45- Awal yang buruk atau awal yang baik?

889K 72.2K 22.9K
                                    


Langsung baca aja yuk.


Sedikit unsur 17+

°°°°°


°°°°
Syera berjalan menyusuri koridor hendak menuju gerbang sekolah. Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu.

Sempat menolak tawaran Arga untuk mengantarkannya pulang, cowok itu masih berada di lapangan basket sebab ada latihan dan arahan dari coach tentang perlombaan basket se-provinsi. Itu alasan kenapa Syera menolak tawaran Arga dan memilih pulang sendiri.

Gadis itu tidak mau mengganggu dan memotong waktu Arga, tidak mau cowok itu ketinggalan arahan dan latihan.

Syera menghentikan langkahnya saat mendengar suara bariton yang memanggil namanya. Gadis itu menolehkan kepalanya, mendapati cowok yang berjalan kearahnya dengan nafas yang sedikit terengah-engah.

Syera mendengus sebal. "Ngapain? Sekiranya kalo gak penting gak usah buang-buang waktu gue,"

"Belum juga ngomong," ucap Aldi.

"Bisa ikut gue gak? Ada yang mau gue omongin," ucap Aldi

Syera menatap Aldi dengan tatapan memicing. "Gue tau itu gak penting, karena gue baik. Gue milih opsi pemilihan gue sendiri, gue mau pulang,"

Aldi menarik tali tas Syera hingga membuat gadis itu menghentikan langkahnya. Syera menggeram tertahan, ia meniup poni yang menutupi matanya. Gak Arga, gak Aldi gak ada bedanya sama sekali.

"Gue beliin es boba, deh. Satu cup, mau?" Tawar Aldi.

Syera terdiam sejenak, tawaran Aldi nampak menggiurkan. Mumpung cuac hari ini cukup panas dan juga uang sakunya sudah habis.

Syera menatap Aldi dan berkata, "Oke. Tapi gue gak mau satu cup aja,"

"Ayo, mau beli segerobak juga gue ladenin."

°°°°°

Syera mengeruput es boba yang ada ditangannya, gadis itu sudah habis dua cup. Ini juga yang membelikan Aldi agar gadis itu mau ikut dengannya.

Bersendawa kecil kemudian menepuk perutnya. "Kembung, ya Allah. Oke makasih, Al. Gue pulang ya,"

Aldi berdecak. "Gue beliin lo itu biar lo mau dengerin gue ngomong. Susah amat sih jadi cewek, gue yakin Arga juga susah ngatur lo,"

"Siapa gue lo ngomongin keluarga gue? Buktinya sampe sekarang Arga betah-betah aja tuh sama gue," saut Syera dengan tampang tidak bersahabatnya.

"Buruan mau ngomong apa? Jangan sampe gue telat pulang. Yang ada dijadiin cincang sama Arga,"

Aldi menghela nafasnya perlahan. Menatap langit-langit yang mulai menunjukkan awan hitamnya, seolah-olah dunia paham dengan perasaan Aldi.

"Setelah lulus gue bakal ke Jerman,"

"H-hah?" Beo Syera. Menatap spontan kearah Aldi.

"Disini gue gak ada kehidupan sama sekali. Nenek gue minta buat kesana, sekalian kuliah juga. Jujur, gue pengen mati kalo tuhan izinin gue,"

"Ngomong lo dijaga. Kayak punya amal banyak aja," tukas Syera. Mencubit keras lengan milik Aldi.

Aldi terkekeh kecil. "Mamah gue ninggalin gue sejak gue kecil, setelah itu papah ketemu sama nyokap Arga yang sama-sama gak punya pasangan. Awalnya gue nerima semuanya, nerima Arga jadi adik tiri gue, ya walaupun jarak umur gue sama Arga cuma beda empat bulan doang," ujar Aldi.

ARGANTARA Where stories live. Discover now