Part 5

571 85 9
                                    



That person who enter your life out of nowhere, and suddenly means the world to you 


Gulf memasuki apartemennya, tadi saat di kantor James, sekretaris Mew menghampirnya dan memberikan Gulf sebuah kunci dengan gantungan hitam di ujungnya. "Apa ini ?" Tanya Gulf. "Kunci apartemen, Fasilitas dari kantor, Sir." Ucap James singkat. "Tapi, kenapa anda yang memberikan?" tanya Gulf bingung. "Selain sekretaris Tuan Muda, saya berada di bagian fasilitas." Ucap James berbohong. "Ini alamatnya, dan barang-barang anda dari mansion Tuan Muda sudah kami pindahkan ke sini." Ucap James lagi. "Terimakasih, maaf merepotkan." Ujar Gulf sambil menerima kunci pemberian James.

Gulf menjatuhkan dirinya di atas tempat tidurnya, apartemennya tidak jauh dari kantor. Hanya 10 menit dengan menggunakan Bus. Tidak terlalu besar, tipe studio dengan satu kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Di dominasi oleh warna hitam dan abu-abu. Tas yang ia tinggalkan di rumah Mew sudah berada di apartemennya, ditambah dengan beberapa tas kertas berisikan bahan makanan dan ada satu tas kertas yang menarik perhatian Gulf, tas berwarna hitam mengkilat. Gulf melihat kedalamnya dan betapa terkejutnya ia, saat melihat ada beberapa helai kemeja dan celana katun dengan berbagai macam warna. "Ini tidak mungkin fasilitas kantor kan." Gumam Gulf dalam hati. Dan Gulf menemukan secarik kertas 

"Selamat bekerja, semoga kau suka. - M.S - "

Gulf merasakan wajahnya menghangat, sudah dapat dipastikan jika wajahnya kali ini memerah. Ia tidak pernah mendapatkan perhatian seperti ini dari orang lain, dan Mew orang pertama yang melakukannya. 

Suara bel apartemennya membuyarkan lamunannya. "Siapa yang datang." Pikirnya, karena Gulf hampir tidak mengenal siapapun di Bangkok. Gulf membuka pintu apartemennya dan betapa kagetnya ia, melihat Mew berdiri di hadapannya. Masih dengan setelan kantor, tapi jasnya sudah ia lepas menyisakan kemeja putih yang Mew gulung sampai ke siku. Gulf menatap tak percaya siapa yang sedang berdiri di ambang pintu apartemennya.

..............................................................................................................

"Hai." Ucap Mew begitu pintu apartemen di depannya terbuka. Mew melihat Gulf masih mengenakan pakaian kerjanya tadi. Mew melihat wajah kaget Gulf, dan entah kenapa itu tampak menggemaskan untuk Mew. "Aku boleh masuk ?" Tanya Mew sambil tersenyum. "Ah maaf, silahkan masuk." Ucap Gulf sambil tersenyum kikuk.

"Bagiamana hari pertama mu bekerja ?" Ucap Mew begitu memasuki apartemen Gulf. "Baik." Ucap Gulf singkat. "Silahkan duduk." Ucap Gulf lagi sambil berusaha menghilangkan rasa gugupnya. Saat Mew melewatinya tadi, campuran aroma musk  dan sandal wood menyeruak memenuhi indra penciuman Gulf. Aroma parfum Mew malah memperparah rasa gugup Gulf.

 Mew manjatuhkan dirinya di sofa apartemen Gulf sambil memperhatikan sekitar. James memberikan apartemen yang cukup baik untuk Gulf tempati, pikirnya. "Terimakasih atas hadiah mu." Ucap Gulf memecah keheningan diantara mereka berdua. "Oh, kau suka ?" Tanya Mew lagi. "Suka." Ucap Gulf sambil tersenyum. Mew mematung sesaat melihat Gulf tersenyum, dari awal mereka bertemu, ini kali pertama Mew melihat Gulf tersenyum. "Syukurlah jika kau suka." Ucap Mew lagi. "Mau minum apa ?" Tanya Gulf kemudian, "Apa saja." Ujar Mew lagi. "Baiklah, tunggu sebentar." Ujar Gulf sambil beranjak menuju dapur. Gulf menghela nafasnya panjang, ia berusaha menyibukan dirinya sebentar di dapur sambil mencar-cari apa yang bisa ia buat untuk Mew. Ia berusaha menghilangkan debaran di jantungnya.

