45

27.8K 2.6K 797
                                    

🚫🚫Part ini sedikit ada adegan kekerasan seksual dan kekerasan fisik ya manteman. Mohon diskip aja kalau ga bisa baca tentang kekerasan dalam bentuk apapun 🙏🙏

***

"hai Jennie".

Jennie membeku, keringat dingin mulai menyerangnya. Sangat jelas dalam ingatannya milik siapa suara ini.

Tidak, ku mohon jangan.

Bukan, itu Lisa.

Jennie terus merapalkan kata-kata tersebut untuk mengusir ketakutannya juga pikiran buruk yang tiba-tiba saja terlintas. Ia menunduk, meremas kuat gaun yang dikenakannya.

"Takdir selalu berpihak pada kita". Ia tertawa pelan namun terdengar menyeramkan bagi Jennie.

Susah payah Jennie mengumpulkan keberaniannya dan perlahan mulai berbalik. Ia sedikit tersentak kala pikiran buruk dan kecurigaannya nyata, pria brengsek itu berdiri tak jauh darinya dengan seringai yang mengerikan.

"Kenapa, kenapa kau bisa disini?"tanya Jennie terbata.

Pria itu memasukkan kedua tangannya kedalam kantong celana bahan yang ia kenakan. Tatapan matanya yang mengejek tak beralih pada Jennie yang berdiri ketakutan.

"Untuk bertemu dengan adik iparku" jawabnya lalu mengedipkan satu matanya pada Jennie.

"Keluar, keluar sekarang. Lisa akan membunuhmu jika kau berani mendekatiku"ancam Jennie sembari menunjuk pintu keluar.

"Keluar atau aku akan berteriak"ancam Jennie.

Namun reaksi yang pria itu berikan hanya terkekeh ringan. Lalu menggelengkan kepalanya seakan tak percaya. Ia mengambil satu langkah lebih dekat dengan Jennie, namun Jennie segera mengambil langkah panjang untuk menjauh.

"Kau tidak mendengarnya? Musik di luar sana begitu keras sampai terasa memekakkan telinga. Kau yakin suaramu yang kecil itu akan sampai ke telinga mereka?"ujarnya seraya tertawa kecil.

"Tenanglah, Jennie-ah. Tidak akan ada yang menyadari keberadaanku. Untuk mereka, aku hanya manusia tak kasat mata"ujar Jin mencemooh.

Dalam hati Jennie membenarkan ucapan pria ini. Sekuat apapun ia berteriak, suaranya tak akan lebih besar dari suara musik di taman. Tak akan ada seorangpun yang akan mendengarnya.

"Kalau begitu pergilah. Kau juga terlihat seperti itu bagiku"balas Jennie.

Lagi-lagi Jin terkekeh dan kali ini mengambil langkah lebih besar membuat Jennie semakin panik. Tangannya yang berada di kantong celananya ia keluarkan, lalu bersedekap di depan dadanya dengan angkuh.

"Begitukah? Bagaimana jika aku membuatmu bisa terus melihatku? Atau haruskah kita tinggal berdua saja?" ejeknya.

Melihat Jennie yang semakin ketakutan membuatnya tertawa pelan. Langkah kakinya yang panjang semakin dekat dengan Jennie yang tersudut di dinding.

"Jennie-ah"panggilnya lembut.

Jin sedikit mencondongkan tubuhnya untuk melihat wajah Jennie. "Kau cantik sekali"pujinya.

"Menjauh dariku brengsek"teriak Jennie sembari mendorong bahu Jin.

Namun tubuh Jin yang kokoh tak sedikitpun mampu tergerak oleh tenaga Jennie yang tak seberapa itu. Jin tersenyum kecil kemudian menepuk puncak kepala Jennie dengan satu tangannya.

"Jangan kasar Jennie-ah. Kau tidak cocok dengan perangai buruk seperti itu"ujarnya.

"Oh atau istri sialanmu itu yang membuat sikapmu menjadi buruk"lanjutnya.

Entangled with The SupermodelWhere stories live. Discover now