29

2.4K 157 0
                                    

 

        Typo bertebaran!!!







              Happy reading :-)








         Dini terbangun dari tidurnya,dengan menggeliat pelan dia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamarnya,tak tampak adanya penghuni lain selain dirinya.pasti Revan telah pergi ke kantor.

    Pelan-pelan dini bangkit dan beranjak keluar dari kamarnya.sayup dia mendengar suara televisi,dan tampaklah siluet mertuanya yang sedang menonton berita artis yang tersandung kasus narkoba.

     Bunda rita yang mendengar adanya pergerakan dibelakangnya pun menoleh.

   "Sayang sudah bangun? Sini duduk sama bunda."ajak bunda rita memanggil menantu kesayangannya.

     Dini menghampiri mertuanya,dan duduk tepat di sebelahnya,sesuai intruksi mertuanya itu.

     "Sejak kapan bunda disini?"tanya dini bingung karena tadinya dia berpikir hanya tinggal dia seorang di apartemen.

     "Sudah lumayan lah,tadi Revan telpon bunda katanya dia ada rapat dan minta tolong bunda buat temanin kamu disini."jelas bunda melihat kebingungan dini.

     "Oh..."respon Dini sambil tersenyum tipis.

    "Kamu kenapa sayang,kok mata kamu bengkak gini?"bunda rita melihat mata dini yang membengkak,pasti terjadi sesuatu dengan mereka,duga bunda rita.

     "Gak papa kok bun,tadi sebelum tidur dini sempat muntah dan airmata dini keluar banyak sampai gini jadinya,mata dini bengkak."dini menjelaskan sambil tersenyum Mencoba menutupi percekcokan nya dengan Revan.

      "Sebentar yaa bun,"dini bangkit menuju lemari snack yang berada di dekat televisi.

    
      Dini mengacak beberapa snack yang tertinggal,dia mencari coklatnya berharap masih ada walaupun sebatang karena saat ini dia sangat membutuhkannya.Tapi harapannya harus pupus,tak ada tanda-tanda keberadaan coklat di lemari tersebut.

      Bunda rita yang melihat dini sibuk mencari sesuatu pun menghampirinya.

    "Cari apa sayang?"tanya bunda rita lembut.

    Menoleh sebentar,dini menjawab "coklat bun...Tapi kayaknya dah habis."

     "Kamu ngidam mau makan coklat,biar bunda telpon Revan buat beli sekalian pulang dari kantor nanti."

      "Gak bun,gak usah...Dini Gak ngidam kok.Dini cuma mau makan aja,kalo gak ada juga gak papa kok bun."jawab dini gugup.

    Tapi bunda rita tak percaya begitu saja dengan dini.dia yakin pasti telah terjadi sesuatu dengan anak dan menantunya itu.sahabatnya ira pernah bilang kalau dini anaknya moody banget,kalau sedang marah atau sedih dia akan melampiaskan dengan makan coklat.makanan apapun yang berbau coklat pasti di makannya dan jangan di ganggu.

    Ingin membuktikan kebenaran di pikirannya,bunda rita teringat dengan cake coklat yang tadi dibawanya.

     "Dini...kalau Kamu mau tadi bunda bawain cake coklat..."belum sempat melanjutkan kalimatnya dini sudah memotongnya.

     "Oh ya..dimana bun?"sahut dini senang saat mendengar ada cake coklat.

      "Ada di dalam kulkas,tadi bunda simpan disana."Tak menunggu lagi dini langsung bangkit menuju kulkas untuk mengambil cake coklat.Bunda rita takjub dengan tingkah menantunya itu.

      Tak memperdulikan mertuanya yang tengah memperhatikannya,dini mengambil cake coklat itu dan membawa ke meja makan.dia langsung memakan cake tersebut menggunakan sendok dengan mata berkaca-kaca.dini masih teringat dengan bentakan dan teriakkan Revan tadi.Air matanya pun menetes lagi,dengan kasar dini menyeka air matanya agar tak lagi turun.

My Husband,my Teachers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang