa dan sekarang tidurnya pun harus terganggu.

"Aku masih mengantuk"ujarnya pada Lisa yang masih saja mengecupi pipinya yang besar.

"Wake up, baby"bisik Lisa. Satu jarinya menelusuri hidung Jennie dari atas hingga bawah menciptakan rasa geli.

"Lisa"protesnya seraya menyingkirkan tangan Lisa dari wajahnya.

Lisa tertawa pelan, namun sama sekali tak menghentikan ulahnya mengganggu tidur Jennie yang lelap. Ia kembali menciumi wajah Jennie tak menghiraukan wanita itu yang memekik kesal. Karena tujuan Lisa hanya satu, membuat istrinya itu terjaga.

"Bangun sayang"ujar Lisa sekali lagi.

Dengan sangat terpaksa Jennie menekan rasa kantuknya dan membuka matanya perlahan. Namun yang ia tangkap dari penglihatannya hanya kegelepan dengan sedikit cahaya temaram kekuningan. Perlahan ia dapat melihat sosok Lisa yang tersenyum lebar menanti dirinya.

"Jam berapa sekarang?"tanya Jennie.

"Hmm, dini hari"jawab Lisa terdengar tak yakin.

Desahan napas kasar keluar dari bibir Jennie. "Menyebalkan sekali"rutuknya.

Kemudian ia merapatkan selimut yang sejak awal telah membungkus tubuhnya yang tak memekai sehelai benang pun. Ia bersiap membalik tubuhnya untuk memunggungi Lisa dan tidur kembali. Namun cekalan di lengannya membuat ia kembali berdecak kesal.

Jennie meraba atas nakas yang berada disisi tempat tidurnya, mencari ponselnya yang ia letakkan disana. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Jennie hanya mengaktifkan layar tersebut dan melihat waktu yang tertera disana.

"Ya Tuhan Lisa, untuk apa membangunkan ku di pukul 1 dini hari seperti ini"gerutunya.

Ia benar-benar kesal dengan Lisa yang mengganggu waktu tidurnya. Ia sangat kelelahan dan membutuhkan istirahat yang lebih. Bahkan mungkin ia baru saja terlelap kurang dari satu jam lamanya.

Tak ada tanggapan dari Lisa, ia hanya diam dan membiarkan istrinya itu terus menggerutu. Dan ketika Jennie berhenti barulah ia melakukan niatnya hingga membangunkan Jennie yang kelelahan. Pertama, ia menekan sakelar lampu hingga kamar temaram itu berganti terang.

Jennie menutup kedua matanya terkejut saat cahaya yang lebih besar menghantam kedua matanya. Tidak lama, karena setelah itu ia kembali membuka matanya dan menatap Lisa yang seakan sibuk sendiri di sisi ranjang lainnya. Jennie beranjak bangun dan duduk bersandar pada kepala ranjang dengan menahan selimut di dada selama pergerakannya untuk menutupi tubuhnya. Ia hanya diam memperhatikan Lisa.

Saat Lisa bangkit, Jennie baru bisa melihat sebuah kue berada di tangan Lisa. Tidak banyak hiasan diatas kue tersebut, tapi yang pasti ada buah yang menjadi kesukaannya, strawberry. Juga terdapat beberapa lilin yang menerangi.

Jennie tak dapat menyembunyikan keterkejutannya, yah tentu terkejut dan terharu. Ia membekap mulutnya dengan satu tangan dan menatap Lisa haru. Terlebih mendengar Lisa menyanyikan lagu untuk merayakan pergantian usianya.

"Selamat ulang tahun sayang"ujar Lisa dengan senyuman lebar. Ia menyodorkan kue yang dibawanya kepada Jennie memintanya make a wish sebelum meniupkan lilinnya.

"Terimakasih. Kapan kau menyiapkan ini semua?"tanya Jennie bingung karena rasanya Lisa selalu bersamanya seharian ini.

Lisa tertawa pelan. Ia mendekat pada Jennie lalu menangkup satu pipi milik istrinya, dikecupnya lembut kening, pipi lalu bibir Jennie. "Bersyukurnya Rose bersedia melakukannya untukku"bisik Lisa tepat di depan bibir Jennie.

Entangled with The SupermodelWhere stories live. Discover now