Note: Sebelum ke cerita, aku mau bilang kalo aku males nambahin murid-murid lain. Jadi anggap aja sekelas 13 murid ya🤣
^^^^^
Tepat setelah guru yang mengajar meninggalkan kelas, Chan langsung berlari, meraih pintu kelas dan menutupnya rapat. Menutup jalan untuk akses keluar dari kelas XII MIPA 1.
Yang lain tentu bingung, mereka mengoceh pada Chan. Meminta untuk jangan bermain-main karena mereka sudah lapar dan ingin segera ke kantin setelah pelajaran kimia yang membosankan.
"GUYS DENGERIN GUE!" Dari tempatnya duduk, Soonyoung mengambil alih perhatian seluruh murid. Seketika pria sipit itu menjadi pusat perhatian. Yang lain mendengus, lalu memilih mendengarkan selagi menata semua alat tulis dan buku ke dalam tas.
"Nggak usah basa-basi, langsung ke intinya. Lo mau ngomong apa?" Seungcheol--si ketua kelas--mencoba mewakili teman sekelasnya untuk menanyakan penyebab pengurungan ini. Karena sungguh, ia juga sudah lapar. Tadi ia tidak sempat sarapan karena ibunya telat membangunkan, tidak berguna. Ia masih kesal sampai sekarang.
Chan memberi kode kepada Soonyoung untuk langsung mengatakan apa yang ingin keduanya katakan. Soonyoung yang menangkap kode itu pun mengangguk, ia mengusap tengkuknya canggung sebelum berkata, "jadi gini, gue sama Chan rencananya mau buat acara gitu. Rencananya sih di pantai, nanti kita ngobrol-ngobrol santai sambil bakar ayam atau daging atau ikan gitu. Kita sekelas, kalian bisa?"
Keadaan menjadi canggung, seluruh murid saling beradu pandang. Terutama mereka yang memiliki masalah dengan teman sekelasnya sendiri. Seperti Minghao yang langsung melirik Jun sinis, Jeonghan yang membuang muka saat berpapasan dengan Seungcheol, juga Mingyu yang menatap Vernon tajam. Sementara yang ditatap hanya bersikap santai, membuka permen karetnya dan mengunyahnya.
"Halooo, gue butuh jawaban!" Merasa diabaikan, Soonyoung mulai kesal. Oh ayolah, mau sampai kapan kelasnya seperti ini. Mau sekolah pun ia jadi malas jika seperti ini terus.
"Soonyoung," itu Jisoo. Gadis itu mengangkat satu tangannya, ingin menyela, "maaf tapi, aku nggak dibolehin Papa kalo pergi malam hari. Acara-acara kayak gitu biasanya malam hari kan? Jadi mungkin aku nggak bisa ikut."
Soonyoung mendesah kecewa, namun matanya mulai berbinar saat Seokmin membantu. "Gue bisa bantu yakinin Papa lo biar lo boleh ikut. Nanti pulang sekolah gue ke rumah lo deh buat bilang."
Diam-diam, Seungcheol meremas telapaknya erat melihat gadis pujaannya semakin dekat dengan Seokmin. Padahal itu adalah hal yang wajar.
"Seokmin, serius?" Tanya Jisoo masih tak percaya. Karena oh Tuhan, papanya itu sangat keras kepala.
Pria mancung itu mengangguk, "iya. Tenang aja."
"Nah masalah Jisoo udah selesai, ada lagi yang nggak bisa?" Soonyoung kembali bertanya. Lalu Jeonghan mengangkat tangannya yang sukses membuat Soonyoung sedikit salah tingkah.
"Acaranya kapan? Kalo Minggu ini sama Minggu depan gue nggak bisa." Gadis yang masih duduk tenang di bangkunya itu menatap sang lawan bicara lekat. Meski begitu, ia tetap tak menyadari perubahan gerak tubuh Soonyoung yang agaknya lebih kaku. Namun berbeda dengan Minghao yang jelas menyadari itu, gadis itu mengulas senyum tipis. Mulai paham siapa gadis yang membuat temannya itu tertarik.
"Benar tuh, jangan mendadak." Mingyu yang biasa diam dan tak ikut campur kini membuka suara. Sebenarnya pria itu sangat malas dengan acara-acara kelas semacam ini. Membosankan.
Yang lain pun mengangguk setuju, merasa agak keberadaan jika acara dilakukan dalam waktu dekat ini. Soonyoung lantas memutar otaknya untuk berpikir, kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan acara ini.

YOU ARE READING
Our Stories (SVT GS) ✓
FanfictionXII MIPA 1 memiliki banyak siswa dengan beragam kepribadian, dan itu menjadi satu alasan kurangnya solidaritas mereka. ⚠️warn! GS for uke! Bahasa non baku! Sexual harassment! Start: 21/01/2021 End: 27/04/2021