|6'• | Kenyataan

30 24 4
                                    

Dan penyesalan pun datang ke diri Drianna, walau memang ia tidak di khianati tapi...

"Ekhem! " Dehaman itu pun membuat dua pasang manusia yang sudah tidak memiliki status apapun terkejut, apalagi mereka sedang dalam posisi berdekatan

Ya berdekatan, Naya duduk di pinggir kasur Alam.. Sementara Alam terus menerus memeluk Naya tiada henti

"Kenapa? " Tanya Alam

"Gak! Gapapa. " Jawab Drianna datar

Naya yang menyadari tatap ketidak sukaan Drianna pun beranjak dari duduk nya

"Ehm Dri aku mau ngomong sama kamu"

"Buat apa sayang kenapa gak disini aja" Ucap Alam

"Denger kan? Kenapa gak disini aja. " Ujar Drianna cuek

"Dri... " Lirih Naya

"Iya iya ayok keluar"

Mereka berdua pun keluar ruangan dengan meninggal kan Alam yang bingung di tempat.

"Gue nyesel ninggalin lo berdua di kamar" Ucap Drianna terus terang

"Dri.. Itu gak seperti yang lo liat"

"Cih! Kata kata pasaran itu terucap" Drianna sudah menunjukkan sikap malas atau kesalnya yang berarti ia sudah menuju level emosi nya

"But thats true, aku dateng dan Al daritadi panggil sayang teruss... Aku gak bisa apa-apa aku masih bingung" Ya saat datang Alam memang bermesraan terus-menerus ke Naya, seperti rindu berat yang harusnya di tuju oleh Drianna

"Whatt!? Bingung gimana, kemaren gue kasih tau tugas lo jelasin semuanya.. Berarti ada alasan untuk lo menolak kasih sayang Al yang seharusnya sekarang gue dapatkan"

Naya pun bungkam, ia sudah tidak bisa bersabar... Ia ingin murka tapi akan mengagalkan rencana nya

Rencana? Entah Naya menyiapkan rencana baik ataupun buruk kita tidak tau.

"Cuman bisa diam anda!? " Sinis Drianna

"Saya gak cuman bisa diam, saya juga bisa memanfaatkan waktu dan keadaan dengan benar atas dasar kenyaman saya. " Ucap Naya dengan lantang

Perkataan Naya pun membuat Drianna tidak segan menampar nya 'PLAKKK.. '

"Satu tamparan cukup kan? " Drianna pun mengumpat diri nya dan Naya dalam batin, sungguh bodoh.. Sekarang kalau ia berusaha jauhi Naya dengan Alam.. Yang terjadi adalah Al akan membenci dirinya

"Saya tidak butuh tamparan mu, saya hanya butuh saat ini.. Dimana saya bisa bahagia kembali walau di waktu yang salah" Entah Naya sudah sakit jiwa atau bagaimana ia tidak peduli apapun tentang sekarang

"Lo bodoh banget sih, dimana-mana permainan tuh masih di tengah buat lo ungkapin semuanya.. Ini masil awal se ujung garis udh di ungkapkan" Drianna pun tidak segan untuk mengucapkan kata nyelekit

"Bodoh? Hahah justru ini adalah awal permainan, dimana playing victim terjadi... Dan tidak ada yang bisa mengekang hal ini karena saya di lindungan Al! " Jeda Naya

"Ohh dan apa anda ingin berusaha menjauhkan saya dari Alam? Tentu tidak bisa atau saya akan membuat Al benci dengan anda, itu sangat mudah karena mengalihkan topik dan keadaan adalah keahlian saya sekarang... Karena hanya cara itu agar saya bisa bahagia kembali" Jelas Naya

"Gue gak paham dengan cara pikir di otak dangkal lo ini, lo sayang sama Al serius? " Tanya Drianna

"Tentu saja, saya pun lebih pantas daripada anda" Entah mengapa kata kata formal pun terjadi 'saya-anda'

~Ruang Alam~Where stories live. Discover now