SWEETENER

dalgona coffee / wonwoo

"Astaga, enggak gitu, anjir," Lisa merebut gelas dari tangan Hangyul. "Lu ngerti cara buat dalgona coffee gak, sih? Ini kenapa nggak ngembang-ngembang dari tadi?"

Hangyul melotot, tidak ingin mengalah. Balas menarik gelasnya. "Apa sih? Lo pacaran aja sana, Kak."

"Gue kesel liatnya tau." Niat awal Lisa datang ke apartemen Wonwoo memang untuk nugas. Tapi setelah melihat adik pacarnya yang malah sibuk ngerusuh di dapur, dia jadi gemes sendiri. "Siniin gak sendoknya?"

"Biarin aja sih, Lis," Wonwoo muncul dari depan, langsung duduk di kursi dapur dan menopang dagu. "Bener kata Hangyul, mending kita pacaran aja."

Lisa tertawa, mengangkat gelas di tangannya. "Gue pukul ya lu."

"Sopan sama yang lebih tua."

"Kita cuma beda setahun."

"Kan. Ngelunjak lagi."

"Anjing malah beneran pacaran," Hangyul bersungut-sungut. "Tau gitu tadi gue ke rumah Yohan."

"Berisik. Ini nescafe lo di mana?" Sekarang Lisa udah mulai buka-buka rak dapur. Berasa rumah sendiri.

"Kanan," kata Wonwoo dan Hangyul bersamaan saat tangan Lisa meraih kompartemen kiri. Lisa nyengir. Dua bersaudara itu kalau sedang samaan gini memang suka bikin gemes.

"Kamu mau ngapain?" tanya Wonwoo saat Lisa meraih panci.

"Ngerebus," Lisa menoleh pada Hangyul. "Tadi lo pake air apa emangnya?"

"Sama kok."

Wonwoo menggeleng-gelengkan kepala. "Noob lo pada." Ia bangkit dan berdiri di depan kulkas, mengambil sebotol air dari sana. "Yang bener tuh pakai yang dingin."

"HAH?"

"Biar emulsinya stabil, harus pakai air yang gerakan partikelnya pelan. Air panas itu gerakan partikelnya cepet."

"HAH???????"

Wonwoo menatap mereka dengan pandangan songong. "Lo berdua dulu pas fisika ngapain, sih? Cabut ya?"

Lisa memutar mata. Mengambil botol minum itu dan berbalik pada Hangyul. "Abang lu ngeselin."

"Pacar lu tuh."

"Masih bisa putus."

"Gue juga bisa nyoret dia dari KK."

"GUE MASIH DI SINI HOI."

•••

ini timelinenya pas awal-awal covid jadi bikin dalgona

plis knp tiap work wonu di sini nggak penting bgt