Baru saja gadis itu sampai di depan gerbang sekolahnya, namun seorang pria dengan kulit putihnya dan wajah tampannya sudah lebih dulu menghadang. Gadis itu mendengus, lalu tanpa mengindahkan pria itu, ia kembali melanjutkan langkahnya.
Merasa tak senang karena diabaikan, Jaehyun--pria yang menghadang--mencekal lengan gadis itu.
Minghao memekik, lalu menatap si pelaku pencekalan tangannya tajam. "JAEHYUN!"
"Hao please, Hao. Gue minta tolong banget, ya? Gue janji, gue bakalan balikin setelah jam istirahat. Please!" Rengek Jaehyun. Pria itu sudah mengirim pesan pada Minghao sejak semalam untuk meminjam buku catatan Sejarah Wajib. Hari ini mata pelajaran Sejarah Wajib melakukan ulangan harian, namun sayangnya buku catatan Jaehyun justru hilang. Padahal ia belum membuat sontekan.
"Nggak bisa, Jae. Gue juga ada ulangan habis istirahat. Ya kali gue nggak belajar."
"Lo kan pintar, Hao. Jadi lo nggak perlu belajar. Gue ini, gue yang terancam remidi. Mana lo tahu kan, gurunya ngeselin. Kalo ngasih remidi tuh bentuknya essay mana ditulis tangan sampai berlembar-lembar." Memang benar. Guru Sejarah Wajibnya benar-benar menyebalkan. Waktu itu Jaehyun pernah mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Lalu diberikan tugas essay sebagai pelengkap nilai. Essay berisi tiga puluh soal yang tiap soalnya menghabiskan kurang lebih 10 baris di buku tulis.
"Nah itu lo tahu. Makanya gue nggak bisa pinjamin lo, gue juga nggak mau remidi." Minghao tersenyum manis hingga kedua sudut bibirnya menarik pipinya ke atas, membuat matanya menyipit. Ia langsung menghempaskan tangan Jaehyun yang masih mencekal lengannya, lalu melenggang pergi meninggalkan Jaehyun yang kini memutar otaknya dengan keras.
Jaehyun harus mendapatkan sontekan.
Maka, ia dengan nekat merampas tas punggung Minghao. Gadis itu memekik, lantas berlari mengejar Jaehyun yang sudah lebih dulu masuk ke kelasnya.
"GUE PINJAM BUKU LO BENTAR, CUMA BUAT DIFOTO HABIS ITU GUE BALIKIN, SUMPAH! GUE JANJI!" Teriaknya seraya mengambil langkah secepatnya, berusaha menjauh dari Minghao yang setia mengejar.
^^^^^
"Lo habis dari mana, Hao? Kok kayak kecapekan gitu?"
Minghao mengedikkan bahunya, malas menjawab pertanyaan Soonyoung. Ia lebih memilih duduk di bangkunya, meletakkan tasnya begitu saja dan menyandarkan punggung sempitnya. Buku yang baru saja berhasil ia rebut dari Jaehyun langsung ia gunakan untuk mengipasi dirinya. Ia lelah dan ia merasa gerah. Mengejar Jaehyun ternyata sangatlah sulit, dan sialnya, pria itu berhasil memotret buku catatannya tadi.
"Nih, minum minuman gue." Minghao menerima uluran botol air mineral yang diberikan oleh Soonyoung, membukanya dan menenggaknya dengan rakus. Sementara Soonyoung hanya menggeleng pelan, "by the way, Hao. Gue udah tanya ke pemilik cafe yang ada di dekat pantai itu buat biaya sewa tempat. Kalo gue itung-itung sih, biayanya nggak begitu mahal. Jadi soal itu udah beres. Tinggal lo nih, lo nanti beli daging atau sosis atau marshmellow buat bakar-bakaran gitu ya?"
Membicarakan soal itu membuat Minghao mengingat perlakuan Wonwoo kemarin. Ia jadi ragu dan merasa sedikit takut. Apa ia harus mengundurkan diri untuk mengurus liburan itu?
"Soon, maaf banget, tapi gue mendadak nggak bisa bantuin lo sama Chan. Gue ternyata dua Minggu ke depan bakalan sibuk banget." Tidak ada pilihan lain. Minghao tak ingin gadis kasar itu semakin menjadi-jadi. Maka pilihan untuk mundur adalah yang terbaik.
Soonyoung tampak terkejut, namun Minghao sudah memprediksi itu. "Kenapa tiba-tiba? Lo kemarin bilangnya bisa?"
"Maaf, gue juga baru sadar. Maaf banget. Gue bantuin minta tolong anak lain deh."

ESTÁS LEYENDO
Our Stories (SVT GS) ✓
FanficXII MIPA 1 memiliki banyak siswa dengan beragam kepribadian, dan itu menjadi satu alasan kurangnya solidaritas mereka. ⚠️warn! GS for uke! Bahasa non baku! Sexual harassment! Start: 21/01/2021 End: 27/04/2021