Midnight Fantasy [Choi Hyunsuk x Choi Yena]_END

[10]

Tiba-tiba Hyunsuk mengambil tasnya dan mengeluarkan kue manis lalu dia berikan pada Yena.

"Eh.. Kau suka dengan yang manis-manis ya?" tanya Yena.

"Ya begitulah, makanan yang manis dapat membuatku lebih rileks." jawab Hyunsuk.

Makanan manis membuatmu lebih tenang??

Makanan manis??

Lebih tenang??

Sebentar!!!

Yena seperti pernah mendengar kata-kata itu. Itu sama persis dengan perkataan Danny.

"Aku paham, sungguh. Tapi kamu harus belajar mengalahkan rasa takutmu. Kalau menurutmu itu sulit atau kamu gelisah, kurasa makan makanan manis bisa membuatmu sedikit rileks."

"Kau gila ya??!! Sungguh konyol, lalu jika nomor itu sial berarti aku dikutuk selamanya begitu?? 11 adalah tanggal lahirku."

"Peti mati? Kau tau aku malah suka banget angka itu karena itu angka kelahiranku. Dan itu hari pepero."

Camilan ini sama seperti camilan yang ditawarkan Danny, dia kan juga satu universitas denganku. Apa jangan-jangan...

"Apa kau DJ Danny???!!!" teriak Yena.

.

.

.

.

.

"Yen yenaa!! Woii!!" Yena pun tersadar dari lamunannya.

"Kau pasti melamun lagi, kenapa kau suka melamun ha??" tanya Hyunsuk.

Bukannya menjawab pertanyaan Hyunsuk Yena masih asik bergelut dengan pikirannya.

"Jadi pertanyaanku tadi tak keluar dari bibirku?? apa yang kau pikirkan Yena? Tak mungkin mereka orang yang sama." gumam Yena.

"Pertanyaan apa??"

"Apa? Enggak ada apa-apa kok." jawab Yena sembari membenarkan kaca matanya.

"Terus apa yang kau gum-"

"YENAAA." terlihat ayah dan ibu Yena berjalan ke arah mereka.

"Dad?? Mam?? Kok kalian bisa di sini?" tanya Yena.

Hyunsuk pun berdiri dan memberi salam pada orang tua Yena.

"Siang paman-bibi." sapa Hyunsuk.