# 25

2.6K 456 148
                                    

Early note penyejuk hati :

#SunghoonBukanSedboi
 
 
 
 
  

Hari ini Sunghoon terlihat luar biasa padahal hanya pakai kaus putih biasa dan celana jins hitam. Itu membuat Heeseung iri sekali. Sunghoon bisa saja menggunakan trash bag sebagai pakaiannya dan dia akan tetap terlihat tampan di mata orang. Beda sekali dengan Heeseung yang masih khawatir dirinya terlihat jelek dengan hanya menggunakan kemeja baby blue yang sedikit kebesaran (hasil serah-terima dari abangnya) dan celana jins skinny warna biru.

Sekarang mereka sedang ada di pusat perbelanjaan. Sunghoon minta ditemani membeli hadiah untuk sepupunya yang ulang tahun. Sepupunya kembar; laki-laki dan perempuan. Hal itulah yang menyebabkan Sunghoon bingung sekali dalam memilih hadiah yang pas.

"Yang laki-laki suka mobil-mobilan remote control, tapi dia sudah punya setumpuk di rumahnya," jelas Sunghoon sambil melangkahkan kakinya masuk ke toko mainan yang sangat besar. Heeseung menahan dirinya untuk tidak bergidik kagum, seumur-umur dia belum pernah beli sesuatu dari toko ini. "Yang perempuan suka memanah."

"Wow, keren," komentar Heeseung. Sunghoon tadi bilang sepupunya masih berusia enam tahun. Enam tahun dan sudah bermain panahan? Hebat. "Apakah dia akan menempuh karier seperti kamu?"

Sunghoon berhenti di rak yang menampilkan deretan mobil-mobilan collector set. Heeseung baru ingat Sunghoon suka mengoleksi beberapa mobil-mobilan untuk dipajang di kamarnya. Heeseung belum pernah ke kamar Sunghoon, tetapi sesekali Sunghoon menunjukan koleksinya di Instastory Instagram. "Karier seperti atlet begitu maksudmu?" tanya balik Sunghoon. Heeseung mengangguk. "Oh, kurasa iya. Dia suka memanah dan kayaknya memang dipersiapkan untuk jadi atlet. Entahlah, jalannya masih panjang."

Atlet figure skater itu melanjutkan langkahnya semakin masuk ke dalam toko. Heeseung mengekorinya di belakang. "Aku rasa kamu bisa belikan adikmu yang perempuan itu sesuatu yang tentang panahan," saran Heeseung. Matanya menangkap deretan Lego yang sedari kecil selalu ia inginkan. "Pasti berguna."

"Mainstream," tolak Sunghoon. "Semua orang berpikiran hal yang sama dan akan kasih dia barang itu. Aku mau kedua adikku dapat sesuatu yang lain dari apa yang orang lain kasih ke mereka."

Bibir Heeseung membentuk senyum. Sungghoon ternyata ingin hadiah untuk sepupunya itu spesial.

"Bagaimana kalau sepatu ice skating?"

Sunghoon kembali menghentikan langkahnya, tetapi kali ini ia menoleh ke Heeseung. "Sepatu ice skating?" ulang Sunghoon. Heeseung mengangguk. "Tapi mereka gak skating kayak aku."

"Kamu mau sesuatu yang lain dari apa yang orang lain kasih, kan? Buat hadiahmu sespesial mungkin." Heeseung menyikut lengan Sunghoon sambil terkekeh. "Kasih mereka sepatu skating lalu ajari mereka skating. Sehabis turnamen nanti kamu punya banyak waktu luang, kan? Aku rasa gak masalah kalau kamu ajak adik-adikmu ke ice rink dan ajari mereka."

Sunghoon kelihatan berpikir sejenak sebelum mengangguk. "Saran kamu bagus juga. Aku setuju." Kemudian Sunghoon melihat ke sekitar. "Tapi kita udah terlanjur di dalam toko mainan. Mungkin aku bisa beri mereka dua hadiah; mainan dan sepatu skating. Sepatu skating-nya akan kubeli nanti."

Yang bisa dilakukan Heeseung hanyalah mengangguk. Dia tidak mungkin melarang Sunghoon untuk memberikan dua hadiah untuk sepupunya. Pertama, Sunghoon punya uang lebih--biarkan dia menggunakan uangnya. Kedua, memangnya Heeseung siapa yang bisa melarang-larang Sunghoon belanja?

Akhirnya, mereka berdua memutuskan untuk mencari dulu mainan untuk kedua sepupu Sunghoon.

"Aku jadi ingat Youngbin kasih aku satu mobil-mobilan collection set HotWheels terbaru pas aku lolos seleksi kemarin," gumam Sunghoon sambil mengambil salah satu toolkit dasar kerangka elektronik untuk anak-anak. Mainan yang mahal sekali, tujuh ratus untuk satu rangkaiannya. "Dia memberikannya sambil dilempar. Beruntunglah tidak rusak. Kalau rusak, kupastikan anak itu tinggal nama."  

gold digger •  jayseung - hoonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang