07

2.9K 194 1
                                    

Typo bertebaran,

Happy reading!!!

     Revan dan Dini kembali lagi kedalam.saat membuka pintu ruangan tersebut,mereka terdiam melihat keluarga Atmadja dan Alvaro sedang makan malam.

     Merasa diperhatikan bunda rita angkat bicara.

     "Kalian sudah bicaranya,kalau sudah duduk dulu.kita semua udah gak tahan pengen makan.habisnya keburu lapar"ucap bunda rita.

     "Gak papa kok bun,silahkan dilanjutkan makanya"dini sebenarnya juga lapar, mau pesan tapi malu.

     "Kamu mau pesan apa?"tanya Revan.

     "Gak usah pak,saya enggak lapar"jawab Dini.

     "Dek,pesan aja lagi.Atau kamu takut Revan tau porsi makan kamu yang kayak kuli bangunan"bang dino tertawa mengejek.

     Dini kesal bukan main,kenapa dia punya abang yang doyan banget bikin adiknya naik darah.Dini harus bersabar jangan sampai dia meledak disini.bisa hancur reputasinya nanti.

     "Kamu yakin tidak ingin memesan sesuatu?"tanya Revan lagi.

     Duh ini lagi,rupanya calon suaminya ini punya sifat memaksa juga.

     "Iya yakin,kalo bapak mau pesan silahkan,saya lagi gak lapar" jawab dini agak kesal.

     "Udahlah Rev,lo gak usah nanyain lagi,entar lo bisa diamuk ama adik gue.dia tu kagak suka dipaksa".Dino ikut bicara.

     "Ya udah kalau begitu saya juga tidak jadi pesan"ucap Revan pasrah.

     Setelah para orangtua makan malam,mereka langsung bertanya lagi tentang lamaran ayah Revan tadi pada Dini.

     "Biar Revan sendiri saja yang melamar Radini"ucap Revan mantap.

     Setelah menarik nafas dan membuangnya.Revan dengan tegas berkata,
"Radini putri Alvaro,saya Revan Atmadja melamar kamu untuk menjadi pendamping hidup saya.dan saya akan berusaha mencintai dan menyayangi kamu sepanjang hidup saya.hanya kebahagiaan yang akan saya berikan untuk kamu.maukah kamu hidup dengan saya sampai maut memisahkan kita.will you merry me?"

     Dini terharu mendengar ungkapan lamaran seorang Revan Atmadja,didepan kedua keluarga dini menitikkan air mata,dia terharu dan bahagia.dengan mantap Dini menjawab,
"Yes,I will..."semoga keputusannya ini benar.

     "Alhamdulillah..."ucap mereka semua.

     "Karena Dini sudah menerima lamaran dari Revan,jadi bagaimana kalau pernikahannya kita laksanakan bulan depan?"ucap ayah vano.

     "Kalo kami setuju saja,lebih cepat lebih baik,bukan begitu Revan?"tanya papa pada calon menantunya.

     "Kalau Revan terserah sama Dini saja.kapan pun tidak masalah"jawab Revan tidak ingin memaksa Dini.

     "Kalau Dini terserah mama sama papa,dini ikut aja.tapi dini hanya ingin pernikahan yang sederhana aja tanpa resepsi dulu,soalnya dini masih berstatus murid SMA"jelas dini.

     "Revan setuju dengan permintaan dini,resepsi nanti bisa digelar saat dini selesai sekolah"kata Revan setuju.

     Setelah membicarakan banyak hal tentang pernikahan,mereka semua undur diri untuk pulang.

     Revan mengajak Dini pulang bersamanya,tapi dini menolak.
Dengan dibantu calon mertuanya Revan terus membujuk dini,akhirnya dengan terpaksa dini masuk kedalam mobil pak Revan.

     Sebenarnya Revan ingin mengajak Dini makan dulu.karna Revan yakin perut dini pasti kelaparan karena ditinggal makan malam tadi.lagipula dirinya juga sangat lapar.

     Saat didalam mobil,dini hanya terdiam.banyak yang dia pikiran.Bagaimana cara mengatakan kejadian malam ini pada ketiga sahabatnya.

     "Dini...."

     Panggilan dari pak Revan membuyarkan lamunannya.

     "Ya pak...Ada apa?"tanya Dini.

     "Gimana kalau kita makan malam dulu,saya tau kamu pasti lapar karna saya juga lapar"ucap pak Revan.

     "Boleh deh,mau makan dimana?"tanya dini.

     "Terserah kamu,apa ada rekomendasi tempat yang menarik,atau tempat makan yang enak?"Revan balas bertanya

     "Kalau tempat menarik saya gak tau,tapi kalau makan enak dan murah saya tau"jawab dini
"Didepan ada pertigaan belok kiri,disana ada gerobak nasi goreng yang enak,rasanya gak kalah enak sama yang di restoran bintang lima"cerita dini semangat.

     Revan tersenyum mendengar cerita dini tentang nasi goreng kesukaannya.

     "Baiklah,kita kesana sekarang"ucap Revan.

     Sesampainya mereka disana,dini langsung turun dari mobil dan memesan dua porsi nasi goreng,sedangkan Revan mencari tempat untuk mereka berdua.

     "Ramai juga yaa disini"kata Revan sambil melihat sekitar tempat mereka duduk.

     "Disini memang selalu ramai,karna makanannya pun semua enak dan murah.pak Revan mau minum apa?"tanya Dini.

     "Teh hangat saja"jawab Revan.

     Setelah memesan dua teh hangat,dini sibuk melihat ponselnya.Sebenarnya Dini gugup duduk berdua bersama dengan gurunya.

     Tak lama nasi goreng pesanannya sudah tersaji di meja.Dini dan Revan langsung berdoa dan makan dalam diam.nasi gorengnya memang enak,rasanya pas,mungkin Revan akan datang lagi kemari untuk membelinya.rekomendasi dari Dini memang tidak salah.

     Setelah menikmati makan malam,mereka bersiap untuk pulang.Revan mengantar Dini ke rumahnya.

     Tiba di depan rumah dini,Revan mengulurkan handphonenya yang membuat dini bingung.

     "Tulis nomor handphone kamu,supaya saya bisa langsung menghubungi kamu jika ada sesuatu yang mendesak"ucap Revan.

     Dini mengambil handphone tersebut dan mengetik nomornya tak lupa menekan layar save,untuk menyimpan nomornya.

     "Terimakasih buat makan malamnya,kalau begitu saya masuk dulu,bapak hati-hati dijalan ya".Dini langsung masuk kedalam rumahnya.

     Revan hanya bisa tersenyum melihat kelakuan calon istrinya itu.

     Revan baru saja sampai di rumahnya,senyumnya sejak tadi tidak luntur dari bibirnya,tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya,

     "Duh anak bunda,senyumnya biasa aja dong,kayak baru puber aja.gimana tadi nganter calon istrinya,lancar gak?"

     "Alhamdulillah bun,doain semoga lancar terus.Dini tu susah dipahami,tadi aja susah banget Revan ngeyakini dia"jelas Revan.

     "Kamu tu harus pinter bujuk dianya,mulai sekarang kamu harus belajar banyak dari ayah kamu cara manjain istri".

     "Emang ayah pinter yang begituan bun?"tanya Revan.

     "Yaiyaalaah...ayah Kamu itu jagonya ngerayu dan manjain bunda.Kalo gak mana bisa ada kamu didunia ini"jawab bunda.

     "Jangan lupa harus saling percaya satu sama lain,terbuka dalam hal apapun,dan komunikasi jangan sampai putus"lanjutnya.

     Revan mulai berpikir,apa mereka bisa melakukan apa yang tadi dikatakan oleh bundanya.

     "Jangan terlalu dipikirkan,lakukan dengan perlahan,bunda yakin Dini pasti bisa menjadi istri yang baik buat kamu.Ya udah kamu istirahat sana.mumpung besok weekend,kamu bisa ajak dini keluar,buat lebih mengenal lebih dalam lagi".

     "Kalo gitu Revan mau ke atas dulu yaa.bunda juga masuk kamar terus,udah di tungguin sama ayah"ucap Revan menggoda bundanya.

     Revan tertawa melihat wajah bundanya yang memerah karena malu.dia langsung berlalu menuju ke kamarnya.


Jangan lupa pencet bintang dan comment yang membangun!!!
Trims :-)

My Husband,my Teachers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang