Chap 7.

190 11 3
                                    

Malam itu berkali-kali Taehyung melakukannya, dan seluruhnya pria itu keluarkan dalam dirinya, tanpa pengaman dan penghalang apapun. Jungkook sampai kewalahan mengimbangi tenaga pria itu yang begitu besar.

Taehyung tidak pernah puas, entah di detik ke berapa-namun, yang Jungkook ingat, dirinya sungguh lemas dan lelah. Tenaganya terkuras habis oleh kelakuan pria itu.

"I never stopped. I've loved you from the moment I saw you. I've loved you forever. And always will."

Taehyung harus mengakui bahwa ekspresi Jungkook saat orgasme-karena dirinya-adalah salah satu pemandangan indah yang ingin terus ia lihat. Pemandangan Jungkook terkulai lemas di bawahnya seakan surga dunia yang ingin terus Taehyung rasakan. Perlahan Taehyung menarik tubuhnya keluar dari diri Jungkook. Mengecup bibir lelaki terkasihnya dan turun ke bawah. Juga mencium bagian tubuh Jungkook yang sudah membahagiakan penisnya.

"Did it hurt?" tanya Taehyung sambil berbaring di samping Jungkook. Tangannya menggoda puting Jungkook, memberikan belaian dan sesekali memuntir putingnya.

"Yes," kata Jungkook.

"But..."

"It's good," Taehyung melengkapi kalimat Jungkook. Jungkook mengangguk. Taehyung memeluk Jungkook, mencium sisi kepala Jungkook. Yang dicium hanya memejamkan matanya, merangkul tangan Taehyung yang melingkari tubuhnya. Jungkook berpaling ke sebelah kanan, memandang Taehyung yang sedang tersenyum. Jungkook mendekatkan wajahnya lebih dulu, mencium bibir Taehyung yang selalu membuatnya tergoda dan mampu melemahkan imannya. Taehyung membalas ciuman itu samnbil tangannya meraba bokong Jungkook.

Jungkook mengubah posisinya menjadi duduk. Menarik Taehyung agar melakukan hal yang sama. Taehyung menatap Jungkook sambil menaikkan sebelah alisnya. Jungkook menaikkan sebelah kakinya ke pundak Taehyung sehingga bagian intimnya sekarang terbuka lebar. Sambil menggoda penis Taehyung agar kembali terbangun, Jungkook menggoda Taehyung dengan merangsang dirinya sendiri. Meremas puting sambil menggigit bibirnya. Taehyung menjilat bibirnya sendiri, matanya membelalak. la merasa tidak perlu menunggu lama, aset berharganya sudah siap kembali. Masih dengan posisi sebelah kaki Jungkook di pundaknya.

Taehyung kembali memasukkan penisnya ke dalam rumah kecilnya. Tangan Taehyung memeluk Jungkook agar tidak jatuh. "Ahh ahh hhm," Jungkook mendesah. Posisi ini rupanya menimbulkan gelenyar tambahan dalam diri Jungkook. "Huh," Taehyung juga ikut mendesah. Beberapa saat mereka saling memuaskan satu sama lain. Hingga akhirnya mereka kembali orgasme dan Taehyung menghujani tubuh Jungkook dengan spermanya.

Mereka berdua berbaring di tempat tidur. Jungkook masih berada di atas Taehyung, tangannya masih bertaut dengan tangan Taehyung. "Capek, Sayang?" panggil Taehyung.

"Huh. Tae..." jawab Jungkook.

"Sini," Taehyung menarik Jungkook untuk berbaring di sebelahnya. Jungkook menurut, juga ketika Taehyung memindahkan Jungkook ke atas tubuhnya. Lagi-lagi menggoda Jungkook agar mau dimasukinya lagi. Jungkook merasa hidupnya berantakan.

"Apa aku berat?" Tanya Jungkook tiba-tiba, memecah keheningan diantara mereka, Jungkook menegakkan tubuhnya, kini dia dan Taehyung saling menatap, Taehyung memasang wajah tidak mengerti.

"Aku merasa akhir-akhir ini semakin gemuk. Aku hanya makan dan tidur dirumah." Jungkook mengusap pipinya sendiri. "Kamu yang gemuk itu menggemaskan, saya suka." harus Taehyung akui, Jungkook memang terlihat lebih chuby.

"Aku seharusnya melakukan diet," ucap Jungkook asal.

"Tidak. Kamu tidak boleh berdiet." tegas Taehyung cepat saat mendengar ucapan Jungkook.

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa. Yang pasti saya lebih menyukaimu yang berisi seperti ini." Taehyung segera meraih tengkuk Jungkook, menautkan bibir mereka dan langsung melumatnya kasar. Jungkook awalnya kaget dengan apa yang dilakukan Taehyung, tapi dengan segera dia menyamankan posisinya dan membalas ciuman itu. Membalas tiap pagutan Taehyung, dan dengan senang hati dia membuka mulutnya, mempersilakan lidah Taehyung masuk dan mulai beradu dengan lidahnya.

"Nghhh..." Jungkook mulai melenguh nikmat ditengah aksi ciuman mereka, Taehyung menghisap lidah, bibir atas dan bibir bawahnya bergantian, bahkan Jungkook merasa saliva mengalir diujung bibirnya, tapi dia tidak peduli, Jungkook menikmati ciuman suaminya yang kasar tapi juga lembut dan sangat memabukkan.

Taehyung memikirkan tangan Jungkook dan tangannya dan di mana mereka berada dan bagaimana Jungkook sejauh ini merupakan hal paling penting yang pernah Taehyung sentuh. Taehyung memikirkan diri Jungkook yang lembut dan nyaman, saat kepala Jungkook menjadi berat di pundak Taehyung, lengan Jungkook yang mencari Taehyung, membungkus tubuhnya di sekitar Taehyung di malam hari. Tubuh Jungkook adalah bagian puzzle yang sempurna untuk Taehyung.


▪▪


Matahari pagi sudah bersinar terang. Memasuki cela-cela kamar mereka. Para insan di dunia sudah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Tapi pasangan itu masih belum terjaga dari tidurnya. Keduanya tampak sangat nyenyak. Posisi saling memeluk seperti semakin menambah kenikmatan tidur mereka. Ditambah pendingin ruangan mereka dengan suhu begitu rendah seakan tubuh mereka sudah menempel sempurna dan tidak bisa lepas. "Eungh." Desah Jungkook saat merasakan tangan suaminya bergerilya di punggung nya.

"Aku masih mengantuk. Jangan ganggu." Ujar Jungkook dengan suara parau nya.

Taehyung terkekeh pelan mendengar perkataan Jungkook. "Kau ingin kita tidur sampai siang?"

"Kurasa itu bukan ide yang buruk. Taehyung tau aku lelah. Taehyung membuatku harus begadang hingga jam 3 pagi. Jadi aku ingin tidur lebih lama." Jungkook semakin merapatkan pelukannya pada Taehyung.

"Sayang, angel, kamu tidak lapar? Ini sudah jam sebelas. Kita melewatkan sarapan dan sekarang sudah mendekati makan siang. Bangunlah. Kamu bisa melanjutkan tidurmu setelah kita makan." Bujuk Taehyung sambil mengusap lembut kepala belakang Jungkook.

Perlahan Jungkook membuka matanya. "Baiklah. Tapi dibawah sana masih terasa sakit."

"Tak apa, saya akan menggendongmu ke kamar mandi. Ayo mandi." Taehyung menggendong tubuh telanjang Jungkook ke kamar mandi. Pipi Jungkook merah merona saat Taehyung tersenyum nakal sambil menatap tubuh Jungkook yang penuh dengan sisa ciuman Taehyung.

Tubuh Jungkook penuh bekas siksaan mulut Taehyung. Jungkook melihat tatapan mata Taehyung, seakan suaminya itu ingin melahap tubuhnya lagi walaupun malam tadi tenaganya habis hanya untuk Taehyung.

"Jangan melihatnya seperti itu. Kau tampak seperti lelaki tua yang mesum." Omel Jungkook lalu menutup kedua mata Taehyung dengan tangannya.

"Sayang lepaskan. Kita bisa terjatuh jika saya tidak melihat dengan benar."

"Makanya jangan jahil." Jungkook melepaskan tangannya dari mata Taehyung.

"Kau mau berendam? Berendam air hangat bisa mengurangi rasa perihnya." Tawar Taehyung sambil menurunkan tubuh suaminya. Tangan Taehyung memutar keran bathtub, dan air mulai mengalir darisana. Taehyung menuangkan begitu banyak sabun ke dalam bathtub. Sabun kesukaan Jungkook. Sabun stroberi.

Indra penciuman Taehyung bagai tersihir karena wangi khas Jungkook. Walaupun Taehyung sudah beribu-ribu kali mencium wangi itu, tetap saja rasanya memabukkan. Jungkook tak menyangka kalau ternyata Taehyung menyiapkan berbagai macam bunga untuk diletakkan di dalam bathtub. Membuat bathtub selain penuh busa, juga penuh dengan kelopak-kelopak bunga. Merah, merah muda, ungu, putih, kuning, berbagai macam warna lainnya. Jungkook mulai berpikir dalam benaknya, sejak kapan Taehyung menyiapkan ini semua. Perlahan Jungkook mengangkat salah satu kakinya, lalu ia memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam bathtub tersebut. Taehyung melepaskan celana dalamnya, lantas ikut berendam bersama Jungkook.

Taehyung merengkuh dagu Jungkook dengan jari-jari tangannya dan menyangga bagian bawahnya dengan telapak tangan. Kedua tangan Jungkook terangkat dengan maksud menghalau Taehyung, tapi malah mencengkeram bahunya. Selama beberapa saat, Taehyung menunduk, memandangi mata Jungkook yang membelalak dengan sorot takut-takut, kemudian menurunkan wajahnya. Bibir lelaki itu hangat, keras, penuh percaya diri, tapi juga lembut.

Bibir itu mendarat lembut di bibirnya, bergerak sedemikian rupa hingga Jungkook tidak pernah tahu kapan tepatnya bibirnya sendiri membuka menerima belaian halus lidah Taehyung. Jungkook mendengar rintihan puas sewaktu lelaki itu mengambil alih sepenuhnya, tapi tidak menyadari suara itu datang dari dirinya sendiri.

A Thousand Years ✓ TaekookWhere stories live. Discover now