Part 7

690 96 26
                                    



the worst feeling is when you don't want to give up on someone but you know you have to


Gulf menertawakan dirinya sendiri, sejenak tadi ia merasa luar biasa bahagia. Hingga ia lupa bahwa ia masih harus berpijak ditanah. Gulf sudah merasakan patah hati, padahal ia bahkan belum memulai apa-apa. "Bodoh." pikirnya lagi. Gulf mengusap air mata yang dengan tidak tahu malunya turun membasahi pipi, ia menghela nafas untuk selanjutnya berpura-pura bahwa dirinya baik-baik saja.

................................................

"Apa-apaan ini James ?" Tanya Mew begitu melihat email di mailbox nya. "Maaf Sir, saya juga baru tahu." Ucap James sambil mengecek tablet di tangannya. "Mungkin ini rencana Tuan Besar." Ujar James lagi. Mew tidak tahan lagi, ayahnya sudah kelewatan. Mengadakan acara pertunangan tanpa sepengetahuan dan sepertujuan dirinya. "Aku akan bertemu ayah, atur ulang semua jadwal ku hari ini." Ujar Mew sambil menyambar jas dan kunci mobilnya.

Saat Mew membuka pintu ruangannya, Gulf berdiri disana dengan map di tangannya. "Ini laporan yang anda minta Sir." Ucap Gulf datar nyaris tanpa emosi. "Oh, selamat atas pertunangan Anda." Ucap Gulf lagi. Mew terdiam sesaat mendengar ucapan Gulf barusan. Mew tahu, Gulf mungkin merasa dipermainkan. "Ini tidak seperti yang kau pikir." Ucap Mew sambil mencoba menyentuh lengan Gulf, namun Gulf mundur beberapa langkah. "Jika sudah tidak ada lagi yang anda perlukan, saya mohon diri." Ucap Gulf lagi. Gulf melangkah pergi meninggalkan Mew. 

..................................................

Mew memasuki rumahnya, rumah yang selalu menyisakan kenangan menyakitkan. Rumah besar namun hampa. Kosong. "Ayah dimana ?" Tanya Mew begitu memasuki ruang utama rumahnya. "Di ruang kerja Tuan." Ucap salah satu pelayanan dirumahnya. Tanpa pikir panjang Mew melangkahkan kakinya menuju ruang kerja ayahnya. 

Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, Mew membuka pintu besar dihadapannya. Ia mendapati ayahnya sedang berbicara dengan Tul, sekretarisnya. Ayahnya hanya menatap, sambil berkata "Baguslah kau datang, malam ini kau tidak usah pulang ke rumah mu." Ucap Ayahnya lagi. "Omong kosong apa lagi yang Ayah lakukan sekarang?" Ujar Mew. "Itu pertanyaan ku untuk mu!" Ucap Tuan Tan murka. "Kau tahu aku tidak sama dengan yang lainnya, kau tahu aku berbeda. Kau tahu jika semua ini tidak akan berhasil untuk ku." Ucap Mew lagi. "Kau anak laki-laki ku satu-satunya. kau penerus keluarga ini. Tidak akan ku biarkan kau melakukan hal bodoh." Ucap Ayahnya lagi. "Kau tidak bisa memaksakan kehendak mu pada ku, kau tidak bisa mengatur hati ku. Orientasi sexual ku tak akan berpengaruh pada bisnis mu. Karena itu, ku mohon biarkan aku." Aku sudah dan akan selalu lakukan apapun kata mu, asal jangan tentukan pada siapa dan harus seperti apa aku jatuh cinta."   Ucap Mew lagi. "Cukup Kaka saja yang menjadi korban ke egoisan mu." Ucapan Mew barusan membuat Tuan Tan tertegun beberapa saat. "Persiapkan diri mu untuk besok." Ucap Tuan Tan dingin.

............................................................

Gulf memasuki apartemennya, hari ini hidupnya bagaikan roller coaster. Baru saja ia merasakan jatuh cinta, namun ironisnya ia juga harus patah hati disaat yang bersamaan. "Ternyata begini rasanya." Ucapnya lebih pada dirinya sendiri.

Pintu apartemennya diketuk dari luar, Gulf bangkit untuk melihat siapa yang datang. Gulf melihat Mew berdiri di depan pintu apartemennya. Tampak berantakan dengan mata sembab seperti habis menangis. "Ku tahu kau ada di dalam. Jika kau tak mau membukakan pintunya. Ku mohon dengarkan saja aku." Ucap Mew. Gulf bergetar di tempatnya berdiri. Ia berdiri diam mendengarkan Mew berbicara dari luar.

