15

25.9K 2.6K 114
                                    

Jennie POV

Ini adalah hari ketiga yang aku lewati tanpa Lisa disisiku setelah ia resmi menyandang gelar sebagai tunanganku. Kepergiannya selama seminggu ke Jepang, sedikit banyaknya mengubah hariku yang selalu penuh akan dirinya.

Lisa biasanya selalu menggangguku, menghubungiku tanpa kenal waktu bahkan tak jarang menemuiku. Kini gadis jangkung itu hanya sibuk menerorku dengan berbagai pesan juga panggilan telepon, terkadang juga panggilan video ia lakukan.

Jujur saja terkadang aku merasa risih dengan sikapnya itu. Hidupku yang dulu bebas kini telah dimiliki seutuhnya oleh gadis itu. Tapi aku tak mampu menolak semua perlakuannya padaku, aku menyadari itu. Aku terlalu lemah, aku yang tak bisa tegas padanya.

"Jennie, kau sibuk hari ini?"tanya Irene unnie yang telah berada diambang pintu kamarku. Aku bahkan tak mendengar suara ketukan pintu.

"Anni, ada apa unnie?"tanyaku.

Ia masuk semakin dalam. Lalu duduk di sampingku, disisi ranjang yang menghadap langsung pada balkon kamar yang ku buka lebar hingga hembusan angin sedikit meniup rambut kami.

"Bisakah kita keluar bersama? Aku, kau, dan Jisoo?"tanya Irene unnie.

"Kurasa, terakhir kali kita melakukannya sudah sangat lama"ujarnya menerawang.

Ya, mungkin aku membutuhkan ini. Aku muak mendengar bunyi dering ponselku yang memekakkan telinga. Lisa terus saja menghubungiku dan aku tak tega jika mengabaikannya. Jika aku bersama mereka, setidaknya aku akan memiliki alasan untuk tak meladeni panggilannya.

"Baiklah unnie"jawabku.

"Bersiaplah, kami akan menunggumu"ujar Irene unnie lalu pergi meninggalkanku untuk bersiap.

Aku hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk menyiapkan diriku, lalu turun menghampiri kedua unnieku yang telah siap. "Kajja"ujar Irene unnie memimpin.

Tak ada yang spesial dari hangout yang kami lakukan. Seperti para wanita pada umumnya, kami hanya berbelanja lalu pergi ke salon dan terakhir menyempatkan diri untuk makan sebelum kembali pulang.

Jisoo unnie merekomendasikan kami pada salah satu restoran Jepang yang ia yakini adalah penyedia makanan Jepang terlezat yang ada di Korea. Aku dan Irene unnie hanya mengikuti saja. Toh, aku akan memakan apapun untuk mengisi perutku yang kosong dan meronta meminta diisi ini.

Melihat kedua unnieku yang memeriksa ponselnya sembari menunggu makanan tiba, aku pun melakukan hal yang sama. Sudah 5 jam rasanya aku tak melihat ponselku bahkan aku mematikan deringnya agar aku bisa menikmati waktuku dengan baik.

Kosong, aku tak melihat satu pun notifikasi dari nama Lisa. Baik pesan maupun telepon. Sekali lagi aku melihatnya hanya untuk memastikan apa aku melewatinya, aku mencari namanya dari atas hingga bawah namun aku sama sekali tak menemukan nama Lisa disana. Aku kembali melihat pada jam, benar ini sudah 5 jam dari terakhir kali aku melihatnya.

"Haish, Taehyung terus saja mengirimiku pesan"decak Irene unnie yang masih saja membalas pesan suaminya.

"Kau benar unnie, Jin juga terus saja menerorku dengan pesan-pesannya ini" lanjut Jisoo unnie.

Aku hanya diam dan meletakkan ponselku diatas meja. Setelah selesai membalas pesan para suaminya mereka pun melakukan hal yang sama, meletakkan ponselnya diatas meja.

"Apa Lisa juga mengirimimu pesan? Aishh mereka benar-benar tidak bisa membiarkan kita bersenang-senang" kembali aku mendengar gerutuan Irene unnie.

Entangled with The SupermodelWhere stories live. Discover now