Tak berapa lama Gulf kembali dengan dua mug di kedua tangannya. "Semoga kau suka." Ucap Gulf sambil meletakan mug berisikan coklat panas dengan beberapa marshmallow diatasnya."Bahan makanan ini juga dari mu?" tanya Gulf. "Bukan, Dari James." Ucap Mew sambil menyesap coklat panasnya. "Sama saja." Ujar Gulf lagi sambil tertawa kecil. 

Mew berhenti seketika sambil memperhatikan coklat panas ditangannya. "Kenapa ? Tidak enak ya ?" Tanya Gulf panik. "Rasanya sama." Ucap Mew, Gulf menatap Mew bingung. "Rasanya sama dengan yang suka almarhum Ibu ku buatkan." Ucap Mew sambil sedikit menerawang. Gulf menatap Mew dengan pandangan yang lembut. "Datanglah lagi jika kau merindukan Ibu mu." Ujar Gulf. "Terimakasih." Ucap Mew sambil tersenyum tulus. 

..................................................................................................................

"Ceritakan tentang mu." Ujar Mew sambil menatap Gulf. "Tentang ku? tidak ada yang spesial." Ujar Gulf lagi. "Tidak apa, aku siap mendengarkan." Ucap Mew lagi. "Hemm, orang tua ku meninggal di usia ku yang mungkin belum genap 10 tahun, kecelakaan. Hanya aku yang selamat. Aku terbangun dengan tubuh kaku di rumah sakit, semua orang berlalu lalang disekitarku, dengan suara ambulance yang memekakan telinga." Ucap Gulf sambil sedikit gemetar, kejadian masa lalunya kembali teringat di kepalanya. "Maaf, jangan diteruskan." Ucap Mew sambil menggeser duduknya untuk lebih mendekati Gulf. "Tidak apa." Ucap Gulf lagi. "Aku baik-baik saja." Ucap Gulf lagi. "Jadi, karena itu kau takut suara ambulance ?" Tanya Mew lagi. "Mungkin bukan takut, hanya saja saat aku mendengar suara ambulance semua kejadian itu berputar kembali dikepala. Dan membuat ku kehilangan kesadaran." Ucap Gulf. 

"Aku akan membantu mu." Ucap Mew sambil menggengam lembut lengan Gulf. Gulf sedikit terkejut dengan sentuhan Mew ditangannya, tapi entah kenapa Gulf enggan untuk melepasnya

 "Aku akan pastikan, kau tidak akan lagi ketakutan mendengar suara ambulance, kau mau kan?" Ujar Mew, sambil menatap lembut Gulf. "Tidak perlu, aku bisa mengatasinya sendiri." Ucap Gulf sambil tetap membiarkan Mew menggenggam tangannya. "Tapi aku khawatir, apalagi saat harus membiarkan mu sendirian." Ucap Mew jujur. Gulf memandang Mew "Kenapa ?" tanya Gulf lagi. "Kenapa apa ?" Ujar Mew. "Kenapa kau khawatir?" Ujar Gulf lagi. Mew terdiam sesaat, berpikir sejenak. "Hem, tanpa sengaja saat kau masih berada di mansion ku, aku mendapati dirimu bermimpi buruk, dengan peluh membasahi hampir seluruh tubuh mu. Saat itu, aku hanya ingin dirimu aman dan tak pernah lagi bermimpi buruk." Ucap Mew sambil menatap Gulf.

Gulf terpaku mendengar jawaban Mew barusan. "Terimakasih, ini kali pertama ada seseorang yang begitu perhatian pada ku." Ucap Gulf lagi, entah dorongan dari mana Mew memajukan tubuhnya dan menyentuh lembut wajah Gulf. "Ceritakan semua pada ku sedih mu, gelisah mu, ketakutan mu semuanya. Aku siap mendengarkan." Ucap Mew sambil memajukan wajahnya untuk kemudia mencium lembut bibir Gulf.

.....................................................................................


To Be Continue


With Love,

E.

Something About YouWhere stories live. Discover now