Chap 3.

325 16 4
                                    

Hangatkan aku. Lelehkan aku. Lelehkan aku di bawah tubuhmu. Bawa aku dalam setiap hembusan nafasmu. Dan bawa aku terbang ke langit tertinggi bersamamu. Angkat semua beban dalam hidupku. Malam ini begitu dingin. Genggam tanganku dengan tanganmu. Dekap aku erat-erat. Jangan biarkan aku bernapas.

Semua kata tak terucap itu disampaikan Jungkook dalam setiap tautan bibirnya. Dan ia dapat merasakan Taehyung mendengar semua kata itu. Karena kini mereka tidak dapat berhenti saling menyatukan bibir mereka, lidah mereka, dan merasakan setiap getar di setiap titik sentuhannya.

"Ya, Jungkook," bisik Taehyung sementara bibirnya menyusuri pipi sampai telinga Jungkook yang membara, 

"Kamu bisa." Taehyung membelai telinga Jungkook dengan bibirnya, lalu dengan lidahnya dia menyentuh cuping Jungkook, dengan lembut menyusuri lekukannya, perlahan-lahan menjelajahi setiap celah hingga sekujur tubuh Jungkook gemetar oleh gelombang yang menenangkan. Begitu merasakan tubuh Jungkook gemetar, tangan Taehyung yang memeluknya mengerat, menahan, menopangnya, sementara lidah Taehyung bermain-main di telinga itu. 

Jungkook menginginkan Taehyung. Saat Taehyung merenungkan semua itu, tubuh Jungkook membeku. Sampai akhirnya Taehyung membalas tatapan Jungkook dan berkata, "Kemarilah," dengan parau. Baru setelah itu, Jungkook menghela napas panjang. 

Taehyung meraih Jungkook persis ketika Jungkook melemparkan tubuh ke pelukannya. Rasanya seolah selama ini mereka melawan hal yang tidak bisa dilawan. Ibu jari Taehyung bergerak mengusap pipinya. Jungkook memejamkan matanya meresapi sentuhan Taehyung. Sentuhan berhenti, Jungkook membuka matanya. Pandangan mereka bertemu, Jungkook menangkap senyum tipis dari bibir Taehyung. Perlahan tapi pasti, wajah mereka semakin mendekat.

"Happy graduation, Kim Jungkook. And this is the gift for you."

Bibir mereka bertemu, saling menempel. Jungkook kembali memejamkan matanya saat merasa sapuan lembut di bibirnya. Bibir Jungkook terbuka sedikit, Jungkook merasa lidah Taehyung menelusup masuk ke, dalam mulutnya. Bibir mereka menyatu dengan sempurna, lidah mereka saling membelit, memagut satu sama lain. Tubuh Taehyung semakin merapat ke tubuhnya. Jungkook terhanyut, dia terbuai dengan cumbuan Taehyung di bibirnya.

Bibir mereka bertemu lagi dan lagi, bukan dengan lembut dan merayu, melainkan dengan hasrat lapar. Taehyung membaringkan Jungkook, satu kakinya mengimpit tubuh Jungkook agar tidak bergerak. Jemari Jungkook berlari di rambut Taehyung, cengkeraman Jungkook erat, nyaris putus asa. Detak jantung mereka menyatu, berdetak kencang seperti seorang atlet lari yang berlari jauh sekian ratus meter. Sambil mencium mulai dari rahang sampai leher Jungkook, jari jemari Taehyung bergerak mencoba membuka kemeja Jungkook.

Jungkook melepas pegangan di rambut Taehyung untuk membantu dan begitu dada telanjang mereka bersentuhan, Jungkook mengerang, tubuhnya melengkung naik mendekati tubuh Taehyung. Taehyung sering membayangkan momen seperti ini, tapi semua rencananya lenyap ditelan gairah yang menenggelamkannya. Bukan hanya gairah, karena itu bisa Taehyung atasi.

Tapi ada emosi-emosi lain yang lebih lembut mencuri napasnya. Fakta bahwa lelaki ini adalah Jungkook, Jungkook yang rentan sekaligus tukang menuntut, manis sekaligus sangat menggairahkan. Jungkook memengaruhinya dalam cara yang tidak pernah dilakukan orang mana pun, Jungkook menyihirnya, Jungkook mempermainkan setiap detail pikirannya, dan Taehyung menyukai itu, haus akan keliaran dan kepuasan puncak yang ia rasakan bersama Jungkook.

