berbeda / jaehyun

4.1K 559 24
                                    

"Jae," panggil Lisa. Gadis itu memelankan radio di dalam mobil, membuat lagu The 1975 yang baru saja diputar mulai terdengar samar. "Gue mau ngomong, deh."

Jaehyun menoleh. Hari ini mereka baru saja balik dari konser di GBK, ceritanya malam mingguan. Lisa yang ngajak. Tumben banget, 'kan? Padahal Lisa itu kalau ditawarin date pasti jawabannya kalau nggak males, ya lagi nugas. "Kenapa? Kamu laper?"

Lisa mendengus, menyikut lengan Jaehyun. "Serius tau."

Jaehyun nyengir, dan entah mengapa membuat hati Lisa semakin sakit. "Perlu aku tepiin dulu gak mobilnya?"

Lisa mengangguk. Gadis itu meremas pergelangan tangannya, sementara mobil Jaehyun mulai menepi ke jalanan. Malam ini rasanya amat sempurna. Terlampau sempurna sehingga hubungan mereka mulai terasa seperti mimpi dan Lisa tidak ingin bangun karenanya.

"Putus, yuk."

Tangan Jaehyun berhenti memutar stir mobil. Kendaraannya sudah terparkir rapi, tinggal mengganti persneling ke gigi maju. Lucu bagaimana beberapa menit lalu mereka masih tenggelam dalam kesenangan dan euforia. Namun saat ini, keheningan yang menyesakkan langsung melanda keduanya. Jaehyun terdiam sementara jemarinya mencengkram kemudi mobil kuat-kuat.

"Lisa, apa kamu bahagia?"

Lisa memalingkan wajah untuk melihat lajur lalu lintas di balik jendela. Tidak ingin melihat pantulan terluka dari mata pemuda di sebelahnya. Bohong jika Lisa mengatakan tidak. Bersama Jaehyun, dia telah melewati momen-momen paling berharga dan berarti dalam hidupnya. Tidak adil jika Jaehyun langsung bertanya seperti itu. Lisa menggigit bibir, sangat tidak adil.

"You know that's not the case."

"Lalu kenapa?"

Lisa menghela napas, "Aku takut. Aku pengecut, Jae. Semakin lama aku dekat sama kamu, semakin berat juga untuk aku bisa ngelepasin semua ini; kamu, kita. Where in fact, you didn't even belong to me from the start."

Jaehyun memejamkan mata. Tahu ke mana topik pembicaraan ini mengarah. Tahu ke mana hubungan mereka akan berakhir.

"Kamu bukan milik aku, Jae. Kamu milik Tuhanmu."

Memerlukan waktu dua tahun untuk pelan-pelan menerima hubungan mereka. Hanya butuh dua detik untuk menghancurkan segalanya.

"Kita udah pernah ngomongin ini, Lisa," Jaehyun menggelengkan kepala. Menarik bahu gadis itu pelan, "Sini, lihat aku."

"Aku tahu Bunda minta kamu jadi pastor." Lisa akhirnya memandang tepat di mata Jaehyun. Membuat luka yang memisahkan keduanya semakin lebar dan dalam. "Kalau kita lanjutin terus hubungan ini, terus apa Jae? Apa? Akhirnya bakal tetap sama. Some things aren't mean to work out and it's not our fault. We just need to let this go. And we'll be okay."

Apa yang dikatakan Lisa adalah benar sekaligus salah. Keduanya selama ini sudah cukup egois untuk menahan hubungan mereka di satu sisi yang berlainan. Tanpa memedulikan kebaikan mereka sendiri dan masa depan. Tetapi Lisa juga salah akan satu hal; tidak akan ada yang baik-baik saja. Setidaknya setelah semua yang terjadi. Setelah apa yang berhasil mereka lewati bersama-sama selama ini.

Karena tidak semua hal harus tentang mempertahankan atau memperjuangkan. Ini adalah soal merelakan.

Lisa tidak ingin menjadi penghalang antara Jaehyun dan Tuhannya. Jaehyun juga tahu Lisa pantas mendapatkan sosok yang lebih baik. Seseorang yang mampu mencintainya dengan benar. Mereka berdua pantas bahagia.

"Jadi, putus yuk, Jae?"

Jaehyun hanya terdiam dan menyalakan starter. Mobil pun kembali bergerak maju pada satu lintasan yang sama meski dua manusia di dalamnya sudah memilih jalan yang berbeda.

•••

⠀⠀
⠀⠀
cerita sedih pertama di buku ini :((((((((((

makasih yang udah request!

SWEETENERWhere stories live. Discover now