"Kau tahu, aku anak lelaki satu-satunya keluarga ini. Semuanya sudah dipersiapkan untuk ku. Dari awal, aku tidak pernah bisa memutuskan atas keinginan ku sendiri. Bahkan semudah memutuskan jurusan kuliah apa yang akan aku ambil. Semua sudah dipersiapkan. Sampai suatu saat, ku bertemu dengan mu. Anak lelaki yang dengan baik hati hanya menemani ku menangis, menangisi betapa payahnya hidup ku. Ku jatuh hati pada mu, di saat aku sendiri belum tahu cinta itu apa. Aku hanya tahu, bahwa aku ingin terus bertemu dengan mu. Merasakan kebaikan mu sekali lagi." Ucapan Mew berhenti, ketika ia jatuh terduduk di depan pintu apartemen Gulf. "Dan semua yang kurasakan pada mu saat ini, adalah benar adanya. Aku jatuh cinta lagi pada mu tanpa tahu siapa dirimu. Yang aku tahu aku hanya tidak ingin melihat mu ketakutan lagi, aku tidak ingin kau bermimpi buruk lagi. Ku pikir, aku memiliki kekuatan untuk melakukan itu semua untuk mu. Tapi, yang tidak ku sadari bahwa bayang-bayang Ayah ku masih ada disana. Semua atas hidup ku sudah di atur olehnya. Kau tahu, aku selalu menjadi anak baik penurut, aku selalu saja mengikuti apa perkataannya. Tapi, apa boleh untuk sekali ini saja aku mengikuti apa yang aku mau." Ucap Mew sambil memeluk lututnya. "Aku boleh meminta sekotak jus lagi kali ini?" Ucap Mew nyaris tak bersuara.

...............................................................

Gulf membuka pintunya, Mew menatapnya dengan mata berair dan hidung yang memerah. Persis seperti puluhan tahun yang lalu saat pertama kali mereka bertemu. Gulf duduk disamping Mew.

 "Kau tahu, aku ke Bangkok bukan untuk ini. Bukan untuk bertemu dengan mu lalu dengan mudahnya ku jatuh cinta pada mu. Sesungguhnya aku tidak memiliki waktu untuk itu. Begitu banyak hutang yang harus ku bayar, begitu banyak nyawa yang menggantungkan harapannya pada ku. Dan tanpa sadar, aku lelah menjadi harapan semua orang. Lalu kau datang, memberikan ku tempat bersandar. Memberikan ku tempat untuk beristirahat sejenak. Dan saat ini, kenyataan seolah kembali menampar ku. You know, the worst feeling is when you don't want to give up on someone, but you know you have to. Kita harus menghentikan semuanya disini. Biarkan kita melangkah masing-masing. Sebelum semuanya menjadi terlalu sulit untuk kita. Biar cerita masa kecil menjadi sebuah cerita. Terimakasih karena pernah ada disini, pernah memberi ku harapan bahwa aku tidak sendirian. Nanti kau terluka jika kau terus melawan. Kau tahu kita tak punya pilihan lagi. Besok aku akan mengundurkan diri. Terlalu sulit untuk ku jika terus melihat mu. Ku mohon, jangan lagi terluka. Jangan lagi menangis sendirian." Ucap Gulf sambil terisak. Ini kali pertama ia jatuh cinta dan merasakan sakit di waktu yang sama. "Ini." Ujar Gulf sambil menyerahkan sekotak jus pada Mew. "Hadiah terakhir dari ku untuk mu." Ucap Gulf sambil memeluk tubuh Mew erat. 

.............................................................

"Jangan pergi." Ucap Mew lirih di sela pelukannya. "Aku akan berjuang untuk mu." Ucap Mew lagi. Tapi, Gulf hanya menggeleng lemah. "Jangan." Ucap Gulf lirih. "Meski sebentar, ternyata aku mencintai mu segila ini." Ucap Gulf lagi. "Terimakasih." Ucap Gulf sambil menyentuh lembut pipi Mew, menghapus air mata di wajahnya. "Semoga semesta memilki kisah yang lain untuk kita." Ucap Gulf bangkit berdiri, meninggalkan Mew yang masih terduduk di depan pintu apartemen.

........................................................

To Be Continue ......


With Love,

E.

Something About YouWhere stories live. Discover now