Jungkook adalah jiwa yang indah dan liar dan dia ditakdirkan untuk dicintai sebagaimana adanya. Tidak ada orang lain yang seperti Jungkook, tidak ada orang yang dapat membuat Taehyung merasakan apa yang dia lakukan, dan itu langka dan indah. Taehyung mencintai Jungkook untuk penampilannya ketika Jungkook melihat bintang malam hari ketika dia pulang setelah seharian bekerja.

Taehyung mencintai Jungkook ketika dia menceritakan kisah indah yang terjadi dalam hidupnya. Taehyung mencintai Jungkook ketika dia duduk di sofa di sebelah Taehyung, menonton pertunjukan favoritnya. Taehyung mencintai Jungkook karena caranya tertawa dengan perutnya yang penuh.  Taehyung mencintai Jungkook untuk pesona indah yang terpancar darinya. Taehyung mencintai Jungkook saat dia mengajak Taehyung bertualang dan menunjukkan tempat-tempat favoritnya.

Taehyung mencintai Jungkook ketika Jungkook menciumnya di depan orang-orang yang sangat ingin dia temui. Taehyung mencintai Jungkook karena Jungkook membuat Taehyung liar. Taehyung mencintai Jungkook untuk setiap bagian dari dirinya karena itulah yang membuat Jungkook luar biasa.

"Cantik. Tidak pernah saya temukan manusia secantik kamu. I fell in love with you over and over again. Every time I see you, you leave me breathless."

Jungkook menatap lekat mata hitam Taehyung yang berkabut. Merasakan denyutan liar di pusat dirinya yang barusan disentuh oleh bibir Taehyung. Pergi dari pelukan pria itu saat ini sama sekali tidak ada dalam pikiran Jungkook. Taehyung sudah menyentuhnya lebih dari yang dibayangkan. Mereka sudah telanjang dan merasakan sentuhan kulit satu sama lain. Ketika Taehyung menerima tatapan hitam pekat dari sepasang mata Jungkook, dia sudah tahu jawabannya. Maka, ketika jemari lentik Jungkook menelusuri dadanya, turun perlahan ke daerah menyempit di bawah pusar, di mana lahar berapi siap meledak, Taehyung menyadari bahwa lelaki itu menginginkannya. Sepasang mata Taehyung terpejam. Dibiarkannya Jungkook mengenal kulit, denyutan, dan kemaskulinan Taehyung. Jungkook tanpa ragu mengeksplor diri, menyentuh otot-otot padat Taehyung. 

Jungkook bisa mendengar napas tertahan pria itu saat ibu jarinya menyentuh puting dada Taehyung. Dia menyentuh ragu bukti gairah Taehyung yang keras, tegang, dan panas. Merasa Taehyung hanya diam saja, Jungkook semakin berani. Tidak hanya menyentuh, dia juga mulai membelai dan menggenggam lembut kejantanan Taehyung. Didengarnya geraman yang terbit dari tenggorokan Taehyung. "Arh…"

Pria itu masih tidak bergerak. Hanya saja, Jungkook merasakan, denyut pusat diri Taehyung semakin cepat. Tangan Taehyung menangkup tengkuknya, membelainya penuh hasrat. Lalu Taehyung mulai melancarkan ciuman memabukkan menyusuri leher hingga ke bahu Jungkook. Napas Taehyung yang hangat menyapu rambutnya, diikuti bisikannya teramat lembut saat bibir Taehyung mulai menelusuri kembali jalan menuju telinga Jungkook.

"Jangan takut, saya akan berhenti kapan pun kamu mau." Terpenjara oleh pelukan Taehyung yang erat, teryakinkan oleh janjinya, dan tergoda oleh bibir serta belaian tangannya, Jungkook merapatkan diri pada Taehyung. Perlahan-lahan memasuki lembah gelap penuh gairah yang sengaja diciptakan Taehyung untuk mereka lalui. Taehyung menyapukan bibirnya di pipi Jungkook dengan penuh gairah.

[]

A Thousand Years ✓ TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang