Kata siapa anak cheers dan tim basket selalu akur? Di sini, dua klub itu akan selalu berada di dua sisi yang saling bertentangan.
"Anak basket egois, anjir! Udah jelas-jelas ini Hari Selasa, masih juga disambar." Lisa masih ngedumel. Memang saling rebutan. Apalagi akhir bulan ini banyak klub yang juga akan mengikuti perlombaan. Bedanya jadwal cheers dan basket akan selalu bersilangan.
"Lagian lo pake nantangin, sih. Tau sendiri lo kaya ikan," kata Donghyuk datar. Abis diseret Lisa ke kantin, nemenin dia misuh-misuh.
"Kok ikan?!"
"Gampang kepancing."
Lisa baru ingin menendang kursinya ketika Cha Eunwoo dan Park Roseanne muncul dari koridor. Sepertinya rapat OSIS baru saja selesai. "Hai, tumben gak latihan?"
Belum sempat Lisa menjawab, Donghyuk sudah mendengus. "Gak. Dia kalah panco."
Alis Eunwoo berkerut. "Kok panco? Dia ganti klub sekarang?"
"Gak. Si bocil sok-sokan ngelawan Ko Junhoe."
"Lis, lo itu flyer. Lo ditiup si June juga terbang kali," Roseanne menggeleng-gelengkan kepala.
"Enak aja, gue juga ada ototnya tau," balas Lisa defensif. Ini adalah miskonsepsi yang sering dia dengar. Padahal menjadi anggota cheerleader itu memerlukan otot, juga keseimbangan, kelenturan, dan kekompakan.
Tiba-tiba Lisa merasa tangannya diangkat. "Mana? Gak ada." Jaehyun muncul dari belakang, meletakkan susu kotak dan sebungkus roti cokelat di meja. "Isi energi dulu baru marah-marah."
Lisa melotot. "Bilangin ke Junhoe tuh! Gak usah main kotor serobot-serobot gitu!"
"Iya. Makanya cheers latihan gak usah sampai malem. Itu kehitungnya dua sesi."
"Kata siapa?!"
"Aku."
Dua pasang mata itu saling mengunci. Atmosfer di meja semakin memanas bahkan tanpa dua orang tersebut saling membuka suara. Donghyuk menghela napas. "Sini gue translate-in: Yang, aku gak mau kamu kecapekan. I miss you, gitu."
"Masalah rumah tangga jangan dibawa ke sekolah dong, please," Roseanne mengeluh. "Eunwoo, harusnya kita bikin poin skorsing buat ini."
Meski kedua klub saling bermusuhan, kapten tim basket SMA mereka memang berpacaran dengan flyer tim cheerleader. Pernah menjadi kabar terheboh pada masanya. Banyak yang mengharap mereka putus juga. Tapi selama Lisa menyukai Jaehyun dan Jaehyun juga menyukainya, hal lain terasa tidak sepadan untuk dipedulikan.
Lisa sepertinya paham ke mana topik obrolan ini mengarah. Ia memang sempat mengalami cedera saat latihan.
"Cuma memar dikit, kok. Udah gak sakit," Lisa mengabaikan teman-temannya.
Jaehyun hanya diam, menatapnya lama. Lisa bukan orang yang mudah canggung, tapi kalau Jaehyun sedang dalam mode super serius seperti sekarang, kadang Lisa merasa grogi.
"Hari ini aku yang jemput pulang, ya."
"Oke."
"Gak ada pulang malem-malem lagi, ya."
"Oke."
"Mau pegangan."
"Oke." Lisa mengerjap. "Ha? Apaan?"
Tapi tangan Jaehyun sudah menaut pada jemarinya. "Besok panconya sama aku aja."
"Idih, gak mau. Nanti jadinya pacaran, bukannya mau adu panco."
"Gak usah deket-deket Junhoe. Tangannya jelek. Bagusan aku."
"PULANG LO SEMUA SEBELUM GUE SKORS BENERAN."
•••
hajsjhsh udah lama ga nulis slice of life no plot gini
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETENER
Fanfiction(n.) A sugar substitute. This work may not provide glucose or fructose, but I hope it'll still boost you an extra bit of serotonin.